Pemahaman Konsep Sikap attitude

19 pemerintah dan DPR sendiri melalui keputusan politik. Kendala 3 dan 4 dapat diatasi oleh LPTK dan sekolah-sekolah yang mau menggunakan pendekatan RME. Kendala 5 dan 6 dapat diatasi bersama oleh sekolah dengan bantuan LPTK bekerjasama dengan masyarakat sendiri. Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah: 1. Melakukan uji coba dulu di beberapa sekolah sambil melakukan penelitian pengembangan development research. 2. Menatar guru-guru tentang RME dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan performance guru. 3. Membantu sekolah mengembangkan managemen berbasis sekolah. 4. Bekerjasama denga sekolah kepala sekolah, guru untuk mengembangkan kurikulum berbasis RME 5. Membantu sekolah untuk mengembangkan kerjasama dengan masyarakat sekitar sekolah dan orang tua siswa dalam pembinaan sekolah. Dari uraian diatas pendekatan pembelajaran dikatakan baik, bila dalam pendekatan tersebut dapat membangkitkan kegiatan proses pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi proses siswa dalam beraktifitas.

C. Pemahaman Konsep

Menurut Sardiman A.M 1996: 42 - 43. Pemahaman comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan fikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Memahami maksud menangkap makna adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman comprehension memiliki arti mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka ketrampilan skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Dalam belajar unsur pemahaman comprehension tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subyek belajar dapat mengembangkan 20 fakta-fakta, ide-ide, atau skill, kemudian dengan unsur organisasi subyek belajar dapat menata dan mentautkan hal-hal tersebut bersama-sama menjadi suatu pola yang logis. Karena mempelajari data sebagaimana adanya, secara bertingkatberangsur-angsur, si subyek belajar mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan keseluruhan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pemahaman comprehension bersifat dinamis dan kreatif, sehingga diharapkan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang jernih dan tenang.

D. Sikap attitude

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, Balai Pustaka, 2002: 1063. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada obyek tersebut, Berkowitz, 1972 dalam Saifuddin Azwar, 1997: 5. Sikap merupakan suatu kesiapan individu untuk bereaksi sehingga merupakan disposisi yang secara relatif tetap yang telah dimiliki melalui pengalaman yang berlangsung secara reguler dan terarah, Paul; 1963: 519. Menurut Saifuddin Azwar 1997: 24 – 27, Struktur sikap terdiri 3 komponen yaitu: 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. 2. Komponen Afektif Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. 3. Komponen KonatifPerilaku Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang 21 ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Sikap sebagai ” the way an individual fells and think about something or someone”, Asmah Haji Omar, 1992, dalam Jurnal Penyelidikan MPSAH 2004. Dari uraian di atas disimpulkan, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individuseseorang. Sikap terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.

E. Minat

Dokumen yang terkait

Prestasi belajar fiqih MA manaratul Islam Cilandak Jkarta Selatan (analisis perbedaan antara siswa yang berasal dari MTS dan siswa yang berasal dari SMP)

0 10 98

Penerapan Model Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Va Sdn Perumnas Bumi Kelapadua Kab. Tangerang

0 6 157

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

PMRI Pembelajaran Matematika yang Mengem

0 11 8

PERBANDINGAN ANTARA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH TENTANG PECAHAN OLEH SISWA SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH YANG MENGIMPLEMENTASIKAN PMRI DAN YANG TIDAK MENGIMPLEMENTASIKAN PMRI

0 4 258

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN SISTEM ERP DAN PERUSAHAAN YANG TIDAK MENERAPKAN SISTEM ERP

0 4 60

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI siswa kelas V SD N Glagahombo I.

0 2 123

Meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Totogan menggunakan pendekatan PMRI.

0 3 210

PERBANDINGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN DAN TIDAK MENGGUNAKAN PMRI (PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA) PADA SISWA KELAS IV DI MIN 4 MADIUN

0 0 93

Perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI dalam pembelajaran matematika - USD Repository

0 0 270