Hasil tangkapan per unit upaya

Tabel 16 Trip operasi armada mini purse seine soma pajeko yang beroperasi berdasarkan musim penangkapan ikan. Bulan Musim Paceklik Sedang Puncak Triphari Unit DPI Januari x Pebruari x Maret x 36 43 I dan II April x 36 43 I dan II Mei x 36 43 I dan II Juni x 130 43 I dan II Juli x 130 43 I dan II Agustus x 130 43 I dan II September x 130 43 I dan II Oktober x 130 43 I dan II Nopember x Desember x Keterangan : DPI Daerah Penangkapan Ikan I yaitu : Perairan Kota Tidore, Perairan Halmahera dan Perairan Moti Ternate II yaitu : Perairan Sekitar Bacan Halmahera Selatan.

4.4.2 Hasil tangkapan per unit upaya

Untuk mendapatkan gambaran mengenai kelimpahan sumberdaya ikan dalam suatu perairan tidaklah cukup hanya dijelaskan dengan fluktuasi hasil tangkapannya saja. Perubahan hasil tangkapan sangat di pengaruhi oleh jumlah armada yang beroperasi. Menurut Namzah 2006 hasil tangkapan dan tingkat upaya penangkapan ikan pelagis kecil di Kota Tidore pada tahun 2000 dan 2001 terjadi effort tertinggi dengan produksi dan CPUE terendah. CPUE tertinggi di capai pada tahun 2004, sementara produksi tertinggi terjadi pada tahun 2002 dengan effort 15.750 trip per tahun. Produksi hasil tangkapan soma pajeko mini purse seine yang terendah terjadi pada tahun 2000 dengan produksi sebesar 1.508.860,3 kg, sedangkan produksi hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan produksi hasil tangkapan sebesar 1.906.362,9 kg. Peningkatan dan penurunan produksi hasil tangkapan ikan pelagis kecil sangat mempengaruhi pendapatan nelayan soma pajeko mini purse seine di perairan Tidore, karena kehidupan nelayan sangat bergantung pada hasil tangkapan dari ikan pelagis di perairan. Hal inilah yang membuat nelayan untuk berusaha meningkatkan hasil tangkapannya dengan jalan memperbaiki teknologi penangkapan baik alat tangkap maupun alat bantu, karena menurut nelayan dengan perbaikan efisiensi teknis akan berdampak pada peningkatan CPUE yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan nelayan. Rumpon sebagai alat pengumpul ikan yang efektif disinyalir dapat mengganggu kelestarian sumberdaya ikan. Penempatan rumpon yang terlalu banyak pada perairan terbuka dapat mengganggu siklus pemijahan ikan-ikan tertentu Dahuri, 2003. Oleh karena itu rumpon yang ada di laut juga perlu ditata dan diatur jumlah dan posisinya, sehingga tidak mengganggu sumberdaya ikan lyang ada di perairan. Kegaiatan penangkapan ikan di laut mempunyai dampak terhadap ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung Goni, 1998. Penggunaan alat-alat penangkapan ikan yang tidak beraturan akan mengantarkan mortalitas ikan pada tingkatan yang tidak diinginkan demikian pula terhadap komponen ekosistem secara tidak langsung.

4.4.3 Operasi penangkapan ikan