20
III. METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan dalam ekstraksi tanin adalah pemanas, wadah pelarutan, termometer, palu, gelas ukur, botol, kain saring, corong, timbangan,
dan spray dryer. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian antara lain adalah spektrofotometer HACH, erlenmeyer, gelas piala, oven, desikator, gelas ukur,
pipet, cawan alumunium, cawan porselen, colorimeter Colortech PCM, labu takar, dan tanur. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi gambir
asalan dari daerah Kampar Riau, kertas saring, NaOH, CuSO
4
, HCl, H
2
SO
4
, air panas, reagen Folin Ciocalteu, larutan jenuh Na
2
CO
3
, tannic acid, dan akuades.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Juli 2010, bertempat di Bengkel Kerja Departemen Teknologi Industri Pertanian, Laboratorium
Dasar Ilmu Terapan, Laboratorium Pengawasan Mutu, dan Laboratorium Instrumen, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
C. TATA LAKSANA PENELITIAN
Pada penelitian utama dilakukan ekstraksi tanin dari gambir asalan dengan faktor suhu dan jumlah pelarut yang berbeda. Variasi suhu yang
digunakan untuk melarutkan adalah 40 C, 60
C dan 80 C. Jumlah air dengan
gambir asalan memiliki variasi perbandingan antara 8:1 , 10:1, dan 12:1 vb. Jumlah gambir asalan yang digunakan pada tiap perlakuan adalah sebanyak
150 gram. Tahapan ekstraksi tanin dari gambir asalan hingga menjadi produk
tanin bubuk adalah persiapan bahan baku, pelarutan gambir asalan dalam air yang dipanaskan, penyaringan pertama, pengendapan, penyaringan kedua, dan
pengeringan. Tahapan persiapan bahan baku meliputi pengecilan ukuran gambir asalan. Setelah pengecilan ukuran, gambir asalan dilarutkan dalam air
21 dengan melakukan pemanasan hingga suhu 40
C, 60 C dan 80
C. Tahap selanjutnya, larutan gambir disaring untuk menyaring kotoran dalam gambir
yang tidak larut dalam air. Tahapan setelah penyaringan adalah pengendapan yang dilakukan selama 12 jam untuk memisahkan senyawa tanin dan katekin.
Setelah proses pengendapan, untuk mengambil fraksi yang mengendap katekin dan tidak mengendap tanin dilakukan dengan menggunakan proses
penyaringan. Fraksi tidak mengendap kemudian diperas dan disaring kembali sehingga diperoleh filtrat tanin.
Larutan tanin yang diperoleh kemudian dikeringkan menggunakan spray dryer dengan suhu inlet 130
C -140 C dan suhu outlet 75
C-78 C
sehingga terbentuk tanin bubuk. Alat pengering semprot spray dryer yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 11 dan Lampiran 1.
Diagram alir pembuatan tanin bubuk dari gambir asalan dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 11. Alat Spray Dryer Gumbira- Sa’id, et al. 2009b
22
Pelarutan Air panas
suhu air: 40 C, 60
C, 80 C
jumlah air:bahan = 8:1 vb,10:1 vb,12:1 vb
Pengendapan 12 jam
Pemerasan Komponen
Tidak larut
Tanin Bubuk Komponen
Larut
Pengeringan dengan spray dryer 75-78
C Larutan tanin
Penyaringan Saringan 150 mesh
Penyaringan Kain Saring 300 mesh
Kotoran
Filtrat Tanin Gambir asalan
Pengecilan ukuran 150 gram
Pasta
Gambar 12. Diagram Alir Pembuatan Tanin Bubuk dari Gambir Asalan pada Penelitian Ini
D. PROSEDUR ANALISIS