adalah insang dan ginjal. Osmoregulasi memerlukan energi yang jumlahnya tergantung pada perbedaan konsentrasi garam yang ada antara lingkungan
eksternal dan  fluida  dalam tubuh ikan.  Toleransi dan preferensi salinitas dari
organisme laut bervariasi tergantung tahap kehidupannya, yaitu telur, larva, juvenil, dan dewasa. Salinitas merupakan faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan reproduksi pada beberapa ikan dan distribusi berbagai stadia hidup Re ddy 1993.
Menurut Wyrtki 1961 salinitas bulanan rata-rata di Selat Malaka bervariasi antara 29,8‰  – 31,5‰ dimana salinitas minimum terjadi pada bulan
Desember pada musim penghujan dan salinitas maksimum terjadi pada bulan Juni pada saat musim kemarau.
2.2.4 Front
Front adalah daerah pertemuan dua massa air yang mempunyai
karakteristik berbeda, misalnya pertemuan antara massa air dari Laut Jawa yang agak panas dengan massa air Samudera Hindia yang lebih dingin.  Front
merupakan salah satu kriteria dalam  menentukan daerah penangkapan ikan yang potensial. Daerah yang memiliki massa air dingin  dibandingkan dengan massa air
sekelilingnya mempunyai perbedaan suhu mencapai 1  -  2
o
C, maka daerah dengan massa air yang berbeda ini disebut daerah  front Mann dan Lazier 1996.
Menurut Robinson 1991  front  penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung membawa bersama-sama air yang dingin dan kaya akan nutrien
dibandingkan dengan perairan yang lebih hangat tetapi miskin zat hara. Kombinasi dari tempe ratur dan peningkatan kandungan hara yang timbul dari
percampuran ini akan meningkatkan produktivitas  plankton. Hal ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya stok ikan di daerah tersebut. Selain itu  front
atau pertemuan dua massa air merupakan penghalang ba gi migrasi ikan, karena pergerakan air yang cepat dan ombak yang besar.
Front yang terbentuk mempunyai produktifitas yang tinggi karena
merupakan perangkap bagi zat hara dari kedua massa air yang bertemu sehingga merupakan  feeding ground bagi jenis ikan pe lagis  Wyrtki 1961; Hela dan
Laevastu 1970. Ditambahkan oleh Denmann 1984 bahwa  front yang berlangsung dalam periode-periode tertentu pasti merupakan daerah  konvergen.
Dengan kontinuitas,  konvergen biasanya membutuhkan sirkulasi vertikal kompensasi unt uk mengimbanginya.
2.2.5 Upwelling
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam
ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan Nontji 1993.
Sebaran SPL merupakan salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk mengetahui terjadinya proses  upwellin g di suatu perairan Birowo dan Arief
1983. Pada proses  upwelling  ini terjadi penurunan SPL dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut
merangsang perkembangan  fitoplankton di permukaan. Menurut Barnes 1988 proses  upwelling  ini dapat terjadi dalam tiga
bentuk. Pertama, pada waktu arus dalam deep current bertemu dengan rintangan seperti  mid-ocean ridge  suatu sistem ridge  bagian tengah lautan di mana arus
tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke permukaan. Kedua
, ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di Utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di Selatan Ekuator
bergerak ke Selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya. Kedalaman dimana
massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena
adanya divergensi pada perairan laut tersebut.  Ketiga,  upwelling  dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat yang terus-
menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian
diisi dengan massa air di bawahnya. Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat diseba bkan
karena terjadinya proses air naik upwelling. Gerakan air naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas yang tinggi dan tak kalah pentingnya zat-
zat hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat naik ke permukaan Nontji 1993. Selain itu proses air naik tersebut disertai dengan produksi  plankton yang tinggi.
Di perairan Selat Makasar bagian selatan diketahui terjadi  upwelling. Proses terjadinya  upwelling  tersebut disebabkan karena pertemuan arus dari Selat
Makasar dan Laut Flores bergabung kuat menjadi satu dan mengalir kuat ke arah Barat menuju Laut Jawa. Dengan kondisi demikian dimungkinkan massa air
di permukaan di dekat pantai Ujung Pandang secara cepat terseret oleh aliran tersebut dan untuk menggantikannya massa air dari lapisan bawah naik ke atas.
Menurut Nontji 1993 proses air naik di Selat Makasar bagian Selatan ini terjadi sekitar Juni-September dan berkaitan erat dengan sistem arus.
2.3 Karakteristik Ikan Kembung Rastrelliger spp 2.3.1 Biologi ikan kembung