25
data  maupun  informasi  teori,  secepat  atau  semudah  mungkin  dan  dapat dipertanggungjawabkan secara akademis Bungin, 2005.
3.6. Interpretasi Data
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  dapat  mengumpulkan  data  melalui  hasil wawancara, observasi dan observasi partisipatif pasif. Semua data yang diperoleh
pada  umumnya  masih  dalam  bentuk  catatan  lapangan,  dokumentasi  resmi  dalam bentuk  foto,  maupun  dalam  bentuk  rekaman.  Setelah  data  tersebut  dibaca,
dipelajari  dan  ditelaah.  Maka  langkah  selanjutnya  adalah  mengadakan  reduksi data dengan cara abstarksi. Abstraksi  merupakan  rangkuman  yang terperinci  dan
merujuk pada inti temuan data dengan cara menelaah pernyataan-pernyataan yang diperlukan  agar  tetap  berada  pada  fokus  penelitian.Setelah  itu  data  tersebut
disusun  dan  dikategorisasikan  serta  diinterpretasikan  secara  kualitatif  sesuai metode penelitian yang telah ditetapkan.
3.7. Keterbatasan Penelitian
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengungkap  bagaimana  fenomena kekerasan simbolik serta menerangkan bagaimana sosialisasi yang dirasakan oleh
“anak itik” di Desa Bogak. Untuk membahas hal tersebut, peneliti menggunakan landasan teori berupa teori kekerasan simbolik dan teori sosialisasi. Memang tidak
dapat dipungkiri bahwa “anak itik” adalah buruh yang bekerja untuk mendapatkan upah  dan  oleh  karenanya,  fenomena  “anak  itik”  dapat  juga  dilihat  dari  sudut
pandang  perburuhan,  khususnya  buruh  anak-anak.  Tetapi  dalam  penelitian  ini,
Universitas Sumatera Utara
26
peneliti  hanya  berfokus  pada  kekerasan  simbolik  dan  sosialisasi  yang  dirasakan oleh “anak itik” saja.
Dalam  pengumpulan  data,  peneliti  mengalami  beberapa  kesulitan.  Untuk dokumentasi,  peneliti  tidak  banyak  mendapatkan  gambar  atau  foto  dari
narasumber.  Hal  tersebut  disebabkan  oleh  narasumber  sendiri  yang  tidak  ingin dirinya  untuk  difoto.  Kemudian  daripada  itu,  penelitian  ini  juga  membutuhkan
penelitian lanjutan agar pembahasan tentang “anak itik” di Desa Bogak semakin kaya  dan  kompleks.  Me
nurut  peneliti,  “anak  itik”  adalah  salah  satu  contoh fenomena  sosial  yang  merupakan  paradox  antara  hukum  positif  dengan  budaya
atau kearifan lokal.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1. Gambaran Tangkahan
1
dan Pelabuhan di Desa Bogak
Kabupaten  Batubara  adalah  salah  satu  kabupaten  yang  ada  di  Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Batubara terletak di tepi pantai Selat Malaka, sekitar
175 km selatan ibu Kota Medan. Batas wilayah utara Kabupaten Batubara adalah Kabupaten  Serdang  Bedagai  dan  Selat  Malaka,  batas  selatan  adalah  Kabupaten
Asahan  dan  Kabupaten  Simalungun,  batas  barat  adalah  Dolok  Batunanggar Kabupaten  Simalungun  dan  Tebing  Tinggi  Kabupaten  Serdang  Bedagai  serta
batas  timur  adalah  Air  Joman  Kabupaten  Asahan  dan  Selat  Malaka http:www.batubarakab.go.id.
Desa  Bogak  merupakan  salah  satu  desa  yang  ada  di  Kecamatan  Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara  yang berbatasan langsung dengan laut Selat Malaka,
sehingga  Desa  Bogak  merupakan  desa  pesisir  dengan  bentangan  laut  sebagai lahan untuk mencari nafkah bagi masyarakat yang tinggal di desa tersebut. Dalam
rangka  mendukung  mata  pencaharian  masyarkat  dari  sektor  laut,  berbagai fasilitas, sarana dan prasarana dibangun untuk keperluan mencari nafkah. Adanya
pasar  untuk  menjual  hasil  laut  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  TPI  Tempat Penampungan Ikan, kemudian ada juga pangkalan berbagai angkutan transportasi
1
Tangkahan adalah pelabuhan kecil yang berada di pinggiran sungai sebagai tempat kapal atau sampan ditambatkan.
Universitas Sumatera Utara