Kadar Abu ANALISIS PRODUK

39 jumlah air dan gambir asalan. Pada perbandingan jumlah air dan gambir asalan 10:1 vb, nilai kadar air mengalami penurunan. Jika dilihat dari faktor suhu air yang digunakan, secara umum kadar air meningkat secara berturut-turut pada tanin bubuk yang diekstrak menggunakan suhu air 40 C, 80 C, dan 60 C. Namun peningkatan tersebut tidak terjadi pada perlakuan perbandingan air dan gambir asalan 12:1 vb. Hasil analisis ragam pada α = 0,05 Lampiran 9 menunjukkan bahwa faktor perlakuan suhu air dan faktor perlakuan jumlah air dengan gambir asalan serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air. Hal tersebut menjelaskan bahwa nilai kadar air pada tanin bubuk tidak tergantung pada faktor perlakuan selama proses ekstraksi, tetapi tergantung pada proses pengeringan larutan tanin dengan menggunakan spray dryer. Penggunaan suhu inlet dan outline spray dryer yang sesuai dan stabil berpengaruh pada nilai kadar air produk tanin bubuk yang dihasilkan. Apabila suhu yang yang digunakan terlalu rendah, pengeringan tidak berlangsung sempurna sehingga nilai kadar air pada tanin bubuk menjadi tinggi. Sebaliknya, penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi warna tanin bubuk yang dihasilkan. Dalam proses pengeringan, ketidakstabilan suhu outlet yang digunakan dapat disebabkan oleh laju pemasukan bahan atau proses atomisasi yang mengalami gangguan. Apabila laju bahan rendah, suhu outlet akan mengalami peningkatan.

4. Kadar Abu

Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral yang terdapat dalam bubuk tanin. Menurut Sudarmadji et. al. 1989, abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Nilai kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan, kemurnian, kebersihan suatu produk yang dihasilkan dan baik tidaknya suatu proses 40 pengolahan. Grafik hubungan kadar abu dry basis dengan jumlah pelarut dan bahan dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24. Grafik Hubungan Kadar Abu Tanin Bubuk dengan Perbandingan Jumlah Air dan Gambir Asalan Nilai kadar abu tanin bubuk dry basis berkisar antara 3,85 - 5,17 Lampiran 5d. Mineral yang terdapat dalam tanin bubuk berasal dari mineral gambir yang ikut terlarut dalam air. Kadar abu gambir asalan adalah 12,21. Penurunan kadar abu hingga mencapai 7,41-8,61 wet basis memperlihatkan bahwa proses ekstraksi tanin bubuk yang telah dilakukan cukup baik karena mineral atau bahan pengotor yang terdapat dalam gambir asalan tidak banyak yang terekstrak. Nilai kadar abu yang semakin rendah menunjukkan tanin yang terekstrak lebih murni karena tidak banyak mengandung mineral yang merupakan bahan bukan tanin. Berdasarkan Gambar 24, nilai kadar abu mengalami penurunan seiring dengan peningkatan jumlah pelarut pada suhu 60 C dan 80 C. Pada suhu tersebut, semakin banyak jumlah pelarut yang digunakan, semakin rendah nilai kadar abu produk. Jika ditelaah berdasarkan faktor suhu, nilai kadar abu meningkat dari suhu 60 C ke 80 C dan 40 C kecuali pada suhu 40 C dengan perbandingan air dan gambir asalan 8:1 vb yang mengalami penurunan. Menurut Lehr 2000, kelarutan dari sebagian besar mineral meningkat seiring dengan peningkatan 41 temperatur. Beberapa parameter yang mempengaruhi kelarutan mineral adalah tempertaur, pH, dan nilai redox potential Eh. Pada dasarnya, kadar abu merupakan pengujian untuk mengetahui jumlah mineral anorganik yang terdapat dalam produk tanin bubuk setelah mengalami proses pembakaran. Menurut Sudarmadji et. al. 1989, komponen mineral dalam suatu bahan sangat bervariasi dan beberapa contoh mineral antara lain fosfor P, besi Fe, Na, K, Mg, S, Co, dan Zn. Menurut Betts 1999, sejumlah kecil mineral dapat larut dalam air. Sebagian besar mineral membutuhkan waktu beberapa jam untuk dapat larut dalam air dan sedikit mineral yang dapat larut dengan cepat dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar abu terkecil yaitu 3,85 dimiliki oleh produk yang diekstrak dengan air suhu 60 C dengan perbandingan jumlah air dan gambir asalan 12:1 vb. Berdasarkan hasil penghitungan analis is ragam pada α = 0,05 Lampiran 10, faktor perlakuan suhu dan perlakuan jumlah air dengan gambir asalan serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu. Hal tersebut menjelaskan bahwa perlakuan yang terjadi selama proses ekstraksi tidak mempengaruhi nilai kadar abu produk karena hasil yang diperoleh tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Nilai kadar abu dapat dipengaruhi oleh kandungan kadar abu dari gambir asalan yang digunakan dan proses ekstraksi yang dilakukan. Pemilihan bahan baku yang memiliki nilai kadar abu rendah perlu diperhatikan untuk dapat menekan nilai kadar abu pada produk tanin bubuk yang dihasilkan.

5. Warna