Rata-rata nelayan yang ikut operasi perikanan pukat cincin mempunyai kerja sampingan sebagai petani, mengingat kegiatan perikanan pukat cincin
hanya di lakukan pada pagi hari pukul 02.30 - 07.30, sisa waktu siang hari mereka pergunakan untuk berkebun
.
2.3 Daerah Penangkapan
Daerah penangkapan perikanan tangkap pukat cincin pada umumnya masih dilakukan disekitar wilayah perairan Kota Tidore Kepulauan yaitu perairan
Halmahera, perairan Mare dan Maitara, yang mempunyai kedalaman berkisar 40
– 60 m Irham 2005. Sebagian armada pukat cincin yang melakukan operasi
penangkapan pada perairan Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten
Halmahera Barat dan Kota Ternate. Kegiatan penangkapan perikanan pukat
cincin pada perairan ini mendapatkan hasil tangkapan yang relatif cukup tinggi. Penangkapan dengan mini purse seine di daerah ini menggunakan alat
bantu rumpon, sehingga dalam kegiatan pengoperasian nelayan sudah tau daerah penangkapannya yang jelas. Nelayan pukat cincin dalam melakukan
kegiatan penangkapan masih didasarkan pada kegiatan penangkapan sebelumnya, jika penangkapan sebelumnya memperoleh hasil tangkapan yang
banyak, maka penangkapan berikutnya tidak akan jauh dari daerah sebelumnya.
2.4 Alat Bantu Penangkapan
Rumpon fish aggregating device merupakan alat pemikat yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan, sehingga operasi penangkapan ikan dapat
dilakukan dengan lebih mudah, Subani 1986, menyatakan bahwa rumpon merupakan suatu benda yang menyerupai pepohonan yang ditanam dalam suatu
perairan.Rumpon merupakan suatu alat bantu yang berperan penting dalam kegiatan operasi penangkapan ikan terutama, khusus dalam perikanan mini
purse seine soma pajeko keberadaan rumpon sangat diharapkan oleh nelayan karena berfungsi untuk menghadang ikan pelagis yang sedang beruaya agar
terkonsentrasi penyebarannya di sekitar areal rumpon, hal tersebut sangat mendukung kesuksesan pengoperasin alat tangkap mini purse seine soma
pajeko. Kebaradaan rumpon disamping sebagai tempat perlindungan juga sebagai
tempat mencari makan Subani, W 1986. Rumpon sebagai alat bantu penangkapan sangat menentukan keberhasilan operasi penangkapan dan
dengan bantuan rumpon nelayan dapat menghemat waktu dan biaya operasi 25
Wudianto dan M.L Linting, 1986. Prinsip suatu penangkapan ikan dengan alat bantu rumpon adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan agar lebih mudah
tertangkap. Ada beberapa dugaan penyebab ikan berkumpul di sekitar rumpon diantaranya adalah karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan
mencari makanan Subani, 1989. Ikan disekitar rumpon menciptakan suatu area makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga dan
dilanjutkan hewan-hewan kecil akan menarik perhatian ikan pelagis kecil serta datangnya ikan pelagis besar Sondita, 1986.
Penggunaan rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan memberi banyak keuntungan atau manfaat. Monintja 1990, menyatakan bahwa manfaat
yang dapat diharapkan dengan penggunaan rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah efisiensi waktu dan biaya, meningkatkan hasil
tangkapan per satuan upaya penangkapan dan meningkatkan mutu hasil tangkapan yang ditinjau dari spesies dan komposisi ukuran. Dengan demikian
para nelayan pukat cincin tidak lagi melakukan pencarian kawanan ikan fish scooling yang berarti bahwa kapal pukat cincin setibanya didaerah
penangkapan ikan langsung di tambatkan pada tali rumpon. Umumnya nelayan di Kota Tidore Kepulauan dalam pengoperasian mini
purse seine soma pajeko menggunakan rumpon sebagai alat bantu penangkapan, masing-masing armada penangkapan mempunyai sekitar 1 - 2
buah rumpon. Rumpon ini di pasang pada beberapa mil laut dan bergantung pada warna dan transparansi perairan, dilengkapi dengan bendera tanda dengan
jarak pemasangan sekitar jarak 4 - 20 mil laut dari garis pantai. Daerah penangkapan berdasarkan pada rumpon yang telah dipasang pada perairan.
Dalam proses operasi penangkapan unit penangkapan mini purse seine soma pajeko bisa melakukan pada rumpon yang bukan milik mereka hal ini tentu
berdasarkan kesepakatan sebelumnya antara sesama mereka Namsa, 2006. Komponen material rumpon yang diigunakan terdiri atas pelampung rakit
yang terbuat dari batangan bambu, yang di lengkapi dengan alat pengumpul ikan attractor yang terbuat dari daun kelapa, tali pengikat dan tali pemberat dari
polyethylene, tali kawat dan swivel serta pemberat atau jangkar yang terbuat dari drum dan dicor beton, konstruksi rumpon rakit bambu.
3 METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan Agustus sampai September 2007 di perairan Kota Tidore Kepulauan Propinsi Maluku Utara. Pengambilan data
lapangan dimulai sejak tanggal 13 – 26 September 2007 dengan mengikuti langsung kegiatan operasi penangkapan dari armada mini purse seine soma
pajeko yang ada pada ketiga lokasi desa penelitian Tomalou, Mafututu dan Maitara. Peta lokasi penelitian Gambar 3.
3.2 Alat dan Bahan