58
4.6.2. “Anak itik” dalam lingkungan kerja masyarakat pesisir
Pekerja-pekerja yang ada dalam sistem sosial masyarakat Desa Bogak memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Hubungan antara pekerja satu
dengan yang lainnya berjalan dengan baik meskipun tetap ada persaingan. Hal tersebut juga dirasakan oleh anak-
anak yang bekerja sebagai “anak itik”. “Anak itik” diperlakukan sebagaimana mestinya seperti pekerja lainnya.
Dalam lingkunga n kerja, “anak itik” berada pada strata terendah
dikarenakan pengalaman, upah yang diterima serta komposisi usianya. Oleh karena itu, tidak jarang ABK Anak Buah Kapal juga sering meminta tolong
kepada “anak itik” untuk membeli sesuatu atau hanya sekedar orang yang diperintah “disuruh-suruh. Meskipun demikian, hal tersebut dianggap sebagai
hal yang biasa bagi masyarakat Desa Bogak, khususnya anak-anak yang bekerja sebagai “anak itik”.
Sosialisasi “anak itik” di lingkungan kerja merupakan sosialisasi kedua terefektif menurut data lapangan. Hal tersebut ditegaskan oleh orang tua “anak
itik”, yaitu Irwan 60 tahun:
“Memang kalau di rumah, apa-apa diajarkan. Selain itu, “anak itik” ini kan akan banyak lebih tau lagi kalau dia sendiri yang merasakan.”
Wawancara dengan Irwan 60 tahun.
Hal serupa juga dinyatakan oleh mantan “anak itik”, yaitu Erwan 53 tahun:
“Ya namanya keluarga, semua kan diajarkan. Tapi kalau tentang laut, kita lebih bisa memahami ketika kita terjun langsung.” Wawancara dengan
Erwan 53 tahun.
Lingkungan kerja dapat menjadi media sosialisasi efektif kedua setelah keluarga bagi anak-
anak yang bekerja sebagai “anak itik” tentang laut.
Universitas Sumatera Utara
59
Keefektifan tersebut dikarenakan anak- anak yang bekerja sebagai “anak itik” akan
merasakan langsung bagaimana berhadapan dengan laut sebagai bagian dari pekerjaannya. Selain itu, berbagai pembicaraan serta pembelajaran yang diberikan
oleh pekerja lain seperti nelayan, “tekong” dan ABK tidak terlepas dari bagaimana menjadi seorang pelaut yang handal.
4.7. Hak dan Kewajiban “Anak Itik”