II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metode Pendugaan Cadangan Karbon
Keberadaan karbon merupakan bagian penting dari siklus kehidupan di bumi. Ada empat reservoir karbon utama yaitu atmosfer, biosfer teresterial
daratan, lautan, dan sedimen. Beberapa dekade terakhir terjadi ketidak seimbangan neraca karbon global diakibatkan semakin bertambahnya populasi
manusia. Pemanenan karbon melalui perubahan penggunaan lahan, pembakaran biomassa, penambangan bahan bakar fosil dan pencemaran di laut menyebabkan
peningkatan jumlah karbon di atmosfer. Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer adalah gas karbon dioksida CO
2
, metan CH
4
dan kloroflorokarbon CFC merupakan gas artifisial atau buatan. Gas-gas tersebut adalah gas rumah
kaca yang berperan dalam pemanasan global Yulianti, 2009. Cadangan karbon pada ekosistem teresterial daratan terbagi menjadi
karbon diatas permukaan dan karbon di bawah permukaan atau dalam tanah. Karbon di atas permukaan tanah meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan
bawah semak belukar berdiameter 5 cm, tumbuhan menjalar dan gulma, nekromassa bagian pohon atau tanaman yang sudah mati dan serasah bagian
tanaman yang gugur berupa daun dan ranting. Karbon bawah permukaan meliputi biomassa akar dan bahan organik tanah sisa tanaman, hewan dan manusia yang
mengalami dekomposisi serta hamparan lahan gambut Hairiah dan Rahayu, 2007.
Biomassa tanaman digunakan sebagai dasar untuk menduga karbon atas permukaan. Teknik untuk mengukur biomassa bisa dilakukan dengan metode
destruktif dan menggunakan persamaan alometrik. Penggunaan metode destruktif sangat memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang terutama jika
dilakukan terhadap vegetasi hutan. Oleh karena itu salah satu metode pemecahannya dapat digunakan persamaan alometrik yang telah disusun dari
tanaman yang sejenis. Persamaan ini menghubungkan biomassa tanaman dengan diameter dan tinggi tanaman Pearson, Brown, Birdsey, 2007. Karbon atas
permukaaan dapat diduga jika biomassa telah diketahui.
Metode pendugaan cadangan karbon atas permukaan dengan pendekatan biomassa merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan Gibbs et al., 2007.
Biomassa dapat diduga melalui pengukuran lapangan yang intensif atau dikembangkan dengan persamaan alometrik yang telah disusun sebelumnya
Brown, 1997. Model pendugaan biomassa dapat disusun berdasarkan parameter tinggi dan diameter pohon Johnsen et al., 2001.
Persamaan alometrik merupakan persamaan yang menghubungkan dimensi-dimensi dari pohon dengan nilai biomassa pohon. Setiap tanaman yang
berbeda akan memiliki pola yang berbeda untuk membentuk persamaan alometrik ini. Penyusunan persamaan alometrik untuk kelapa sawit yang telah dilakukan oleh
Thenkabail et al. 2004 menghasilkan persamaan berikut : Berat Kering kg = 0,3747tinggi cm + 3,6334 R
2
= 0,9804 Tetapi persamaan tersebut disusun berdasarkan data biomassa dan dimensi kelapa
sawit yang ditanam pada lahan mineral di Afrika. Sementara itu, pada lahan gambut persamaan alometrik yang didapatkan dalam penelitian Yulianti 2009
didapatkan persamaan sebagai berikut : Berat Kering kg = 2,24 exp
-3
diameter
1,85
tinggi
0,68
R
2
= 0,99
2.2. Kelapa Sawit