Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Apriyanti 2005 yang melakukan optimalisasi Jaringan Syaraf Tiruan, menunjukkan hasil akurasi hasil peramalan
naik berdasarkan niali R
2
terbaik adalah 87.71. Kedua penelitian tersebut menggunakan GCM untuk memodelkan curah
hujan. Selain GCM, terdapat model lain yaitu RegCM3. Model RegCM3 merupakan salah satu model yang umum digunakan untuk meneliti curah hujan.
Kelebihan RegCM3 adalah tingkat resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan GCM, sehingga dapat digunakan untuk menganalisis curah hujan pada
wilayah tertentu yang bersifat lokal. Namun, karena data RegCM3 merupakan hasil perhitungan matematika dan fisika yang tidak berdasarkan keadaan
sebenarnya, maka terjadi kesalahan data yang sistematis. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat melakukan kalibrasi
data Model RegCM3 sehingga mendekati keadaan curah hujan sebenarnya. Tetapi, terdapat beberapa tantangan dalam melakukan proses kalibarasi. Pertama,
data curah hujan bersifat spatial dan temporal, sehingga dimensi data menjadi besar. Hal ini yang menyebabkan proses komputasi menjadi lambat. Maka perlu
suatu pendekatan untuk mempercepat proses komputasi. Kedua, informasi yang dihasilkan dari proses kalibasi harus dapat diakses oleh pengguna dengan
menggunakan jaringan internet.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem online untuk merekonstruksi data curah hujan
menggunakan data Model RegCM3 bulanan berdasarkan titik-titik observasi pengamatan. Implementasi pemrograman sistem menggunakan pendekatan
pemrograman paralel secara implisit untuk mempercepat proses komputasi .
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian meliputi: data yang digunakan pada penelitan ini adalah data curah hujan Model RegCM3 bulanan Desember 1958 sampai Juli
2002 dan data curah hujan bulanan hasil pengamatan dari titik statsiun observasi iklim di Kabutpaten Indramayu Januari 1989 sampai Desember 2007. Metode
yang digunakan untuk merekonstruksi data curah hujan dari Model RegCM3 berdasarkan data obsevasi menggunakan proses regresi linear. Pengembangan
sistem komputasi menggunakan pemrograman paralel secara implisit. Faktor- faktor yang akan diamati dan dianlisis adalah akurasi hasil rekonstruksi nilai curah
hujan dan kinerja komputasi yang dilakukan secara paralel yang meliputi: speedup
, efesiensi dan total parallel overhead.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Sirkulasi Umum Global Circulation Model GCM
Model Sirkulasi Umum merupakan model matematika dari sirkulasi umum dari atmosfir planet atau lautan secara global dan didasarkan pada persamaan
Navier-Strokes pada sphere yang sedang berotasi dengan istilah termodinamika
dengan berbagai sumber energi Ratag 2002 dalam Normakristagaluh 2004. Persamaan-persamaan ini adalah dasar dari komputasi komputer yang kompleks
yang umum digunakan untuk mensimulasikan keadaan atmosfir atau laut di Bumi. Atmospheric GCM
AGCM dan Oceanic GCM OGCM merupakan komponen kunci pada Model Iklim Global Global Climate Mode. GCM dan Global
Climate Model secara umum digunakan untuk melakukan proses prakiraan cuaca,
pemahamaan terhadap iklim dan proyeksi terhadap perubahan iklim.Model ini menduga perubahan unsur-unsur cuaca secara regional pada grid-grid yang
berukuran 3
o
atau 4
o
sampai 10
o
menurut lintang dan bujur, dan dapat digunakan untuk peramalan atau menilai dampak yang mungkin timbul apabila terjadi
perubahan di udara, laut, dan daratan.
2.2 Regional Climate Model 3RegCM3
Regional Climate Model RegCM merupakan model yang dikembangkan
dengan perhitungan matematika dan fisika untuk memodelkan iklim. RegCM yang pertama, dikembangkan oleh Dickinson et-al 1989, Grogi dan Bates 1989
dan Grogi 1990 pada National Center for Atmospheric Research NCAR, dan di maintain di ICTP. Saat ini RegCM adalah versi generasi ke-tiga RegCM3.
RegCM3 merupakan perbaikan dari RegCM2.5 yang dideskripsikan oleh Grogi dan Mearns 1999. Perbaikan meliputi representation of precipitation physics,
surface physics , atmospheric chemistry dan aerosols, model input fields, serta
user interface .
Keuntungan menggunakan RegCM adalah memiliki resolusi yang lebih tinggi dari pada Global Climate Model GCM, sehingga dapat memodelkan iklim
untuk area dengan skala kecil dan bersifat lokal. Model RegCM3 bekerja dengan
meni RegC
Suma meng
RegC
Gam
2.3
data kejad
Di gu bebe
perm peres
ingkatkan re CM3 dapat m
atera atau w ganalisis ilk
CM3 pada t
mbar 1 Ilustr Bumi
Curah Hu
Beberapa curah hujan
dian hujan. urun, peneri
rapa wilaya Curah huj
mukaan sebe sapanperem
esolusi dari menganalis
wilayah terte kim dalam s
itik obesrva
asi permeta http:clim
ujan
informasi u n rata-rata ta
Curah hujan imaan hujan
ah tropika b an dibatasi
elum menga mbesan ke d
GCM pada sis iklim yan
entu di pula skala besar
asi di Bumi
aan grid mat matepredicti
untuk mengg ahunan, har
n rata-rata t n tahunan b
asah, curah sebagai ting
alami aliran dalam tanah
a wilayah ke ng mencaku
au Jawa, sed global. Ilu
dapat diliha
triks RegCM on.netcont
gambarkan ri hujan, pol
tahunan san berkisar dari
h hujan dapa ggi air hujan
permukaan h Handoko
ecil dan terb up wilayah t
dang GCM d ustrasi pem
at pada Gam
M3 pada ko tentregiona
keadaan su la musiman
ngat bervaria i 70 mm per
at melebihi 4 n dalam m
n, evaporasi 1993 dalam
batas. Mode tertentu di p
digunakan u metaan grid d
mbar 1.
ordinat obs al-climate-m
uatu wilayah , dan peluan
asi menurut r tahun, sem
4000 mm p mm yang dit
, dan m Normakris
el pulau
untuk data
ervasi di models.
h adalah ng
t tempat. mentara di
per tahun. terima di
stagaluh