II.9.2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan definisi konsep. Perumusan operasional ditujukan dalam upaya
transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi Siagian 2011:142. Untuk memberikan kemudahan
dalam memahami penelitian ini, maka permasalahan pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga dapat diukur melalui
indikator sebagai berikut: 1.
Pemahaman program :
a. Sumber informasi tentang program bimbingan ketrampilan.
b. Pemahaman responden setelah mendapat informasi tentang
program bimbingan ketrampilan. c.
Pengetahuan tentang sasaran program bimbingan ketrampilan.
d. Pengetahuan tentang tujuan program bimbingan ketrampilan.
e. Pemahaman tentang jenis kegiatan dari program bimbingan
ketrampilan. 2.
Ketetapan sasaran : a.
Responden termasuk kedalam sasaran program bimbingan ketrampilan.
b. Responden tercatat sebagai WTS maupun Eks WTS dan WRSE.
c. Frekuensi makan dalam sehari.
d. Pernah atau tidaknya mendapat bantuan dari pemerintah.
3. Ketetapan waktu :
a. Tahun responden menjadi anggota program bimbingan
ketrampilan. b.
Frekuensi mengikuti kegiatan dari program bimbingan ketrampilan.
c. Ketetapan waktu mendapat bantuan program bimbingan
ketrampilan. d.
Frekuensi mendapatkan bantuan program bimbingan ketrampilan
4. Tercapainya tujuan :
a. Jenis kegiatan yang diikuti dari program bimbingan
ketrampilan. b.
Jenis bantuan yang diperoleh dalam program bimbingan ketrampilan.
c. Peningkatan kemampuan dalam bidang ketrampilan tata
riassalon dan menjahit. d.
Peningkatan kemandirian untuk mulai bekerja dengan ketrampilan yang diterima.
e. Peningkatan kesejahteraan pribadi.
f. Kelanjutan pelaksanaan program bimbingan ketrampilan.
5. Perubahan nyata
Tabel 2.1 Perubahan Nyata
No. Kriteria
Sebelum menerima bimbingan
ketrampilan Sesudah menerima
bimbingan ketrampilan
1. Mata pencarian utama sebelum
menerima bimbingan ketrampilan
2. Mata pencarian tambahan
sebelum menerima bimbingan ketrampilan
3. Mata pencarian utama sebelum
menerima bimbingan ketrampilan
4. Mata pencarian tambahan
sesudah menerima bimbingan ketrampilan
5. Status kepemilikan properti
pribadi seperti rumah.
6. Peningkatan hasil mata
pencarian setelah menerima bimbingan ketrampilan
7. Peningkatan kesadaran dan
peluang menabung.
BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Tipe Penelitian
Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat-
sifat suatu keadaan subjek atau objeknya. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol, yakni peneliti
memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkan secara akurat
Silalahi, 2009 : 28. Penelitian ini menggunaan metode deskriptif, yaitu membuat
gambaran kondisi secara menyeluruh tentang pelaksanaan program Bimbingan Ketrampilan kepada Wanita Tuna Susila, Eks WWTS, dan Wanita Rawan
Sosial-Ekonomi di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Ruhui Rahayu Palangka Raya Kalimantan Tengah.
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Ruhui Rahayu Palangka Raya, yang beralamat di jalan Rajawali nomor 123,
kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena Panti ini memberikan pelayanan sosial kepada wanita
Indonesia di Provinsi Kalimantan Tengah yang mengalami masalah Kesejahteraan Sosial.Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk