Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu maka originalitas dari penelitian ini diadopsi dari penelitian Premananto dan Madyan 2004. Perbedaanya adalah
pada penelitian sekarang dilaksanakan pada periode 2011 – 2014 karena dianggap
kondisi pasar cukup stabil dimana tidak terjadi gejolak moneter baik secara lokal
maupun global sehingga pengukuran CAPM dan APT cukup baik. Hasil penelitian
terdahulu belum dapat dijadikan dasar yang kuat dikarenakan sampel yang digunakan masih sedikit dan periode penelitian juga dianggap masih belum
menggambarkan kondisi pasar yang efesien dimana penelitian dilakukan pada periode krisis, sedangkan asumsi CAPM maupun APT beranggapan kondisi pasar
dalam kondisi yang efesien. Atas dasar itulah maka penelitian yang sekarang ingin membuktikan lagi dari hasil penelitian terdahulu dengan menambah sampel
penelitian dan periode yang digunakan dianggap cukup stabil.
3.3 Kerangka Konseptual
Pengujian terhadap kedua model CAPM dan APT dilakukan melalui analisis uji beda. Dalam hal ini kinerja saham dari pendekatan Capital Asset Pricing Model
CAPM akan dibandingkan dengan kinerja saham dari pendekatan Arbitrage Pricing Theory APT. Evaluasi kinerja saham ini diharapkan akan menjawab
sejauh manakah saham yang telah dibeli oleh investor mampu memberikan tingkat pengembalian yang memuaskan investor.
Komponen dari metode CAPM adalah premi pasar Rm-Rf yang terdiri dari imbalan pasar Rm dan premi bebas risiko Rf. Berdasarkan konsep APT pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian Ario yang berkesimpulan bahwa perubahan inflasi, perubahan suku bunga BI rate, dan perubahan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap imbalan
saham maka pada penelitian ini untuk konsep APT terdiri dari faktor - faktor makro, yaitu perubahan inflasi, perubahan tingkat suku binga BI rate, perubahan nilai tukar
atau kurs. Berikut ini skema gambar kerangka konseptual sebagai berikut :
H1 H3
H2
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Ada dua macam model yang yang populer yang dapat digunakan dalam memrediksi imbalan saham return saham yang diharapkan. Kedua model ini
CAPM
APT Return Individu Ri
Resiko Individu α
Resiko Sistematis β
Return Bebas Resiko Rf
Return Pasar RM
Universitas Sumatera Utara
populer karena kemudahan dalam aplikasi serta asumsi yang mendasari kedua model ini. Kedua model ini adalah capital asset pricing model CAPM dan
arbitrage pricing theory APT. Kedua model ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli manajemen keuangan tentang ketepatan model tersebut dalam
memprediksi tingkat pendapatan suatu saham. Model capital asset pricing model CAPM diperkenalkan oleh Treynor,
Sharpe, Lientner dan Mossin pada tahun 1960an. Model ini mengasumsikan bahwa imbalan saham dipengaruhi oleh satu faktor, yaitu premi risiko pasar. Model ini
didasarkan pada adanya anggapan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan return dari suatu saham adalah sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko
plus premi risiko yang hanya tinggal mencerminkan risiko yang tersisa setelah dilakukan diversifikasi. CAPM mempunyai akurasi yang tinggi sebagai alat
pemrediksi return saham satu tahun ke depan, tetapi tidak valid jika data yang digunakan pada saat pasar berada dalam gejolak yang tinggi.
Model arbitrage pricing theoryl APT dikemukakan oleh Stephen Ross, Jika CAPM memerlukan banyak asumsi maka sebaliknya APT lebih sedikit asumsi.
Asumsi utama dari APT adalah setiap investor, yang memiliki peluang untuk meningkatkan return portofolionya tanpa meningkatkan risikonya, akan
memanfaatkan peluang tersebut. Pada model APT faktor – faktor makro ekonomi
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang turut diperhitungkan dalam memprediksi return saham.
3.4 Hipotesis