45 Hasil analis
is ragam pada α = 0,05 Lampiran 11 menunjukkan bahwa faktor perbandingan jumlah air dan gambir asalan serta interaksi
antara faktor suhu dan jumlah perbandingan air dengan bahan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai whiteness.
Namun, faktor suhu air yang digunakan dalam ekstraksi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai whiteness. Hasil uji lanjut
Duncan Lampiran 12 menunjukkan bahwa perlakuan terbaik yang menghasilkan nilai whiteness tertinggi sebesar 74,26 adalah perlakuan
dengan suhu air panas 60 C dan jumlah air dengan gambir asalan 10:1
vb. Meskipun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh jumlah pelarut yang digunakan dan pengaruh interaksi antara suhu dan jumlah pelarut yang ditambahkan, terdapat kemungkinan bahwa
proses pengeringan juga berpengaruh pada warna tanin bubuk yang dihasilkan. Proses pengeringan menggunakan spray dryer dengan suhu
yang tidak stabil antar perlakuan berpengaruh pada warna masing-masing tanin bubuk. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi menyebabkan warna
tanin menjadi lebih gelap dan nilai whiteness menjadi rendah.
6. Kadar Bahan Tidak Larut Air
Pengujian kadar bahan tidak larut air dilakukan untuk mengetahui banyaknya kandungan bahan bukan tanin yang terdapat dalam produk
tanin bubuk. Senyawa tanin dapat larut dalam air dan semakin baik kelarutannya dalam air panas sehingga ketika pengujian diharapkan
semua tanin dapat larut. Bahan yang tidak larut dalam air panas menunjukkan kotoran atau bahan bukan tanin yang ikut terekstrak
menjadi tanin bubuk. Nilai kadar bahan tidak larut air produk tanin bubuk berkisar antara 2,99 dan 4,43 Lampiran 5f. Grafik hubungan antara
kadar bahan tidak larut air dry basis dan perbandingan jumlah air dengan gambir asalan dapat dilihat pada Gambar 28.
46 Gambar 28. Grafik Hubungan Kadar Bahan Tidak Larut Air Tanin Bubuk
dengan Jumlah Pelarut dan Bahan Berdasarkan Gambar 28, secara umum nilai kadar bahan tidak larut
air cenderung mengalami penurunan dengan semakin tinggi suhu air yang digunakan dalam ekstraksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada suhu
yang tinggi, jumlah tanin yang terlarut semakin banyak sehingga ketika dilarutkan dalam air kembali, jumlah bahan yang tidak larut dalam air
bernilai kecil. Nilai kadar bahan tidak larut air terendah adalah 2,99 dimiliki oleh produk yang diekstrak dengan suhu 80
C dan perbandingan jumlah air dengan gambir asalan 10:1 vb. Semakin rendah nilai kadar
bahan tidak larut air menunjukkan semakin tinggi kualitas produk tanin bubuk.
Jika ditelaah berdasarkan faktor perbandingan jumlah air dan gambir asalan, nilai kadar bahan tidak larut air tidak menunjukkan adanya
suatu kecenderungan kenaikan atau penurunan seiring dengan peningkatan jumlah pelarut yang digunakan. Nilai kadar bahan tidak larut
air bersifat fluktuatif pada perlakuan perbandingan jumlah pelarut yang digunakan. Nilai kadar bahan tidak larut air bersifat fluktuatif diduga
karena terdapat bahan yang tidak larut air terikut dalam tanin bubuk. Bahan tersebut dapat berupa kotoran tidak larut air yang terikut ketika
proses penyaringan.
47 Hasil penghitungan analisis ragam
pada α = 0,05 Lampiran 13 menunjukkan bahwa faktor perlakuan suhu dan faktor perlakuan
perbandingan jumlah air dengan gambir asalan serta interaksi antara keduanya memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap nilai
kadar bahan tidak larut air. Hal tersebut menjelaskan bahwa variasi perlakuan yang terjadi selama proses ekstraksi tidak mempengaruhi nilai
kadar bahan tidak larut air karena tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Besarnya nilai kadar bahan tidak larut air dipengaruhi oleh proses ekstraksi. Kadar bahan tidak larut air dapat berupa kotoran yang ikut
terbawa pada proses ekstraksi. Kotoran atau bahan tidak larut air yang terbawa saat ekstraksi dapat berasal dari gambir asalan. Selama proses
pengolahan gambir asalan, terdapat kemungkinan para petani menambahkan zat pengisi seperti pasir sehingga kandungan bahan tidak
larut air menjadi tinggi. Proses ekstraksi yang dapat meningkatkan nilai kadar bahan tidak larut air adalan proses penyaringan. Proses penyaringan
bertujuan untuk memisahkan bahan yang tidak larut kotoran dan pasta dengan larutan tanin yang akan dikeringkan dengan menggunakan spray
dryer.
D. PERLAKUAN TERBAIK