3.3.4 Penetapan Karbon Kelapa Sawit
Penetapan C-organik dari biomassa kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode pengabuan kering. Bagian-bagian dimensi kelapa sawit
pada bagian batang, pelepah dan daun menggunakan hasil C-organik Yulianti 2009 sedangkan C-organik tandan kosong sebesar 42,8 Darmosarkoro,
Sutarta, Winarna, 2001. 3.3.5 Pendugaan Karbon Biomassa Kelapa Sawit
Karbon biomassa kelapa sawit diduga dengan menggunakan faktor konversi yang diperoleh dari hasil analisis kandungan karbon masing-masing
dimensi kelapa sawit, yaitu batang, pelepah dan daun. Rumus yang digunakan
adalah :
Karbon Biomassa kgpohon = Biomassa Kering kgpohon x C-organik
3.3.6. Pembangunan Persamaan Alometrik Terkoreksi
Karbon biomassa pohon kelapa sawit yang diduga dari persamaan alometrik yang telah didapatkan pada penelitian Yulianti 2009 ditambahkan
dengan karbon biomassa pelepah pruning dan karbon biomassa tandan kosong sehingga dapat terbangun persamaan alometrik baru dengan berbagai model
sebagai berikut: Ŷ = β
D
β1
Ŷ = β +
β
1
D
2
H Ŷ = β
D
β1
H
β2
dengan: Ŷ : karbon biomassa batang, daun, pelepah, pelepah prunning, dan
tandan kosong kg D
: diameter kelapa sawitDiameter Breast Height cm H
: tinggi kelapa sawit cm Peubah karbon biomassa pada pohon kelapa sawit meliputi karbon
biomassa terkoreksi dengan penambahan pelepah pruning dan tandan kosong. Diameter batang yang diambil dari pengukuran pada penelitian Yulianti 2009
dilakukan sejajar tanah dan tegak lurus batang, baik yang dengan pelepah maupun
tanpa pelepah. Sementara, ukuran tinggi tanaman merupakan tinggi vertikal yang diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, tinggi bebas percabangan dan panjang
batang miring digunakan untuk menghitung persamaan alometrik. Persamaan regresi terbaik akan dipilih dari model hipotetik di atas dengan menggunakan
koefisien determinasi R
2
yang tertinggi. Data yang diperoleh, diolah menggunakan Minitab Versi 14.
3.3.7. Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon Pertahun Tanam