5 Proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, bila seluruh komponen
yang berpengaruh dalam proses saling mendukung, dalam rangka mencapai tujuan, komponen-komponen yang dimaksud adalah: siswa, kurikulum, guru,
metode pembelajaran, sarana dan prasarana, serta lingkungan. Standar kompetensi mata pelajaran matematika SMPMTs menyatakan bahwa untuk membantu
pemahaman siswa, guru hendaknya memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan bahan yang dipelajari. Strategi yang dianut dalam pembelajaran
matematika adalah belajar aktif, yang dimaksud belajar aktif adalah dalam proses belajar siswa melibatkan segenap potensinya, sehingga dalam kegiatan proses
pembelajaran ada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. Komunikasi yang terjadi tidak terjadi satu arah dari guru ke siswa saja, tetapi
banyak arah. Menurut Pat HollingsworthGina Lewis 2008: 8, siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental,
ataupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinabungan, kuat dan efektif. Bila mereka belajar dalam ruang kelas akan
tampak adanya kebebasan untuk bergerak, sehingga siswa lebih banyak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri. Dalam hal ini pengertian lebih
diutamakan, penyelidikan dan pemecahan masalah lebih banyak digunakan dari pada hapalan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru sebagai pengelola kelas harus dapat mengubah proses pembelajaran matematika di SMPMTs dari
paradigma mengajar ke paradigma belajar, yang sesuai dengan kondisi dan materi.
B. Identifikasi Masalah
Pemahaman comprehension memiliki arti mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu ketrampilan skill pengetahuan
dan sikap tidak akan bermakna. Dalam belajar unsur pemahaman comprehension tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologis yang lain.
Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subyek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide, atau ketrampilan skill, kemudian dengan unsur organisasi
6 subyek belajar dapat menata dan mentautkan hal-hal tersebut bersama-sama
menjadi suatu pola yang logis, Sardiman A.M; 1996: 42-43. Pertanyaan yang muncul adalah:
1. Dampak apa yang dapat diamati, dalam cara berpikir dan bekerja siswa yang berasal dari SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak
menerapkan PMRI di kelas VII SMPMTs, pada waktu belajar matematika?
2. Bagaimana cara berpikir dan bekerja siswa yang berasal dari SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI di kelas VII
SMPMTs, dalam merumuskan konsep matematika? 3. Bagaimana ketrampilan skill dan kreativitas siswa yang berasal dari
SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI, di kelas VII SMPMTs dalam menyelesaikan suatu masalah matematika?
4. Adakah perubahan tingkah laku, sikap, dan minat siswa yang berasal dari SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI
di kelas VII SMPMTs, terhadap mata pelajaran matematika, dan kalau ada bagaimana?
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi pada bagian B, maka peneliti merumuskan sebagai berikut;
1. Berkaitan dengan proses pembelajaran. Bagaimana peran siswa yang berasal dari SDMI yang menerapkan PMRI
dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI dalam proses pembelajaran matematika di kelas VII SMPMTs?
2. Berkaitan dengan dampak pembelajaran pada siswa. a. Bagaimana perbedaan cara berpikir dan bekerja siswa yang berasal
dari SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI di kelas VII SMPMTs?
7 b. Bagaimana perbedaan, minat belajar siswa yang berasal dari SDMI
yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak menerapkan PMRI di kelas VII SMPMTs?
c. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep matematika siswa yang berasal dari SDMI yang menerapkan PMRI dan SDMI yang tidak
menerapkan PMRI di kelas VII SMPMTs?
D. Tujuan Penelitian