40
Nama : Ariel
Usia : 27 tahun
Pendidikan terakhir : Tamat SD Sekolah Dasar
Penghasilan : Rp 35.000,- sampai Rp 100.000,- perhari
Etnis : Melayu
Pekerjaan : Nelayan
Ariel merupakan anak pertama dari Acim Beel yang bekerja sebagai nelayan di Desa Bogak. Kapal yang dimiliki oleh Ariel adalah kapal berukuran
besar dengan muatan maksimal 15 orang. Sehari-hari, Ariel pergi melaut bersama dengan Anak Buah Kapal dan komando dari “tekong”. Meski memiliki kapal
sendiri, Ariel tetap bekerja dibawah perintah dari “tekong” karena suatu kontrak kerja dimana hasil laut akan dibeli oleh “tekong”.
Selain melaut, Ariel beserta nelayan lainnya mengisi waktu mereka dengan memerbaiki jaring atau alat tangkap mereka yang rusak. Dalam hal ini,
nelayan biasanya tidak bekerja sendirian. Ukuran jaring yang besar membutuhkan tenaga yang banyak untuk memerbaikinya agar cepat selesai. Ariel biasa
menggunakan jasa “anak itik” untuk membantunya dalam hal merajut jaring atau memasang pemberat saja.
4.3.2. Profil informan “anak itik” di Desa Bogak
Nama : Bayu Saputra
Usia : 17 tahun
Pendidikan terakhir : Tamat SD Sekolah Dasar
Universitas Sumatera Utara
41
Penghasilan : Rp 20.000,- perhari
Etnis : Melayu
Pekerjaan : “Anak Itik”
Bayu Saputra adalah salah satu “anak itik” yang bekerja pada Acim Beel. Sehari-hari Bayu Saputra menghabiskan waktunya bersama para nelayan dan
ABK di pelabuhan untuk bekerja. Bayu merasa senang dengan pekerjaannya sebagai “anak itik”. Dengan bermodalkan kejujuran dan kemampuannya dalam
menghidupkan mesin, Acim Beel memekerjakan Bayu sejak dia berusia 7 tahun. Tidak ada pekerjaan sampingan lain yang dikerjakan oleh Bayu selain
menjadi “anak itik”. Bayu dipercaya Acim Beel untuk menjaga kapal miliknya bersama-
sama dengan “anak itik” lainnya yang bekerja di kapal nelayan lain. Bagi Bayu Saputra, pekerjaan “anak itik” adalah pekerjaan yang menyenangkan dan
dapat mendorong cita- citanya untuk menjadi “tekong” ketika dia sudah dewasa
kelak.
Nama : Gunawan Gugun
Usia : 17 tahun
Pendidikan terakhir : Tamat SMP
Penghasilan : Rp 20.000,- perhari
Etnis : Melayu
Pekerjaan : “Anak Itik”
Gunawan atau biasa dipanggil Gugun merupakan salah satu “anak itik”
yang ada di Desa Bogak. Gugun tidak bekerja berpatokan pada satu nelayan saja,
Universitas Sumatera Utara
42
dia bekerja dengan membantu nelayan-nelayan yang ada di pelabuhan. Biasanya Gugun bekerja sebagai tukang suruh bagi nelayan atau siapapun yang ada di
pelabuhan. Gugun sudah bekerja sebagai “anak itik” sejah dia berusia 10 tahun. Keluarga Gugun cukup mampu untuk membiayai pendidikan gugun,
sehingga Gugun merasa tidak perlu untuk bekerja sampai menjaga kapal atau sampan di malam hari seperti yang dikerjakan oleh Bayu. Bagi Gugun, pekerjaan
“anak itik” adalah pekerja yang dapat mendewasakan dirinya. Melalui pekerjaan “anak itik”, Gugun bisa menambah pertemanannya dengan masyarakat yang lebih
luas lagi dan menambah uang saku untuk dirinya sendiri.
Nama : Ipin
Usia : 17 tahun
Pendidikan terakhir : Tamat SD Sekolah Dasar
Penghasilan : Rp 20.000,- perhari
Etnis : Melayu
Pekerjaan : “Anak Itik”
Ipin merupakan anak dari Peem yang bekerja sebagai “anak itik”. Sehari- hari Ipin bekerja di pelabuhan dengan membantu nelayan atau tukang di gudang.
Dengan penghasilan Rp 20.000,- perhari, Ipin merasa mendapatkan banyak kepercayaan diri dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak bekerja.
Keluarga Ipin yang hidup di bawah garis kemiskinan, mengharuskan Ipin untuk putus sekolah dan membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
43
Ipin merupakan anak yang pemalu dan sangat enggan untuk didokumentasikan dalam penelitian. Meskipun demikian, pekerjaannya sebagai
“anak itik” membawanya pada pergaulan yang luas bersama para nelayan dan pekerja lainnya yang ada di pelabuhan.
4.3.4. Profil informan orang tua “anak itik” di Desa Bogak