Aglomerasi Pemetaan Metode Perancangan Program Paralel

Gambar 3

2.9 Pem

Pem pemrogram otomatis m diekspresi murni mem tidak men mengekse paralel sec SISAL dan Keu tidak perlu di dalam p diselesaika demikian, Ilustrasi m mrograman mrograman p man yang m memanfaatk ikan pada be makai pemr ggunakan in kusi sebuah cara implisi n ZPL. untungan me u memperha program. Se an dengan m diharapkan etodologi p n Paralelism paralel secar memungkink kan komputa eberapa bar rograman se nstruksi, op h program s st: Axum, H enggunakan atikan pemb ehingga, leb menggunak n dapat men perancangan me secara Im ra implisit m kan sebuah asi paralel y ris kode pem ecara implis perasi atau f ecara parale HPF, LabVi n pemrogram bagian tuga bih fokus me an program ningkatkan p n pemrogram mplisit merupakan compiler at yang meleka mrograman. sit adalah pe fungsi khusu el. Beberap iew, MATL man secara s dan prose emperhatika m yang sedan produktivita man paralel karakteristi tau interpret at pada kom Bahasa pem emrograman us secara ek a bahasa pe LAB M-cod implisit ada s komunika an permasal ng dikemba as programe Foster, 19 ik dalam bah ter secara mputasi yang mrograman n paralel ya ksplisit untu emrograman e, NESL, alah program asi yang terj lahan yang angkan. Den er. 13 95. hasa g n yang ang uk n mer jadi akan ngan Namun, paralelisme secara implisit juga memiliki kelemahan. Programer yang menggunakan bahasa pemrograman dengan paralelisme secara implisit, memiliki keterbatasan dalam mengendalikan eksekusi komputasi paralel pada program. Terkadang hal ini menghasilkan efesiensi parelel yang kurang optimal. Pada umumnya pendekataan secara implisit ini dilakukan untuk Single Instruction Multiple Data SIMD, dimana instruksi program yang akan dijalankan sama dilakukan untuk data yang berbeda Grama et-al, 2003.

2.10 Ukuran Kinerja pada Komputasi Paralel

Mengamati dan mempelajari kinerja suatu program parlel dengan menentukan algoritma terbaik, mengevaluasi platform perangkat keras, dan menganalisis keuntungan dari metode komputasi paralel merupakan hal yang penting dalam pengembangan komputasi paralel Grama et-al, 2003. Ada beberapa matriks ukuran yang digunakan untuk menganalisis kinerja sebuah komputasi paralel:

2.10.1 Execution Time

Runtime secara serial pada sebuah program adalah selisih antara waktu dimulai sampai selesai yang diperlukan sebuah program dijalankan secara serial. Runtime secara paralel adalah waktu dimulai sampai selesai yang diperlukan sebuah program pada komputasi paralel. Runtime secara serial dilambangkan dengan dan runtime secara paralel dilambangkan dengan . 2.10.2 Total Parallel Overhead Total Parallel Overhead pada sebuah sistem paralel didefinisikan sebagai total waktu yang diperlukan untuk elemen-elemen pemrosesan di atas atau lebih yang dibutuhkan oleh sebuah algoritma sekuensial terbaik untuk memecahkan masalah yang sama pada sebuah elemen pemrosesan. Total overhead atau fungsi overhead pada sistem paralel dilambangkan dengan . Waktu total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah masalah pada elemen-elemen adalah . Dan selisih waktu dengan waktu serial yang disebut sebagai overhead. .