Pasang surut Arus permukaan

terdapat pelumpuran dengan ketebalan yang bervariasi antara 1 km sampai 3 km dari garis pantai. Kelandaian dasar perairan untuk kontur kedalaman 5 m, 10 m sangat bervariasi dan tidak mengikuti pola garis pantai. Garis pantai pada kedalaman 20 m mempunyai pola yang mengikuti garis pantai pada jarak 10 - 14 km dari garis pantai pada hampir semua pantai kecuali di bagian ujung Barat Laut. Pada bagian ini kontur kedalaman 20 m berlekuk-lekuk tidak mengikuti pola garis pantai. Selain itu ke arah laut terdapat lagi perairan yang dangkal dengan kedalaman 5 - 10 m. Lebih jelas disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Peta batimetri perairan Kabupaten Asahan

4.2.2 Pasang surut

Pasang surut merupakan fenomena alam yang terlihat berupa naik turunnya muka paras laut secara periodik. Pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda angkasa terutama bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang surut di perairan Kabupaten Asahan dipengaruhi oleh perambatan pasang surut semi-harian yang berasal dari Laut Andaman yang bergerak dari arah Barat menuju Tenggara. Ramalan pasang surut Tahun 2002 yang diterbitkan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL hanya terdapat pada dua lokasi yang terletak di Kabupaten Asahan yakni Kuala Tanjung 03 o 04’ 00” LU dan 99 o 05’ 00” BT dan Bagan AsahanMuara Sungai Asahan 03 o 01’ 00” LU dan 99 o 01’ 00” BT. Tipe pasang surut pada kedua lokasi tersebut adalah tipe semi-harian ganda. Kisaran pasang surut di Kuala Tanjung berkisar antara 0,9 m saat pasang perbani sampai 2,8 m saat pasang purnama. Di Bagan Asahan Muara Sungai Asahan pasang surutnya berkisar antara 1,1 m saat pasang perbani sampai 3,9 m saat pasang purnama.

4.2.3 Arus permukaan

Sirkulasi arus permukaan di perairan Kabupaten Asahan dipengaruhi oleh sirkulasi arus permukaan di Selat Malaka. Pergerakan arus permukaan Selat Malaka tidak dipengaruhi oleh arah tiupan angin tetapi secara umum selalu bergerak ke arah Barat Laut menuju Laut Andaman dengan kecepatan 2 - 8 cmdetik dan mencapai kecepatan tertinggi yakni 34 cmdetik pada bulan November. Arus yang mengalir ke Tenggara terjadi pada bulan Februari mencapai 34 cmdetik Wyrtki 1961. Menurut Khan 2004 kecepatan arus permukaan di Pulau Pandan Kabupaten Asahan berkisar antara 8 - 12 cmdetik. Selain arus permukaan yang mengikuti pola sirkulasi regional, massa air juga dapat mengalir karena adanya fenomena pasang surut dan geraka n ini disebut arus pasang surut. Hasil pengamatan lapangan oleh Dinas Perikanan 1999 di perairan Bagan Asahan menemukan arus pasang surut dengan kecepatan sekitar 60 - 70 cmdetik ke arah Timur Laut meninggalkan muara sungai saat air surut. Arus pasang surut ini mengalir ke arah Barat Daya ke hulu sungai saat air pasang kecepatannya berkisar 40 - 50 cmdetik. Sebagai pelengkap disajikan peta arus permukaan laut berdasarkan hasil pengukuran in-situ tahun 1900-1993 dari Japan Oceanographic Data Center JODC yang didapat dari website http:www.petalaut.infobcs.com pada Lampiran 1.

4.2.4 Suhu permukaan laut