Sedangkan 4 responden atau 20 menyatakan bahwa pemberian bimbingan mengalami keterlambatan.Bimbingan keterampilan yang
dilaksanakan mengalami keterlambatan dikarenakan instruktur yang mengajarkan materi Tata RiasSalon berhalangan. Seperti yang dikemukakan
oleh responden bernama Senie 17 tahun : “....Kadang Instruktur salon yang mengajarkan praktek Tata
RiasSalon terlambat datang karena alasan pekerjaan pribadinya yang juga sebagai tukang salon. Ketika Jadwal materi yang telah
ditetapkan terlambat karena padi hari bersamaan, pelanggan salonnya meningkat...”
Berdasarkan hasil analisis data ketepatan waktu pemberian bimbingan materi, menunjukkan bahwa Program Bimbingan Keterampilan di Panti
Sosial Karya Wanita berjalan “Efektif”.Hal tersebut sesuai dengan jumlah persentase jawaban 16 responden atau 80 yang menjawab bahwa
pelaksanaan pemberian bimbingan dilaksanakan tepat waktu.
V.2.4. Tercapainya Target
Tabel V.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan ada atau tidak adanya target yang harus dicapai
sebelum dilaksanakannya kegiatan Bimbingan Keterampilan No. Penetapan Target
Frekuensi F Persentase
1. 2.
Ada Tidak Tahu
19 1
95 5
Jumlah 20
100 Sumber : Data Kuesioner 2015
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel V.12 diketahui bahwa sebanyak 19 responden atau 95 mengaku bahwa sebelum pelaksanaan
kegiatan Bimbingan Keterampilan ada penetapan target yang harus dicapai. Pencapaian target tersebut disosialisasikan kepada responden melalui
bimbingan kelompok oleh pekerja sosial setiap paginya sebelum mulai briefing dan apel pagi. Misalnya penetapan target yang harus tuntas dibahas
mengenai materi pokok dalam Tata RiasSalon. Responden diberikan arahan dan keterangan untuk mengikuti setiap rangkaian proses pembelajaran dan
praktek langsung yang dilakukan selama satu hari belajar tata rias. Misalnya diawali dengan proses mengklintong rambut dengan menggunakan alat
pengeriting rambut, takaran olesan vitamin untuk rambut yang akan diklintong, hingga menyesuaikan produk yang aman dan sesuai dengan jenis
rambut yang diklintong dan seterusnya hingga proses selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada responden yang tidak
mengetahui target teknis yang harus dicapai karena mereka percaya bahwa petugas pasti memiliki target disetiap pertemuan dalam bimbingan setiap
harinya. Seperti yang dapat kita lihat bahwa ada seorang responden atau 5 yang tidak tahu adanya target yang harus dicapai. Hal tersebut dikarenakan
responden tersebut kurang memahami dan mengikuti arahan yang diberikan petugas sebelum memulai kegiatan setiap harinya.
Hasil Analisis penetapan target menunjukkan bahwa pelaksanaan program Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita adalah
“Efektif”. Hal tersebut sesuai dengan hasil persentase jawaban responden yaitu 95 responden mengaku bahwa sebelum pelaksanaan bimbingan
keterampilan dilaksanakan, terlebih dahulu diberitahukan target yang harus dicapai.
Tabel V.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesesuaian Target dengan kebutuhan Responden
No. Kesesuaian Target Frekuensi F
Persentase 1.
2. Sesuai
Kurang Sesuai 17
3 85
15 Jumlah
20 100
Sumber : Data Kuesioner 2015 Berdasarkan data tabel V.13 sebanyak 17 responden atau 85
berpendapat bahwa target yang harus dicapai dan ditetapkan telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara umum, atau berdasarkan pertimbangan
kebutuhan lapangan untuk Tata RiasSalon seperti gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih tinggi akan kecantikan penampilan. Kebutuhan akan
penampilan yang maksimal di kalangan elit masyarakat perkotaan memberi kesempatan kepada jasa salon-salon kecantikan, Khususnya kaum hawa yakni
ibu-ibu yang akan menghadiri acara-acara resmi maupun kebutuhan sosialita. Sedangkan 3 responden atau 15 yang memberikan jawaban kurang
sesuai dikarenakan responden kurang puas dengan hasil target yang dicapainya. Responden merasa belum menguasai sepenuhnya seluruh materi
yang diberikan serta target yang ditentukan disetiap pertemuannya. Untuk mencapai target yang maksimal, dapat dilakukan dengan
Pendekatan Proses Internal Process Approach. Pendekatan proses
menganggap sebagai efisiensi dan kondisi dari suatu lembaga secara internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana
kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi.Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap
kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
Hasil analisis kesesuaian target dengan kebutuhan responden adalah “Efektif” dimana jumlah responden yang menjawab sesuai sebanyak 17
responden atau 85 . Berdasarkan hasil analisis bahwa adanya responden yang menjawab kurang sesuai dikarenakan pemahaman responden yang
bersangkutan dalam mengikuti kegiatan selama bimbingan yang kurang mengena.Menanggapi hal tersebut, pihak panti diharapkan mampu untuk
menemukan solusi agar responden dapat mencapai target kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.Agar semakin terciptanya keterampilan terdidik yang
mampu bersaing ketika masa pelaksanaan telah berakhir.
V.2.5. Tercapainya Tujuan