Bank secara berkala akan tetap melaksanakan monitoring terhadap perkembangan usaha debitur yang dibiayai untuk memastikan bahwa debitur akan mampu
menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara debitur dengan bank.
C. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi pada Perbankan
Asuransi dalam bahasa belanda disebut verzekering recht dan dalam istilah bahasa inggris disebut insurance law. Dalam hukum asuransi, kita mengenal
bermacam-macam istilah. Peransuransian adalah istilah hukum legal term yang dipakai dalam perundang-undangan dan perusahaan peransuransian. Istilah
peransuransian berasal dari kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan
kerugian.
47
“ Alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit yang terbuka terhadap resiko sehingga kerugian-kerugian
individu mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian, kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang bergabung itu”.
Menurut Mehr dan Cammack, mendefinisikan asuransi sebagai :
48
Menurut Willett, mendefinisikan asuransi sebagai alat sosial untuk menumpukkan dana guna mengatasi kerugian modal yang tak tentu yang
dilaksanakan melalui pemindahan resiko dari banyak individu kepada seorang atau kelompok orang.
49
47
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 5.
48
H. R. Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hal. 398.
49
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Menurut Abbas Salim, bahwa asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian kerugian kecil sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti
subsitusi kerugian-kerugian besar yang belum pasti.
50
Menurut Wirjono Prodjodikoro, asuransi sebagai suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima
sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas
51
Definisi asuransi bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis dan sosial.
52
50
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 1
51
Tuti Rastuti, Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hal. 2
52
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hal. 2
Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan
memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan finansial. Dari sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu
kontrak perjanjian pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha
utamanya menerima jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko diantara sejumlah besar nasabahnya.
Sedangkan dari pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-
anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian asuransi sebagaimana tercantum di dalam Buku Kesatu Bab IX Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD adalah : “ Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima uang premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan diderita karena suatu
peristiwa yang tak tentu”. Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Peransuransian
Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: 1.
memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak
pasti atau 2.
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat
besarnya telah ditetapkan danatau didasarkan pada hasil pengelolaan dana”. Dari pengertian-pengertian yang diberikan tentang asuransi tersebut di atas
diketahui juga bahwa inti dari tujuan suatu asuransi adalah mengalihkan risiko dari tertanggung yang mempunyai kepentingan terhadap obyek asuransi kepada
penanggung yang timbul sebagai akibat adanya ancaman bahaya terhadap harta kekayaan atau terhadap jiwanya.
Universitas Sumatera Utara
Asuransi adalah suatu perjanjian antara penanggung, yang dengan imbalan pembayaran suatu premi yang telah disepakati, berjanji untuk memberikan suatu
penggantian atau manfaat kepada tertanggung pada satu pihak dan tertanggung atau pihak yang ditunjuk sebagai pihak lainnya. Objek asuransi adalah benda dan
jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum serta semua kepentingan hukum lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi atau berkurang
nilainya.
53
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Asuransi diatur secara khusus di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, selain itu ketentuan asuransi juga diatur di dalam KUHPerdata
sebagai sebuah perjanjian yang dimuat dalam Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat sahnya sebuah perjanjian, syarat sahnya suatu perjanjian asuransi harus
memenuhi semua syarat yang disebut, yaitu:
Kesepakatan dalam mengikatkan diri dimulai saat terjadinya proses penawaran dan penerimaan antara penanggung dan tertanggung dalam
perjanjian asuransi. Penawaran dan penerimaan pada perjanjian asuransi bersifat mutlak. Penawaran berasal dari tertanggung sedangkan penerimaan
berasal dari penanggung.
2. Kecakapan untuk membuat perikatan
Pihak yang melakukan perikatan adalah pihak yang cakap secara hukum, yaitu mereka yang sudah dewasa, tidak gila dan dalam pengampuan.
3. Suatu hal tertentu
Hal tertentu dalam perjanjian asuransi adalah saat penanggung menawarkan jaminan atas risiko yang dialami oleh tertanggung dengan mensyaratkan
sejumlah premi tertentu yang sudah diperhitungkan nilainya dan dianggap seimbang.
4. Sebab yang halal.
Perjanjian asuransi atas suatu sebab yang dilarang undang-undang, melanggar kesusilaan atau bertentangan dengan kepentingan umum seperti tertulis dalam
pasal 1337 KUHPerdata, maka perjanjian tersebut batal demi hukum.
54
53
Angger Sigit Pramukti dan Andre Budiman Panjaitan, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2016, hal. 7-8
54
Ibid, hal. 14
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian asuransi juga diatur dalam Pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan “ suatu perjanjian untung-untungan adalah
suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum
tentu “. Selain itu asuransi sebagai sebuah bisnis pertama kali diatur dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Peransuransian yang telah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Peransuransian.
Menurut ketentuan Pasal 255 KUHD, perjanjian asuransi harus dimuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis. Polis ini berfungsi sebagai
alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah terjadi perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung. Polis tersebut adalah instrumen yang menjadi dasar
hukum, sehingga pengalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung terlaksana berdasarkan hukum.
Polis asuransi sebagai alat bukti tertulis tidak boleh memuat kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan interpretasi yang akan mempersulit
tertanggung dan penanggung dalam merealisasikan hak dan kewajiban mereka dalam pelaksanaan asuransi. Polis juga harus memuat syarat-syarat khusus dan
janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban untuk mencapai tujuan asuransi.
55
55
Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal 59
Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa, harus memenuhi syarat-syarat khusus berikut ini, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
c. Suatu uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan nilai pertanggungan
e. Bahaya-bahaya atau evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahaya atau evenemen mulai berjalan dan berakhir yang menjadi
tanggungan penanggung g.
Premi asuransi h.
Pada umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji khusus yang diadakan antara para pihak.
Polis asuransi dapat dibagi dalam beberapa jenis. Ditinjau dari urutan dan tanggung jawab atas klaim yang timbul, jenis polis dapat dibagi menjadi sebagai
berikut: 1.
Polis Utama Primary Policy, yaitu polis yang langsung bertanggung jawab atas klaim yang timbul yang dijamin dalam polis sampai batas jumlah
pertangunggan yang telah disepakati.
2. Polis Lapisan Atas Excess Layer Policy, yaitu polis yang bertanggung jawab
atas klaim yang dijamin dalam polis yang besarannya di atas jumlah yang dijamin di bawah polis utama sampai batas jumlah pertanggungan yang telah
disepakati.
56
Selanjutnya, dari bentuk dan isi perjanjian, polis dapat pula dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Polis Baku atau Standar, yaitu polis yang isinya telah dibuat oleh penanggung
berdasarkan bentuk umum yang dipergunakannya untuk jenis asuransi tertentu. Polis Baku dapat dibuat berdasarkan praktik masingmasing
perusahaan atau sebagai polis standar yang diterapkan oleh industri asuransi
56
Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika,Jakarta, 2013 , hal. 118
Universitas Sumatera Utara
untuk jenis asuransi tertentu. Bentuk polis ini dapat pula dipengaruhi oleh jenis perjanjian yang dianut oleh reasuradur yangdipergunakan.
2. Polis Dirancang Khusus Manuscript atau tailor-made policy, yaitu polis
yang dirancang berdasarkan kesepakatan antara penanggung dan tertanggung atau wakilnya untuk keperluan tertentu.
57
Pembagian jenis polis berdasarkan urutan tanggung jawab dan berdasarkan bentuk perjanjian belum dikenal dalam KUHD. Mengenai penyerahan polis
ditentukan bahwa polis harus ditandatangani dan diserahkan oleh penanggung dalam tempo 24 dua puluh empat jam setelah permintaan, kecuali apabila karena
ketentuan undang-undang ditentukan tenggang waktu yang lebih lama. Dalam praktiknya, penanggung yang mendapat keuntungan dengan cara
mengambil alih resiko dari tertanggung dan menerima sejumlah premi sebagai imbalannya. Untuk itu, penanggung membuat polis yang bentuk dan isinya sudah
dibakukan serta dicetak. Kemudian, polis tersebut diserahkan kepada tertanggung yang berminat mengadakan asuransi agar diteliti dan dipahami isinya. Apabila
tertanggung setuju, penanggung akan menyelesaikan dan menandatangani polis kemudian diserahkan kepada tertanggung. Akan tetapi, apabila tertanggung tidak
setuju, dia tidak perlu mengadakan asuransi dengan penanggung. Dalam praktik hukum kontrak bisnis, asas ini disebut take it or leave it.
Dalam pasal 246 KUHD terdapat kalimat bahwa “dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima
suatu premi”. Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang wajib
dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam hubungan hukum asuransi,
57
Ibid
Universitas Sumatera Utara
penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Apabila premi tidak dibayar,
pertanggungan dapat diputuskan atau setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan.
58
1. Dilihat dari segi fungsinya
Premi harus dibayar oleh pihak tertanggung terlebih dahulu karena tertanggung merupakan pihak yang berkepentingan. Sebagai suatu perjanjian
timbal balik, perjanjian pertanggungan bersifat konsensual, artinya sejak terjadinya kata sepakat timbul hak dan kewajiban diantara para pihak. Akan tetapi,
asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi.
Asuransi terdiri dari berbagai jenis, jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini bila dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut :
a. Asuransi Kerugian non life insurance
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat didalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian menjelaskan bahwa asuransi
kerugian memebrikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti. Jenis Asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar Asuransi kerugian dan reasuransi. Kemudian
yang termasuk dalam Asuransi kerugian adalah sebagai berikut: 1
Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang dan lainnya.
2 Asuransi pengangkutan meliputi marine hul policy, marine cargo
policy dan freight. 3
Asuransi aneka yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam Asuransi kebakaran dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor,
kecelakaan diri pencurian dan lainnya.
58
Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 103
Universitas Sumatera Utara
b. Asuransi Jiwa life insurance
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Jenis-jenis Asuransi jiwa adalah :
1 Asuransi berjangka term insurance
2 Asuransi tabungan endowment insurance
3 Asuransi seumur hidup whole life insurance
4 Anuitas annuity contract insurance
c. Reasuransi reinsurance
Reasuransi merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi
dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan Asuransi
kerugian. Jenis Asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan Asuransi ini digolongkan ke dalam :
1 Bentuk treaty
2 Bentuk facultative
3 Kombinasi dari keduanya
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan Asuransi tersebut, baik Asuransi kerugian, Asuransi jiwa ataupun reasuransi.
a.
Asuransi milik pemerintah Yaitu Asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100
oleh pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka
memiliki suara terbanyak dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
c. Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan Asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan cabang dari Negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki
oleh 100 oleh pihak asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis Asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan pihak asing.
59
59
Kasmir, Op.cit, hal. 260
Di dalam perbankan terdapat 3 tiga jenis asuransi yang umumnya
digunakan untuk melindungi risiko Bank terhadap berbagai masalah yang akan timbul dalam pengelolaan kredit yang sedang berjalan, berikut ini adalah jenis-
jenis asuransi yang umumnya digunakan oleh bank, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Asuransi Umum
Asuransi Kerugian umum bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko kredit yang mungkin timbul karena jaminan atau anggunan rusak, hilang atau
musnahnya barang-barang karna bencana alam kebakaran dan berbagai hal yang tidak di sengaja oleh nasabah Penerima Kredit maupun dari pihak
bank.
2. Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa yang digunakan pada saat akad kredit bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko kredit yang mungkin timbul karena nasabah
Debitur Penerima Kredit meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan. Asuransi ini tidak berfungsi jika nasabah meninggal karna mengakhiri
hidupnya sendiri atau bunuh diri.
3. Asuransi Kredit
Asuransi Kredit bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko kredit yang mungkin timbul karena debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk
membayar atau melunasi kredit tersebut di karnakan hal hal yang sudah di tentukan oleh pihak asuransi.
60
D. Fungsi Asuransi Jiwa dalam Kredit Perbankan