26
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang bersumber dari hasil publikasi berbagai instansi terkait seperti
Bursa Efek Indonesia BEI, Bank Indonesia BI, dan beberapa bahan pustaka lainnya seperti buku-buku referensi, artikel yang diterbitkan di internet, serta
literatur ilmiah lainnya yang sesuai dengan topik bahasan penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, artikel, dan buku-buku
referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia BEI, dan Bank Indonesia BI.
3.8 Metode Analisis Data
Data yang terkumpul dibersihkan dari data yang outliear. Data outliear adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data lain. Data outliear bisa
terjadi karena kesalahan dalam pemasukan data, atau kesalahan pada pengambilan sampel. Keberadaan data-data ekstrim tidak bisa dihindarkan. Data outliear
dihilangkan karena dianggap tidak mencerminkan sebaran data yang sesungguhnya. Data yang telah dibersihkan kemudian dianalisisis melalui metode
analisis statistika deskriptif dan metode analisis statistika inferensial.
27
3.8.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis statistika deskriptif merupakan suatu metode analisis
dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik
yang dibahas.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Penulis menggunakan bantuan program software SPSS Statistical Package for Social Solution dalam penelitian ini. Sebelum melakukan analisis regresi,
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mendapatkan perkiraan yang efisien atau tidak. Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda
sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak
dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Erlina, 2011:100. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan Situmorang dan Lufti, 2012:100. Uji dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu:
28
a. Pendekatan Histogram
Untuk menguji asumsi klasik data dapat dilihat dengan kurva normal, yaitu kurva yang memiliki ciri khusus, salah satu diantaranya adalah bahwa: mean,
mode, dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga tendensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat, berarti kurva tersebut miring ke kiri atau ke
kanan. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan tersebut dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” skewness.
Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif kearah kanan
atau bertanda negatif kearah kiri Situmorang dan Lufti, 2012:101. b.
Pendekatan Grafik
PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya
berbentuk linier dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak
selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, kita dapat mengatakan bahwa sebaran data
dalam hal ini residual, adalah normal Situmorang Lufti, 2012:103. c.
Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data sepanjang garis diagonal
berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:
H = data residual berdistribusi normal
H
a
= data residual tidak berdistribusi normal
29
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5. Jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H
diterima artinya data residual berdistribui normal. Sebaliknya, jika nilai A
sym.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H diterima, artinya data residual tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada dua uji multikolinearitas yang
sering digunakan yaitu sebagai berikut Erlina, 2011:103:
1. VIF Variance Inflating Factor VIF adalah suatu estimasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varian
pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independenpenjelas. VIF yang tinggi menunjukkan bahwa multikolinearitas telah menaikkan sedikit varian
pada koefisien estimasi, akibatnya menurunkan tingkat t. Semakin tinggi nilai VIF suatu variable tertentu, maka akan semakin tinggi varian koefisien
estimasi pada variabel tersebut dengan asumsi varian error term adalah konstan. Dengan demikian, semakin tinggi VIF, semakin berat dampak pada
multikolinearitas. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolineritas yang cukup berat diantara variabel independen.
2. Korelasi diantara Variabel Independen Disamping VIF, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
gejala multikolinearitas suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi sederhana antara variabel-variabel independenpenjelas. Apabila r adalah tinggi
30
nilai absolutnya, maka ada dua variabel penjelas tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut. Koefisien korelasi
yang tinggi ini menunjukkan terjadi gejala multikolinearitas yang berat. Korelasi antar dua variabel penjelas dikatakan memiliki hubungan yang tinggi,
beberapa peneliti secara arbiter menentukan 0,8. Dengan demikian, suatu model terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara variabel
independen lebih besar dari 0,8.
3. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homokedastisitas atau bersifat konstan. Umumnya heterokedastisitas
sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section silang waktu
daripada time series runtut waktu. Hal ini bukan berarti model yang
menggunakan data runtut waktu bebas dari heterokedasitas.
Pengujian gejala heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Erlina, 2011:105.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
31
pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi ke observasi lainnya Situmorang dan Lufti, 2012:120. Uji autokorelasi
ini menggunakan Durbin-Watson DW Test.
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl d du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak
4-dl d 4 Tidak ada autokorelasi negative
No decision 4-du d 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Terima
du d 4-du
Sumber:
Situmorang dan Lutfi 2012 : 126
3.8.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis statistika yaitu analisis regresi linear berganda, digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, suku
bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di
Bursa Efek Indonesia. Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ ɛ
Keterangan: Y
= Harga saham perusahaan i pada tahun t a
= Konstanta X
1
= Return on Equity ROE X
2
= Debt to Equity Ratio ROE X
3
= Suku Bunga X
4
= Nilai Tukar
32
b
1
= Koefisien regresi variabel X
1
b
2
= Koefisienregresi variabel X
2
b
3
= Koefisien regresi variabel X
3
b
4
= Koefisien regresi variabel X
4
ɛ = Standard error
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apablia nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H
ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana H
diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.
1. Uji Signifikansi Serempak Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk
pengujiannya adalah: 1. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap
harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. Ha : minimal satu b
i
≠ 0, artinya return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar secara serempak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
33
Dengan menggunakan tingkatan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig.F 0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel
. Dimana kriterianya, yaitu: 1. H
diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5
2. H
a
diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5
2. Uji Signifikansi Parsial uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap variabel terikat:
1. H : b
i
= 0, artinya secara parsial return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. H
a
: b
i
≠ 0, artinya secara parsial return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 H
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.t 0,05 H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signfikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu: 1. H
diterima jika t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 5
34
2. Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 5
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variable yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas independent variable. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-
faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen
keuangan yang diperjual belikan di BEI seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan deviratif seperti opsi put atau
call.
Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa
Efek Surabaya BES. Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan
Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derifative.
Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada Desember 2007. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember
2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakata Automated Trading
System JATS sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan
sistem baru bernama JATS-NextIG yang disediakan OMX. Tahun 2011 sekitar
437 perusahaan yang tercatat sebelumnya.
36
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia
1. PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI
PT Alam Sutera Realty Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 3 Nopember 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno
beserta keluarga yang memfokuskan kegiatan usahanya di bidang properti. Perusahaan mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk dengan akta
tertanggal 19 September 2007 No. 71 dibuat oleh Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Pada 18 Desember 2007, Perusahaan menjadi perusahaan
publik dengan melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia.
2. PT Bekas Asri Pemula Tbk BAPA
PT Bekasi Asri Pemula Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Oktober 1993di Bekasi.Perusahaan bergerak dalam bidang real estat, perdagangan,
pembangunan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan dan jasa angkutan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial sejak tahun 2004 dan kegiatan
usaha yang dilakukan perusahaan sampai dengan saat ini adalah real estat. Pada tanggal 19 Desember 2007 Perusahaan melakukan penawaran umum perdana
saham kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar saham biasa. Pada tanggal 14 Januari 2008 seluruh saham sejumlah 650.000.000 telah dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia
3. PT Bumi Citra Permai Tbk BCIP
Sejak didirikan dengan Akta Pendirian Perusahaan PT Bumi Citra Permai Tbk No. 2 tanggal 3 Mei 2000, Perusahaan bergerak dalam industri konstruksi dan
37
sektor perumahan dengan sebuah kawasan industri yang dimiliki seluas 210 hektar dengan nama “Millennium Industrial Estate” berlokasi di Tangerang,
Propinsi Banten. Sebagai kawasan industri, Provinsi Banten memiliki kelebihan secara geografis sebagai pintu gerbang strategis dari Jawa dan Sumatera, yang
juga memiliki Pelabuhan Internasional Bojonegara yang dibangun untuk memfasilitasi arus lalu lintas barang dan konsumen industri dan kegiatan
perdagangan di wilayah Cilegon, Serang, dan sekitarnya. Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana IPO pada 11 Desember
2009, dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Jumlah saham yang ditawarkan sebesar 500 juta lembar saham dengan harga penawaran sebesar
USD 110 per saham.
4. PT Sentul City Tbk BKSL
PT Sentul City Tbk Perusahaan pertama kali didirikan dengan nama PT Sentragriya Kharisma pada tanggal 16 April 1993. Sejak didirikan, nama
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir menjadi PT Sentul City Tbk.
5. PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
PT Bumi Serpong Damai Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 16 Januari 1984 di Jakarta. Perusahaan berusaha dalam bidang pembangunan real estat. Pada
tanggal 27 Mei 2008, Perusahaan melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 1.093.562.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per
saham, dan harga penawaran sebesar Rp 550 per saham.
38
6. PT Cowell Development Tbk COWL
PT Cowell Development Tbk Perusahaan didirikan tanggal 25 Maret 1981 dengan nama PT Internusa Artacipta dan memulai kegiatan operasi komersialnya
sejak 1981. Pada tanggal 10 Desember 2007, COWL memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
COWL IPO kepada masyarakat sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp130,- per saham dan disertai
sebanyak 150.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 19 Desember 2007.
7.
PT Ciputra Development Tbk CTRA
PT Ciputra Development Tbk Perusahaan didirikan 22 Oktober 1981 dengan nama PT Citra Habitat Indonesia dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1984. Pada tanggal 18 Februari 1994, CTRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham CTRA IPO kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.200,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 28 Maret 1994.
8. PT Ciputra Property Tbk CTRP
Perusahaan berdiri pada tanggal 22 Desember 1994 di Jakarta dengan nama awal PT Citraland Property dan kemudian berubah menjadi PT Ciputra Property
pada tanggal 5 Maret 1997. Pada 7 November 2007, Perusahaan tercatat di Bursa
39
Efek Jakarta saat ini Bursa Efek Indonesia dengan melepas saham ke publik sebesar 49.
9. PT Ciputra Surya Tbk CTRS
PT Ciputra Surya Tbk Perusahaan didirikan tanggal 21 Nopember 1989 dengan nama PT Bumi Citrasurya dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada
tanggal 1 Maret 1993. Ada tanggal 28 Desember 1990, nama PT Bumi Citrasurya diubah menjadi PT Citraland Surya. Selanjutnya tanggal 18 Pebruari 1997, nama
perusahaan diubah menjadi PT Ciputra Surya.
10. PT Duta Anggada Realty Tbk DART
PT Duta Anggada Realty Tbk Perusahaan didirikan tanggal 30 Desember 1983 dengan nama PT Duta Anggada Inti Pratama dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1984. Pada tahun 1990, DART memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
DART IPO Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 08 Mei 1990.
11. PT Intiland Development Tbk DILD
Intiland Development Tbk Perusahaan didirikan tanggal 10 Juni 1983 dan memulai kegiatan usaha komersialnya sejak 01 Oktober 1987. Pada tanggal 02
Agustus 1991, DILD memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DILD IPO kepada masyarakat
40
sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia BEI pada tanggal 04 September 1991.
12. PT Duta Pertiwi Tbk DUTI
PT Duta Pertiwi Tbk Perusahaan didirikan tanggal 29 Desember 1972 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. Pada tanggal 26
September 1994, DUTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DUTI IPO kepada masyarakat
sebanyak 25.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp3.150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia BEI pada tanggal 02 Nopember 1994.
13. PT Bakrieland Development Tbk ELTY
PT Bakrieland Development Tbk dahulu PT Elang Realty Tbk Perusahaan didirikan dengan nama PT Purilestari Indah Pratama pada tanggal 12 Juni 1990
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Pada tanggal 13 Oktober 1995, ELTY memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 110.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp625,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Oktober 1995.
41
14. PT Fortune Mate Indonesia Tbk FMII
PT Fortune Mate Indonesia Tbk Perusahaan didirikan tanggal 24 Juni 1989 dalam rangka Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1989. Pada tanggal 15 Mei 2000, FMII memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham FMII IPO kepada masyarakat sebanyak 66.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Juni 2000.
15. PT Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 14 Mei 1991. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan yang utama adalah
bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti. Penerbitan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia disetujui oleh PT Bursa
Efek Indonesia dalam suratnya No. S-3523BEJ.EEM12-2000 tanggal 7 Desember 2000. Pada tanggal 31 Maret 2012, seluruh saham Perusahaan telah
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
16. PT Perdana Gapuraprima Tbk GPRA
PT Perdana Gapuraprima Tbk Perusahaan awalnya didirikan dengan nama PT Perdana Gapura Mas pada tanggal 21 Mei 1987. Pada tanggal 1 Maret 1999
nama perusahaan berubah dari PT Perdana Gapura Mas menjadi PT Perdana Gapuraprima. Pada tanggal 2 Oktober 2007, Perusahaan melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham Perusahaan kepada Masyarakat Sejumlah 962.000 saham
42
dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham pada harga penawaran sebesar Rp 310 per saham, disertai dengan penerbitan 192.400.00 waran seri I. Pada tanggal
10 Oktober 2007 Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di BEJ.
17. PT Jaya Real Property Tbk JRPT
PT Jaya Real Property Tbk Perusahaan didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 di
Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 pada tanggal 6 Desember 1979. Pada tanggal 2 Juni 1994, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana
35.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 angka penuh per saham kepada masyarakat melalui pasar modal dengan harga Rp 5.200 angka penuh per
saham. Pencatatan saham dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Juni 1994. Bersamaan dengan pencatatan saham-saham tersebut, seluruh saham milik
pemegang saham lama sejumlah 200.000.000 saham juga turut dicatatkan CompanyListing, sehingga pada tanggal tersebut seluruh saham Perusahaan atau
sejumlah 235.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.
18. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
PT Kawasan Industri Jababeka, Tbk Perusahaan didirikan tanggal 12 Januari 1989 sesuai dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri
No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970. Pada tanggal 10 Januari 1995, Perusahaan mencatatkan 47.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dalam rangka penawaran umum. Pada tanggal 16 Desember 1996,
43
Perusahaan mencatatkan 156.820.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas
pertama dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham. Seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
31 Desember 2009.
19. PT Global Land and Development Tbk KPIG
PT Global Land Development Tbk dahulu PT Kridaperdana Indahgraha Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 65 tanggal 11 Juni 1990 di Jakarta
dan diubah dengan akta No. 72 tanggal 19 Oktober 1990 di Jakarta. Pada tanggal 25 Pebruari 2000, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana 30.000.000
saham, nilai nominal dan harga Rp 500,00 per saham, 72 disertai dengan 24.000.000 Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang
saham. Setiap pemegang lima saham Perusahaan memperoleh empat Waran Seri l, dimana setiap pemegang satu Waran Seri I berhak membeli satu saham
Perusahaan dengan harga Rp550 per saham. Jangka waktu pelaksanaan dimulai sejak tanggal 8 Oktober 2000 sampai dengan 29 Maret 2003.
20.
PT Lamicitra Nusantara Tbk LAMI
PT Lamicitra Nusantara Tbk, yang dulunya bernama PT Lami Citra Persada Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri No. 6 tahun 1968 jo. UndangUndang No. 12 tahun 1970 di Surabaya.
44
21. PT Laguna Cipta Griya Tbk LCGP
PT Laguna Cipta Griya Perusahaan, didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 2004. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Agustus
2004. Pada tanggal 29 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK
dengan suratnya No.S-3242BL2007 tanggal 29 Juni 2007 untuk melakukan Penawaran Umum atas 300.000.000 saham biasa. Saham-saham dari penawaran
umum tersebut dan saham pendiri telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 2007.
22. PT Lippo Cikarang Tbk LPCK
PT Lippo Cikarang Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Juli 1987 di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada
tanggal 27 Juni 1997 Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 108.588.000 saham biasa atas nama. Pada tanggal 24 Juli
1997 seluruh saham Perusahaan sejumlah 696.000.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
23. Lippo Karawaci Tbk LPKR
PT Lippo Karawaci Tbk Perusahaan didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana pada tanggal 15 Oktober 1990 di Jakarta. Penawaran umum
perdana Perusahaan sejumlah 30.800.000 saham kepada masyarakat dan telah dinyatakan efektif sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan LembagaKeuangan Bapepam-LK dh Badan Pengawas Pasar
45
Modal No. S-878PM1996 tanggal 3 Juni 1996, dan selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 1996.
24.
PT Modernland Realty Tbk MDLN
PT Modernland Realty Tbk Perusahaan di dirikan tanggal 8 Agustus 1983. Pada tanggal 18 Desember 1992, Perusahaan telah menawarkan 22.800.000
saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham kepada masyarakat melalui pasar modal dengan harga Rp 4.650 per saham. Pencatatan saham dilakukan di Bursa
Efek Indonesia dahulu Bursa Efek Jakarta pada tanggal 18 Januari 1993. 25.
PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI
Metropolitan Kentjana Tbk Perusahaan didirikan 29 Maret 1972 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1975. Pada tanggal 29 Juni 2009, MKPI
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MKPI IPO kepada masyarakat sebanyak 95.000.000
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp2.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada
tanggal 10 Juli 2009.
26. PT Indonesia Prima Property Tbk OMRE
PT. Indonesia Prima Property Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka Undang Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968. Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam sekarang Bapepam-LK pada tanggal 29 Juni 1994 untuk melakukan
penawaran umum atas 35.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Saham
46
tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 22 Agustus 1994. Pada tanggal 28 Nopember 1996, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 360.000.000 saham. Pada tanggal 19 Desember 1996 saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta.
27. PT Pakuwon Jati Tbk PWON
PT Pakuwon Jati Tbk Perusahaan didirikan tanggal 20 September 1982 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 1986. Pada tanggal 22
Agustus 1989, PWON memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO PWON kepada masyarakat
sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia BEI pada tanggal 09 Oktober 1989.
28. PT Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Perusahaan didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 1985. Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan
memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S- 2786PM1997 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal untuk
mengadakan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 70.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 setiap saham dengan harga penawaran Rp
500 setiap saham dan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan harga pelaksanaan Rp 500 setiap waran.
47
29. PT Roda Vivatex Tbk RDTX
PT Roda Vivatex Tbk Perusahaan didirikan dalam Rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968. Pada tanggal 3 April 1990
Perusahaan melakukan Penawaran Umum atas 1.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 26 September 1992, Perusahaan melakukan
Penawaran Umum Terbatas I sebesar 14.000.000 saham. Pada tanggal 10 Desember 1993, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II sebesar
28.000.000 saham. Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 268.800.000saham telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
30.
PT Dayanasa Arthatama Tbk SCBD
Danayasa Arthatama Tbk Perusahaan didirikan 01 April 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Pada tanggal 28 Maret 2002,
SCBD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SCBD IPO kepada masyarakat sebanyak
100.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
BEI pada tanggal 19 April 2002.
31. PT Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
PT Suryamas Dutamakmur Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 21 September 1989 di Jakarta. Pada tanggal 18 September 1995, Perusahaan
melaksanakan penanaman umum kepada masyarakat sebanyak 80.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp.
48
850 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya Company Listing pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 12 Oktober 1995.
Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek Surabaya bergabung ke Bursa Efek Jakarta, kemudian berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI yang mulai
menjalankan fungsi Bursa Efek pada tanggal 1 Desember 2007. Saham Perusahaan tercatat di BEI sejak tanggal 1 Desember 2007.
32. PT Summarecon Agung Tbk SMRA
PT Summarecon Agung Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 26 November 1975. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
BAPEPAM dan LK, melalui Surat No. SI085SHMMK.101990 tanggal 1 Maret 1990, menyatakan bahwa sejak tanggal tersebut, telah efektif penawaran
umum sejumlah 6.667.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp1.000 satuan penuh setiap saham kepada masyarakat, dengan harga penawaran
sebesar Rp 6.800 satuan penuh setiap saham. Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sekarang digabung menjadi
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1996.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Pengujian Data
Sebelum dilakukannya uji asumsi klasik maka penelitian ini melakukan pembersihan data terlebih dahulu yaitu dengan mengoutlier data penelitian.
Setelah data dioutlier maka data penelitian yang awalnya berjumlah 128 menjadi 118. Adapun langkah-langkah dalam melakukan outlier tersebut adalah
www.widhiarso.staff.ugm.ac.id:
49
a. Menambahkan satu kolom pada data view dengan memberi no subyek. b. Pilih analyze- regression-liniear kemudian masukkan no subyek menjadi
variabel dependen dan variabel x dan y pada variabel independen pilih save maka checklist pada bagian residual yaitu deleted dan bagian distance checklist
mahalanobis, kemudian klik continue dan ok. Maka akan muncul kolom baru pada data view yaitu kolom mahal.
c. Lihat hasil output pada tabel residual statistic data angka pada bagian mahal maksimum, data yang tertera pada tabel tersebut dihapus pada data view kolom
mahal. d. Regresi ulang sehingga data penelitian menjadi lebih baik. Lampiran 4.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas dan mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas, heteroskedasitas dan autokorelasi dalam model regresi.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengatahui normal tidaknya distribusi variabel pengganggu atau residual dalam model regresi. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan Situmorang dan Lufti, 2012:100.
50 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi
data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik
normal probability plot yang menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
51 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 Grafik
Normal Probability Plot
Berdasarkan garik normal probability plot di atas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5, maka jika nilai Asymp Sig 2-tailed diatas 5 artinya variabel
residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
52
Tabel 4.1 Hasil Uji Komolgrov-Sminorv
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 118
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .85402497
Most Extreme Differences Absolute
.075 Positive
.053 Negative
-.075 Kolmogorov-Smirnov Z
.815 Asymp. Sig. 2-tailed
.519 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.1 menunjukkan nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,519 dan diatas nilai signifikan 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa variabel residual
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas independen. Dalam penelitian
ini uji multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF.
Apabila tolerance 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas akan tetapi jika tolerance 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas.
53
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
ROE .604
1.655 DER
.602 1.662
SukuBunga .979
1.021 LnNilaiTukar
.975 1.026
a. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tolerance dari setiap variabel adalah lebih besar 0,10dan nilai VIF setiap variabel independen adalah lebih kecil dari
10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel indpenden.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual satu ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Erlina, 2011:105. Dalam penelitian ini, gejala heterokedastisitas didteksi dengan menggunakan grafik
scatterplot dan uji glejser.
54 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.3 Grafik
Scatterplot
Dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, serta tidak
membentuk pola tertentu Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk
digunakan.
55
Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -6.953
6.306 -1.103
.272 ROE
1.224 .630
.229 1.944
.054 DER
-.170 .119
-.169 -1.427
.156 SukuBunga
-4.375 13.097
-.031 -.334
.739 LnNilaiTukar
.868 .672
.120 1.292
.199 a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel return on equity ROE, debt to equity ratio DER, suku bunga, dan nilai tukar lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin
Watson.
56
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.670
a
.449 .429
.86901 1.904
a. Predictors: Constant, LnNilaiTukar, ROE, SukuBunga, DER b. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1,904. Nilai d dibandingkan dl dan du pada n = 118 dan k = 4
sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,6479 dan du sebesar 1,7520. Hal ini sesuai dengan ketentuan du d 4-du, yaitu 1,7520 1,904 2,248 yang
menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi tidak terdapat autokorelasi.
4.2.3 Metode Analisis Statistika Deskriptif
Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean, serta
standar deviasi. Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif akan
dijelaskan dalam tabel berikut ini.
57
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation HSaham
118 50
9500 881.05
1312.322 ROE
118 -.11
.33 .1010
.08730 DER
118 .02
1.93 .7095
.46262 SBunga
118 .06
.07 .0633
.00330 NilaiTukar
118 8819
10453 9427.32
622.245 Valid N listwise
118
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio DER, suku bunga, dan nilai tukar memiliki nilai minimum positif sedangkan return on equity
ROE memiliki nilai minimum negatif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. Variabel harga saham memiliki sampel sebanyak 118; nilai minimum terkecil 50; nilai maximum terbesar 9.500; mean rata-rata 6,0797; dan standar
deviation simpangan baku 1,15039. b. Variabel return on equity memiliki sampel N sebanyak 118; nilai minimum
terkecil -0,11; nilai maximum terbesar 0,33; mean rata-rata 0,1010 dan standar deviation simpangan baku 0,08730.
c. Variabel debt to equity ratio DER memiliki sampel sebanyak 118; nilai minimum terkecil 0,02; nilai maximum terbesar 1,93; mean rata-rata
0,7095; dan standar deviation simpangan baku 0,46262. d. Variabel suku bunga memiliki sampel N sebanyak 118; nilai minimum
terkecil 0,06; nilai maximum terbesar 0,07; mean nilai rata-rata 0,0633; dan standar deviation simpangan baku 0,00330.
58
e. Variabel nilai tukar memiliki sampel N sebanyak 118; nilai minimum terkecil 9,08; nilai maximum terbesar 9,25; mean rata-rata 9,1467; dan
standar deviation simpangan baku 0,6441.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, dimana semua variabel dimasukkan untuk menguji pengaruh satu atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen. Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan layak dilakukan analisis
statistik. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -6.233
11.855 -.526
.600 ROE
11.031 1.184
.837 9.318
.000 DER
-1.146 .224
-.461 -5.120
.000 SukuBunga
-27.525 24.622
-.079 -1.118
.266 LnNilaiTukar
1.504 1.263
.084 1.190
.236 a. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 maka diperoleh model persamaan regresi linier sebagai berikut:
Y = -6,233 + 11,031X
1
– 1,146X
2
– 27,525X
3
+ 1,504X
4
59
Persamaan regresi tersebut harus diubah dengan fungsi antilog yang merupakan kebalikan dari fungsi log, maka diperoleh persamaan antilog sebagai
berikut: Y = 0,002 + 11,031X
1
– 1,146X
2
– 27,525X
3
+ 4,49X
4
Dimana: Y = Harga Saham
X
1
= Return on Equity X
2
= Debt to Equity Ratio X
3
= Suku Bunga X
4
= Nilai Tukar Persamaan regresi diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 0,002 menunjukkan bahwa apabila ROE, DER, nilai tukar, dan suku bunga = 0 ceteris paribus, maka harga saham adalah sebesar
Rp 0,002. 2. Koefisien regresi ROE sebesar 11,031 menunjukkan bahwa apabila setiap
kenaikan ROE 1, maka akan meningkatkan harga saham sebesar Rp 11,031. 3. Koefisien regresi DER sebesar -1,146 menunjukkan bahwa apabila setiap
kenaikan DER sebesar 1, maka akan menurunkan harga saham sebesar Rp 1,146.
4. Koefisien regresi suku bunga sebesar -27,525 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan suku bunga sebesar 1, maka akan menurunkan harga saham
sebesar Rp 27,525.
60
5. Koefisien regresi nilai tukar sebesar 4,49 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan nilai tukar sebesar 1, maka akan menaikkan harga saham sebesar
Rp 4,49.
4.2.5 Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Serempak Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk
pengujiannya adalah: 1. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap
harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. Ha : minimal satu b
i
≠ 0, artinya return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar secara serempak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Dengan
menggunakan tingkatan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig.F 0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel
. Dimana kriterianya, yaitu: 1. H
diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5
2. H
a
diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5
61
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F Serempak
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
69.502 4
17.375 23.008
.000
a
Residual 85.335
113 .755
Total 154.837
117 a. Predictors: Constant, LnNilaiTukar, ROE, SukuBunga, DER
b. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari hasil uji statistik F pada Tabel 4.7 menunjukkan nilai sig. 0,00 lebih kecil dari 0,05, dan F
hitung
23,008 F
tabel
2,45 sehingga dapat dinyatakan H
o
ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara bersamaan variabel bebas yaitu ROE, DER, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat yaitu harga saham.
2. Uji Signifikansi Parsial Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap variabel terikat:
1. H : b
i
= 0, artinya secara parsial return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
2. H : b
i
≠ 0, artinya secara parsial return on equity, debt to equity ratio, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
62
Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.t 0,05 H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signfikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai t
hitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu: 1. H
diterima jika t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 5 2. Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
≤ t
tabel
pada α = 5
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-6.233 11.855
-.526 .600
ROE 11.031
1.184 .837
9.318 .000
DER -1.146
.224 -.461
-5.120 .000
SukuBunga -27.525
24.622 -.079
-1.118 .266
LnNilaiTukar 1.504
1.263 .084
1.190 .236
a. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari hasil uji parsial uji t pada Tabel 4.8 ditunjukkan bahwa: 1. Variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 dan juga
terlihat dari nilai t
hitung
9,318 t
tabel
1,9811 secara parsial terhadap harga saham.
2. Variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan 0,000 0,05 dan juga terlihat dari nilai t
hitung
-5,120 t
tabel
1,9811 secara parsial terhadap harga saham.
63
3. Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan 0,266 0,05 dan juga terlihat dari nilai t
hitung
-1,118 t
tabel
1,9811 secara parsial terhadap harga saham.
4. Variabel nilai tukar berpengaruh positif dan tidak signifikan 0,236 0,05 dan juga terlihat dari nilai t
hitung
1,190 t
tabel
1,9811 secara parsial terhadap harga saham.
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variable yang dipengaruhi oleh variasi
variabel bebas independent variable. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple
R
2
koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R
2
suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-
faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .670
a
.449 .429
.86901 a. Predictors: Constant, LnNilaiTukar, ROE, SukuBunga, DER
b. Dependent Variable: LnHargaSaham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
64
Dari Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R 0,670 atau 67 yang berarti korelasi atau hubungan antara harga saham dengan variabel bebasnya
yaitu ROE, DER, suku bunga, dan nilai tukar adalah erat. Nilai koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0,429. Hal ini berarti variabel ROE, DER,
suku bunga, dan nilai tukar mampu menjelaskan harga saham sebesar 42,9, sedangkan sisanya 57,1 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pengujian secara simultan diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 23,008 dengan nilai signifikansi 0,000 dan dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas ROE dan leverage DER, suku bunga, dan nilai tukar secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
1. Pengaruh ProfItabilitas Terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan properti
dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan juga terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
9,318 1,9811. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Badja 2013 yang menyatakan ROE
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan
65
real estate di BEI. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Walsh 2006:62 bahwa semakin tinggi profitabilitas maka
harga saham akan tinggi. 2.
Pengaruh Leverage Terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan properti
dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan juga terlihat dari nilai t
hitung
t
tabel
-5,120 1,9811. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi dan Badja 2013 yang menyatakan DER
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di BEI. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Sitanggang 2013:73 bahwa semakin besar hutang maka akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham sehingga
menurunkan harga saham. 3.
Pengaruh Suku Bunga Terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan tehadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,266 dan juga
terlihat t
hitung
t
tabel
1,118 1,9811. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tandelilin 2010:103 yaitu apabila suku bunga menurun
maka harga saham akan naik. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi
66
harga saham secara terbalik ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat maka harga saham akan turun, sebaliknya jika suku bunga turun
maka harga saham naik.
4. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel nilai tukar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,236 dan t
hitung
t
tabel
1,190 1,9811. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tandelilin 2010:344 bahwa jika menguatnya mata uang
asing maka masyarakt ini, maka investor lebih cenderung untuk bermain di pasar valuta asing, dengan membeli dollar sebanyak mungkin untuk tujuan
spekulatif. Hal ini menyebabkan permintaan akan saham mengalami
penurunan.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan