µgmL
1 8
IC
50
-
1 4
IC
50
. Efek sinergisme yang didapatkan dari hasil uji
kombinasi dimungkinkan adanya kemampuan kombinasi tersebut untuk mencegah resistensi obat akibat pompa efflux Pgp yang terjadi pada sel kanker
payudara MCF-7. Pencegahan resistensi obat dapat dilakukan dengan penekanan terhadap
aktivasi Pgp dan ekspresinya. Pgp berperan sebagai pompa pengeluaran efflux untuk detoksifikasi senyawa-senyawa yang masuk ke dalam sel Matheny, et al.,
2001. Ekspresi Pgp yang berubah akan menurunkan konsentrasi doksorubisin di dalam sel melalui mekanisme efflux obat dari dalam sel. Akibatnya potensi
sitotoksik doksorubisin pada sel kanker berkurang Wong, et al., 2006. Ekspresi berlebihan dari P-gp, suatu transporter membran plasma yang
mengantarkan agen kemoterapi keluar dari sel, diduga berperan dalam timbulnya resistensi sel kanker terhadap agen kemoterapi Kitagawa, 2005. Flavonoid suatu
senyawa polifenol dilaporkan mampu menghambat P-gp. Mekanismenya antara lain dengan jalan menghambat ikatan antara substrat dengan P-gp dan
menghambat aktivitas ATPase Kitagawa, 2005.
4.8 Uji Kombinasi EEADP-Doksorubisin terhadap sel T47D
Hasil pengujian EEADP terhadap sel T47D diperoleh nilai IC
50
99,404 μgmL sedangkan perlakuan dengan doksorubisin menghasilkan penghambatan
pertumbuhan sel sebesar 50 dengan IC
50
Efikasi kombinasi EEADP dan doksorubisin terhadap pertumbuhan sel T47D dianalisis untuk mengetahui kemungkinan efek kombinasinya, yaitu apakah
sinergis, aditif atau antagonis. Seri kadar EEADP-doksorubisin secara berturut- 1,8 μgmL. Data tersebut
memperlihatkan efikasi EEADP dan doksorubisin sebagai agen tunggal.
Universitas Sumatera Utara
turut adalah 50; 37,5; 25; 12,25 µgmL ekstrak dengan
1 2
;
3 8
;
1 4
;
1 8
IC
50
dan 1; 0,75; 0,5 dan 0,25 µgmL doksorubisin dengan
1 2
;
3 8
;
1 4
;
1 8
IC
50
. Kombinasi doksorubisin dengan ekstrak uji memberikan indeks kombinasi seperti
yang tercantum pada Tabel 4.5. Hasil menunjukkan perlakuan kombinasi ekstrak- doksorubisin memberikan efek sinergis sangat kuat terhadap sel T47D dengan
dosis optimum ekstrak-doksorubisin 12,5 µgmL – 0,25 µgmL
1 8
IC
50
-
1 8
IC
50
Tabel 4.5 Nilai IK doksorubisin dengan EEADP terhadap sel T47D
. Pada pengamatan morfologi sel T47D dapat diamati morfologi sel yang mati akibat perlakuan tunggal ekstrak dan doksorubisin serta kombinasi keduanya.
Hasil indeks kombinasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
EEADP µgmL
Doksorubisin µgmL 1,00
0,75 0,50
0,25 50,0
0,10 0,64
0,22 0,19
37,5 0,72
0,73 0,17
0,15 25,0
0,28 0,09
0,13 0,11
12,5 0,20
0,10 0,08
0,01 Indeks Kombinasi optimal perlakuan kombinasi EEADP dengan doksorubisin
terhadap sel T47D. Dihitung menggunakan persamaan Notabartolo sesuai metodologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi EEADP doksorubisin mampu memberikan efek sinergis sangat kuat IK 0,1 pada sel T47D dengan
konsentrasi kombinasi optimum EEADP-doksorubisin sebesar 12,5 µgmL – 0,25 µgmL
1 8
IC
50
-
1 8
IC
50
Meskipun doksorubisin digunakan secara luas untuk terapi berbagai jenis kanker namun penggunaannya dalam klinik dibatasi oleh timbulnya efek samping
Tyagi, et al., 2004. Efek samping yang timbul segera setelah pengobatan dengan doksorubisin adalah mual, imunosupresi dan aritmia yang sifatnya reversibel serta
dapat dikontrol dengan obat-obat lain. Efek samping yang paling serius akibat
.
Universitas Sumatera Utara
pengobatan dengan doksorubisin dalam jangka waktu yang lama adalah cardiomyopathy yang diikuti dengan gagal jantung Singal dan Iliskovic, 1998.
Mekanisme yang memperantarai toksisitas kardiak tersebut diduga disebabkan oleh terbentuknya spesies oksigen reaktif, meningkatnya kadar anion superoksida
dan pengurasan ATP yang kemudian menyebabkan perlukaan jaringan kardiak. Berdasarkan hasil penelitian restrospektif diketahui bahwa toksisitas kardiak
akibat pemberian doksorubisin merupakan efek samping sesuai dosis Wattanapitayakul, et al., 2005. Melalui penelitian ini tampak bahwa EEADP
sinergis dengan doksorubisin IK 1, sehingga diharapkan aplikasi EEADP sebagai ko-kemoterapi dan mampu menurunkan dosis doksorubisin yang dalam
terapi kanker payudara selain toksis terhadap jaringan normal doksorubisin juga diketahui mampu menyebabkan timbulnya resistensi sel tumor terhadap obat.
Berbagai mekanisme yang memperantarainya adalah inaktivasi obat, pengeluaran obat oleh pompa pada membran sel, mutasi pada target obat serta kegagalan
inisiasi apoptosis Davis, et al., 2003, Notorbartolo, et al., 2005.
4.9 Uji Penghambatan Siklus Sel Terhadap Sel MCF-7