dari FeCl
3
Flavonoid adalah senyawa senyawa fenil yang tersubstitusi derivat benzopyran yang terdiri dari kerangka dasar C15 C6-C3-C6. Beberapa tanaman
yang mengandung turunan flavonoid, telah digunakan sebagai pencegahan penyakit dan agen terapeutik pada pengobatan tradisional di Asia selama ribuan
tahun, diantaranya sebagai antikanker Huang, et al., 1999. Keberadaan flavonoid pada EEADP menunjukkan kemungkinan pada ekstrak tersebut memiliki efek
antikanker. Ditemukan adanya senyawa apigenin pada daun poguntano, apigenin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki efek yang baik sebagai antikanker
Long, et al., 2008. Triterpenoidsteroid adalah senyawa yang memiliki aktifitas antitumor yang tinggi yang telah diuji melalui kemampuan untuk memblok
nuclear factor-kappa B, menginduksi apoptosis, mengaktifkan transkripsi dan angiogenesis Petronelli, et al., 2009.
dengan gugus hidroksi dari tanin membentuk struktur kelat. Peningkatan jumlah gugus hidroksil bebas akan meningkatkan warna biru.
4.4 Ekstraksi
Ekstraksi serbuk simplisia dilakukan secara maserasi bertingkat dimulai dari pelarut non polar hingga pelarut polar n-heksana-etil asetat-etanol.
Pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan senyawa kimia yang terdapat pada daun poguntano berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa polar akan larut
didalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Hasil ekstraksi dari 1 kg serbuk simplisia daun poguntano SDP diperoleh
ekstrak n-heksana ENDP sebanyak 33,234 g, ekstrak etil asetat EEADP 34,104 g dan ekstrak etanol EEDP 47,765 g. Penggunaan pelarut n-heksana untuk
menarik senyawa kimia non polar, seperti triterpenoid dan steroid bebas. Pelarut
Universitas Sumatera Utara
etil asetat digunakan agar senyawa kimia yang bersifat semipolar dan agak polar tersari di dalamnya, seperti flavonoid, glikosida, saponin, antrakuinon glikosida
dan tanin. Pelarut etanol untuk menarik senyawa yang bersifat polar seperti glikosida dan saponin.
Flavonoid secara umum larut pada pelarut semipolar seperti etilasetat. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih
mudah larut dalam air. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol yang termetoksilasi cenderung lebih mudah
larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform. EEADP yang diperoleh dilakukan uji sitotoksik terhadap sel MCF-7, sel T47D dan sel Vero.
4.5 Uji Sitotoksik EEADP Terhadap Sel MCF-7 Dan Sel T47D
Metode MTT [3-4,5-dimetiltiazol-2-il-2,5-difenil tetrazolium bromida] adalah salah satu uji sitotoksisitas yang bersifat kuantitatif. Uji ini berdasarkan
pengukuran intensitas warna kolorimetri yang terjadi sebagai hasil metabolisme suatu substrat oleh sel hidup menjadi produk berwarna. Pada uji ini digunakan
garam MTT. Garam ini akan terlibat pada kerja enzim dehidrogenase. MTT akan direduksi menjadi formazan oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium, yang
termasuk dalam mitokondria dari sel hidup Kupcsick, 2011. Perlakuan EEADP dengan seri kadar 15,625 µgmL; 31,25 µgmL; 62,5
µgmL; 125 µgmL dan 250 µgmL menunjukkan adanya korelasi antara konsentrasi larutan uji dengan efek toksik yang ditimbulkan. Hasil pengujian
sitotoksik EEADP terhadap sel MCF-7 memberikan nilai IC
50
120,312 µgmL untuk EEADP dan hasil pengujian sitotoksik EEADP terhadap sel T47D
memberikan nilai IC
50
99,404 µgmL. Ekstrak dinyatakan poten jika
Universitas Sumatera Utara
mempunyai nilai IC
50
kurang dari 500 µgmL Machana, et al., 2011. Dari hasil pengujian dan perhitungan nilai IC
50
EEADP terhadap sel MCF-7 dan sel T47D, diperoleh hasil IC
50
Sel MCF-7 adalah sel kanker payudara yang tergolong resisten terhadap obat kemoterapi seperti doksorubisin dibandingkan dengan sel T47D. Hal ini
disebabkan karena pada sel MCF-7, Pgp diekspresikan tinggi sehingga sensitivitas sel terhadap agen kemoterapi doksorubisin rendah Wong, et al., 2006.
Kombinasi EEADP dengan doksorubisin diharapkan dapat meningkatkan sensitivitas sel MCF-7 dan aktivitas sitotoksik doksorubisin serta dapat
menurunkan dosis doksorubisin pada pengobatan sehingga dapat mengurangi efek samping doksorubisin.
Sel T47D sering digunakan dalam penelitian kanker secara in vitro karena mudah penanganannya, memiliki kemampuan replikasi yang tidak terbatas atau
cepat pertumbuhannya. Selain itu memiliki homogenitas yang tinggi dan mudah diganti sel baru yang telah dibekukan jika terjadi kontaminasi. Kombinasi EEADP
dengan doksorubisin diharapkan dapat menurunkan dosis doksorubisin pada pengobatan dan dapat mengurangi efek samping doksorubisin.
di bawah 500 µgmL. Ekstrak ini dapat menjadi agen ko- kemopreventif, sebagai terapi tambahan yang dikombinasikan dengan obat kanker
modern seperti doksorubisin.
Hasil uji sitotoksik doksorubisin adalah 7,8 μgmL terhadap sel MCF-7 dan
1,8 μgmL terhadap sel T47D. Kombinasi doksorubisin dan EEADP diharapkan dapat memberikan hasil yang sinergis sehingga dapat dikembangkan sebagai obat
antikanker.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Indeks Selektivitas