Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kredit

sejak semula dan tidak mengikat para pihak yang membuat perjanjian atau biasa disebut dengan batal demi hukum null and void. Akibat batal demi hukumnya perjanjian, maka salah satu pihak tidak dapat mengajukan tuntutan melalui pengadilan untuk meminta pemenuhan prestasi dari pihak lain. Hal tersebut disebabkan perjanjian itu tidak melahirkan hak dan kewajiban yang mempunyai akibat hukum. Dengan demikian, untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi keempat syarat tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Apabila syarat subjektif tidak dipenuhi maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan dan apabila syarat objektif tidak dipenuhi maka perjanjian tersebut akan batal demi hukum. Menurut Munir Fuady syarat sahnya perjanjian kredit adalah : a. Adanya kesepakatan antara debitur dengan kreditur yang disebut dengan perjanjian kredit. b. Adanya para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur. c. Adanya kesanggupan atau janji untuk membayar hutang. d. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah uang. e. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit dengan pembayaran kredit. 25

D. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kredit

Hubungan hukum antara bank dan nasabah diatur dalam perjanjian, berarti para pihak dalam hal ini bank sebagai suatu badan usaha dan nasabah baik perorangan maupun badan usaha mempunyai hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam hukum perjanjian dijamin oleh undang-undang. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang seharusnya diterima atau 25 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2002, hal.111. Universitas Sumatera Utara dilaksanakan atas suatu objek yang diperjanjikan. Objek perjanjian dalam hukum perikatan merupakan sesuatu yang menjadi tujuan para pihak. Adapun hak kewajiban debitur dan kreditur dalam perjanjian kredit meliputi: Bank mempunyai kewajiban untuk : 1. Menjamin kerahasiaan identitas nasabah beserta dengan dana yang disimpan pada bank kecuali kalau peraturan perundang- undangan menentukan lain. 2. Menyerahkan dana kepada nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 3. Membayar bunga simpanan sesuai dengan perjanjian. 4. Mengganti kedudukan debitur dalam hal nasabah tidak mampu melaksanakan kewajibannya kepada pihak ketiga. 5. Melakukan pembayaran kepada eksportir dalam hal digunakan fasilitas Letter of Credit, sepanjang persyaratan untuk itu telah dipenuhi. 6. Memberikan laporan kepada nasabah terhadap perkembangan simpanan dananya di bank. 26 Bank berhak untuk : 1. Mendapatkan provisi terhadap layanan jasa yang diberikan kepada nasabah. 2. Menolak pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan yang telah disepakati bersama. 3. Melelang agunan dalam hal nasabah tidak mampu melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan akad kedit yang telah ditandatangani kedua belah pihak. 4. Pemutusan rekening nasabah. 5. Mendapatkan buku cek, bilyet, giro, buku tabungan, kartu kredit dalam hal terjadi penutupan rekening. 27 Debitur berhak untuk : 1. Mendapatkan layanan jasa yang diberikan oleh bank. Contohnya fasilitas kartu ATM. 2. Mendapatkan laporan atas transaksi yang dilakukan melalui bank. 3. Menuntut bank dalam hal terjadi pembocoran rahasia nasabah. 4. Mendapatkan agunan kembali bila pinjaman kredit telah lunas. 5. Mendapat sisa uang pelelangan dalam hal agunan dijual untuk melunasi kredit yang tidak terbayar. 28 26 Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan , Mandar Maju, Bandung, 2000, hal. 63 27 Ibid, hal. 64 28 Ibid Universitas Sumatera Utara Debitur mempuyai kewajiban untuk : 1. Mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan oleh bank sesuai dengan layanan jasa yang diinginkan calon nasabah. 2. Melengkapi persyaratan yang ditentukan oleh bank. 3. Menyetor dana awal yang ditentukan oleh bank. 4. Membayar provisi yang ditentukan oleh bank. 5. Menyerahkan buku cekgiro bilyet tabungan. 29 Di dalam Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 6 juga menyebutkan hak-hak dari bank sebagai pelaku usaha, yaitu: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. memberikan kredit c. menerbitkan surat pengakuan hutang d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga h. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek i. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia j. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga disebutkan, antara lain : a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan 29 Ibid Universitas Sumatera Utara efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. Terdapat pula hak spesifik bank, khususnya nasabah penabung dalam konteks perlindungan nasabah, yakni : a. Kepada nasabah yang ingin melakukan pembukaan rekening, yaitu bank berhak mengetahui identitas dan latar belakang nasabah tersebut sesuai dengan prinsip Know Your Customer KYC. b. Dalam kredit, bank tersebut mendapat kembali uang yang dipinjamkan kepada nasabah dan hasil keuntungan yang diperoleh oleh debitur. 30 Sedangkan menurut Samsudin, kewajiban dari bank terhadap nasabah terdiri dari beberapa aspek, yaitu : a. Kewajiban bank untuk tetap menjaga rahasia keuangan nasabah penyimpan dana. Salah satu kewajiban yang timbul dari hubungan antara bank dan nasabah adalah kewajiban bank untuk merahasiakan segala transaksi yang terjadi antara bank dan nasabah penyimpan dana. Bentuk hubungan transaksi ini wajib dirahasiakan oleh bank kepada pihak manapun, kecuali dalam hal- hal tertentu, yaitu : 1 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan 2 Dalam rangka kepentingan perpajakan 3 Dalam rangka kepentingan peradilan dalam perkara pidana 4 Dalam rangka kepentingan perkara perdata antara bank dan nasabah 5 Dalam rangka tukar-menukar informasi antar bank b. Kewajiban untuk mengamankan dana nasabah. Dalam kaitannya dengan tanggung jawab mengamankan uang nasabah, sebenarnya Indonesia telah memiliki PP No. 34 Tahun 1973 tentang Jaminan Simpanan Uang pada Bank. Dalam salah satu diktumnya disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan meningkatkan penyimpanan 30 Lukman Santoso Az, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank , Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hal. 98-99 Universitas Sumatera Utara dana dari masyarakat perlu mengadakan suatu jaminan simpanan uang pada bank Asuransi Deposito. Hanya saja PP No. 34 Tahun 1973 ini tidak berjalan sampai saat ini. c. Kewajiban bank untuk menerima sejumlah uang dari nasabah. Sesuai dengan fungsi utama perbankan sebagai penghimpun dana masyarakat, maka bank berkewajiban untuk menerima uang dari sejumlah nasabah atas produk perbankan yang dipilih, seperti tabungan dan deposito yang selanjutnya bank akan menyalurkan ke dalam produk perbankan yang lain, misalnya pemberian kredit. d. Kewajiban untuk melaporkan kegiatan perbankan secara transparan kepada masyarakat. Kewajiban yang dimaksud adalah bahwa bank wajib melakukan kegiatan yang dilakukan selama kurun waktu tertentu dalam bentuk neraca rugilaba dan laporan keuangan yang wajib dimuat dalam media massa setiap 3 bulan. e. Kewajiban bank untuk mengetahui secara mendalam nasabahnya. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban ini adalah bank wajib meminta keterangan bukti dari diri nasabah yang bertujuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari apabila seseorang akan mengambil atau menarik uangnya dari bank yang bersangkutan. 31 Hak dan kewajiban para pihak yang telah tertulis dalam perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak tersebut harus dipenuhi, hak dan kewajiban setiap para pihak merupakan klausula-klausula yang diterapkan dalam perjanjian yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, dan itu akan menjadi dasar hukum bagi mereka yang menyepakatinya. 31 Ibid, hal. 100 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang