II.2.2. Sumber – Sumber Kesejahteraan Sosial
Kehidupan manusia memiliki beragam kebutuhan yang mesti dipenuhi agar mereka dapat hidup layak.Kebutuhan pokok utama terdiri
dari makanan, tempat tinggal, perawatan kesehatan, keamanan, kesempatan untuk hidup yang bertumbuh dan berkembang secara
emosional dan intelektual. Dalam masyarakat kontemporer mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dapat
dikategorikan sebagai berikut : a.
Personal :Diri sendiri, teman, keluarga, kolega kerja dll
b. Informal
: Penolong alami dalam masyarakat, kelompok pelompok
kemandirian, kelompok masyarakat arus bawah, dan kelompok
lain yang berfungsi secara informal. c.
Institusional : Sekolah, Rumah Sakit, Pengaduan di Kantor
Polisi dll d.
Kemasyarakatan : Pelayanan, badan-badan, dan lembaga lembaga yang disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan khusus masyarakat tertentu.
II.2.3. Fungsi –Fungsi Kesejahteraan Sosial
Dalam defenisi secara umum tentang kesejahteraan sosial sebagai sebuah bidang kajian keilmuan dan profesi, telah terungkap fungsi –
sungsi utama dari kesejahteraan sosial itu sendiri, yakni :
a. Mengkaji keadaan sosial masyarakat.
b. Mengantisipasi perubahan sosial masyarakat, dengan prediksi
terhadap efeknya. c.
Mengendalikan mendorong atau menahan perubahan sosial pada masyarakat.
Untuk melaksanakan fungsi – fungsi tersebut, maka bidang kesejahteraan sosial mempunyai tugas – tugas untuk :
a. Pengembangan ilmunya sendiri.
b. Perumusan kebijakan-kebijakan sosial.
c. Pengembangan pelayanan-pelayanan sosial.
Sebagai profesi pemberi bantuan, maka makna Pekerja Sosial untuk melakukan kegiatan bantuan sosial bukanlah sebagai kegiatan
amal, melainkan merujuk pada sebuah kedisiplinan dan pendekatan profesional.Pekerja Sosial diartikulasikan sebagai profesi atau keahlian
dibidang pertolongan kemanuiaan yang disadari oleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang melalui pendidikan formal. Dalam
garis besarnya, ada empat peran profesi Pekerjaan Sosial yakni : 1.
Meningkatkan kapasitas orang dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, Pekerja Sosial mengidentifikasi
hambatan-hambatan klien dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
2. Menggali dan menghubungkan sumber-sumber yang tersedia
disekitar klien. Yakni Pekerja Sosial membantu menjangkau sumber-sumber yang diperlukan. Mengembangkan program
pelayanan sosial, meningkatkan komunikasi dengan klien dan sesama petugas, dan mengatasi hambatan-hambatan dan proses-
proses pelayang sosial. 3.
Meningkatkan jaringan pelayanan sosial. Yakni untuk menjamin bahwa sistem kesejahteraan sosial berjalan secara tepat sasaran.
4. Mengoptimalkan keadilan sosial melalui pengembangan kebijakan
sosial. Yakni mengidentifikasi isu-isu sosial dan implikasinya kedalam kehidupan masyarakat.
II.3.Pekerja Sosial II.3.1. Defenisi Pekerja Sosial
Menurut Undang-Undang nomor 6 tahun 1974 pada BAB I pasal 2 dan 3, pekerja sosial adalah semua ketramppilan teknis yang dijadikan
wahana bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.Praktek pekerjaan sosial selalu berhubungan timbal balik antara individu dengan
masyarakat dan lingkungannya yang saling menguntungkan.Melalui hal tersebut, masyarakat mampu memenuhi memenuhi tugas-tugas
hidupnya, mengurangi segala bentuk ketidakmampuan dan penderitaan dan mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai yang diannut dalam kehidupan
sehari-hari. Sumardhi, 1996 : 49. Pekerja Sosial adalah orang yang memiliki kewenangan dan
keahlian dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan sosial. Wibhawa, 2010 : 52. Berjalan dari kebutuhan masyarakat yang
semakin besar kan pelayanan sosial, maka Peran Pekerja Sosial sebagai
ahli bukan hanya pada tingkat pelayanan langsung, melainkan harus sampai pada tingkat kebijakanperundang-undangan dan perencanaan
sosial. Berdasarkan hal tersebut, tampaknya garapan dari pekerja sosial sendiri tidak hanya pada wilaya lokal, akan tetapi mencakup institusi
sosial. Dengan demikian, secara garis besar, posisi dan peran - peran yang dapat disandang Pekerja Sosial antara lain :
1. Perencana Sosial Social Planner.
2. Peneliti Researcher.
3. Pendidik Educator.
4. Penyembuh Therapist.
Selanjutnya, karena posisi dan perannya yang meliputi skala mikro maupun makro dalam perubahan kehidupan sosial di masyarakat,
maka praktek Pekerja Sosial sangat terkait dengan nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, para pekerja
sosial sebagai penyandang keahlian Pekerjaan Sosial harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
1. Memahami, menguasai, dan menghayati serta menjadi figur
pemegang nilai-nilai sosio-kultural dan filsafat masyarakat. 2.
Menguasai berbagai perspektif teoritis tentang manusia, khususnya sebagai makhluk sosial yang berperilaku interaktif beserta wadah
kelembagaan dalam keanekaragaman bentuk beserta perubahannya. 3.
Menguasai dan secara kreatif menciptakan metode pelaksanaan tugas profesionalnya.
4. Memiliki mental wirausaha, yang mencakup :
a. Kepekaan terhadap pengembangan masyarakat.
b. Keberanian untuk memprakarsai tindakan pelayanan sosial.
c. Kemandirian dalam berfikir dan bersifat.
d. Kreativitas dalam pengembangan ide baru dalam upaya
pelaksanaan tugas profesinya.
II.3.2. Azas – Azas Pekerja Sosial