3.4.2.4 Suhu permukaan laut optimum
Suhu permukaan laut untuk pemijahan ikan kembung lelaki berkisar antara 28,00
o
C – 29,39
o
C Dhebataron dan Chotiyapatt 1974. Menurut Anawat et al. 2000 SPL untuk pemijahan dan penangkapan ikan kembung perempuan
Rastrelliger brachysoma di sekitar Teluk Thailand berkisar antara 28,00
o
C – 29,60
o
C. Ditambahkan oleh Suwarso dan Hariati 2003 SPL untuk penyebaran ikan pelagis kecil seperti layang dan kembung berkisar antara 28,70
o
C – 31,10
o
C. Daerah penangkapan ikan yang mempunyai kisaran SPL untuk pemijahan Mei-
Oktober bukan merupakan daerah penangkapan ikan yang potensial, sebaliknya jika ditemukan daerah penangkapan dengan SPL diluar dari kisaran SPL untuk
pemijahan merupakan daerah penangkapan ikan yang potensial. Untuk melihat kisaran SPL optimum bagi ikan kembung, maka dilakukan
analisis hubungan hasil tangkapan harian Me i-Juni 2005 ikan kembung terhadap SPL pada waktu dan tempat yang sama dengan menggunakan regresi
linear . Dari sebaran jumlah hasil tangkapan pada berbagai kisaran SPL, maka
SPL optimum dapat diprediksi.
3.4.3 Metode pembobotan scoring
Bobot terhadap indikator-indikator daerah penangkapan ikan jumlah hasil tangkapan, ukuran ikan, salinitas dan SPL digunakan nilai 1 - 3. Komposisi
jumlah hasil tangkapan terlebih dahulu dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu rendah sedikit, sedang dan banyak tinggi. Selanjutnya pada masing-masing
kelas diberi bobot, yaitu bobot 1 untuk kategori hasil tangkapan rendah, bobot 2 untuk sedang dan bobot 3 untuk kategori tinggi.
Pembobotan indikator ukuran ikan dilakukan dengan mengelompokkan indikator tersebut menjadi dua kelas yaitu kelas ukuran memijah dan ukuran
diluar memijah. Pada masing-masing kelas diberi bobot, yaitu bobot 1 untuk kategori ukuran memijah dan bobot 3 untuk kategori ukuran diluar memijah.
Untuk indikator salinitas dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu kelas pemijahan, penyebaran dan diluar pemijahan dan penyebaran. Selanjutnya pada
masing-masing kelas diberi bobot, yaitu bobot 1 untuk kategori pemijahan, bobot 2 untuk kategori diluar pemijahan dan penyebaran dan bobot 3 untuk
kategori penyebaran. Indikator SPL juga dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu kelas pemijahan, penyebaran dan kelas diluar pemijahan dan penyebaran.
Kemudian pada masing-masing kelas diberi bobot, yaitu bobot 1 untuk kategori pemijahan, bobot 2 untuk kategori diluar pemijahan dan penyebaran dan bobot 3
untuk kategori penyebaran. Untuk penentuan zona penangkapan ikan potensial bobot dari keempat
indikator jumlah hasil tangkapan, ukuran ikan, salinitas dan SPL pada masing- masing daerah penangkapan ikan tersebut akan diakumulasikan. Setelah diperoleh
nilai bobot akumulatif pada masing-masing daerah penangkapan ikan, maka dilakukan klasifikasi kategori daerah penangkapan ikan berdasarkan sebaran nilai
bobot akumulatif tersebut. Dalam hal ini daerah penangkapan ikan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu daerah penangkapan ikan sedang,
baik dan potensial.
3.4.4 Hubungan SPL dengan hasil tangkapan ikan kembung
Data bulanan SPL rata-rata dan hasil tangkapan ikan kembung dalam kurun waktu lima tahun 2000–2004 dianalisis untuk mengetahui hubungan
antara SPL dengan hasil tangkapan ikan kembung, maka digunakan formula Makridakis et al. 1999. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 2.
y x
xy yy
xx xy
xy xy
S S
k C
C C
k C
k k
r =
= =
ρ Keterangan :
r = ñ = korelasi silang
x = SPL
o
C y
= hasil tangkapan ikan kembung ton C
= kovarians silang k
= sela waktu S
= standar deviasi
Gambar 2 Diagram alir penelitian
Mulai Wilayah penelitian
Experimental fishing harian
Mei -Juni 2005 Inventarisasi
data citra Pengukuran
salinitas perairan
Data hasil tangkapan
hasil tangkapan, posisi penangkapan
dan ukuran ikan Citra satelit
NOAA-AVHRR pada posisi
penangkapan Data
salinitas Data produksi dan
upaya penangkapan bulanan ikan
kembung tahun 2000-2004
Analisa liputan awan
Pemotongan citra Program SPL
kanal 3, 4 dan 5 Pengolahan citra
Distribusi SPL Analisis
salinitas
Profil salinitas Analisis
produksi Analisis
tangkapan
Komposisi ukuran hasil
tangkapan menurut
spesies Komposisi
jumlah hasil tangkapan
menurut spesies
Kecenderungan produksi dan
upaya penangkapan
Bebas awan
Analisis zona penangkapan ikan Informasi zona penangkapan ikan
Selesai Ya
Tidak
4 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Administrasi
Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan
berada pada 2
o
03
’
00’’ – 3
o
26’ 00’’ LU, 99
o
01’ 00’’ – 100
o
00’ 00’’ BT. Letak Kabupaten Asahan sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang,
di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan
di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka. Luas Kabupaten Asahan adalah 4.624,41 km
2
atau 462.441 Ha. Kabupaten Asahan terdiri dari 20 kecamatan, 34 kelurahan serta 237 desa. Wilayah
kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Bandar Pulau dengan luas sekitar 735 km
2
15,89. Luas wilayah kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Kisaran Barat yaitu 32.96 km
2
0,7. Dari 20 kecamatan tersebut hanya 8 kecamatan yang memiliki garis pantai, yaitu : Sei Kepayang, Tanjung Balai, Air Joman,
Tanjung Tiram, Talawi, Lima Puluh, Sei Suka, dan Medang Deras. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Asahan tahun 2003, jumlah desa
pantai dari 9 kecamatan tersebut adalah 36 desa, dengan jumlah desa pantai terbanyak terdapat di Kecamatan Sungai Kepayang berjumlah 9 desa 25 ,
Tanjung Tiram 7 desa pantai 19,4 dan Kecamatan Tanjung Balai 6 desa 16,7.
4.2 Kondisi Oseanografis 4.2.1 Batimetri
Secara umum perairan Pantai Timur Sumatera Utara merupakan perairan yang dangkal dengan lereng dasar perairan yang landai. Hal ini terjadi karena
perairan pantai Timur ini merupakan daerah pengendapan yang terjadi akibat pasokan sedimen dari muara sungai dan pergerakan sedimen sepanjang pantai.
Pantai yang terdapat di Kabupaten Asahan kurang berlekuk-lekuk dan garis pantainya jauh le bih panjang jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada
di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara sekitar 118 km. Sepanjang pantai