Lampiran 2 Metode Analisis Sebelum dan Setelah Kultivasi a.
Pengukuran pH
Pengukuran pH cairan dilakukan dengan menggunakan pH-meter yang telah dikalibrasi dengan menggunakan buffer standar 4, 7, dan 10. Sampel
cairan kultur diambil pada waktu yang telah ditentukan dan langsung diukur dengan pH-meter tanpa dilakukan pengenceran terlebih dahulu.
b. Pengamatan Jumlah Spora Hidup Viable Spore CountVSC
Cairan fermentasi diambil sebanyak 1 ml dan dilakukan pengenceran dengan 9 ml larutan garam fisiologis. Cairan selanjutnya diberikan renjatan
panas pada suhu 80 C selama 15 menit. Bahan yang telah direnjat selanjutnya
diambil 1 ml dan dilakukan sederetan pengenceran dengan 9 ml larutan garam fisiologis. Setiap pengenceran diambil 1 ml dan ditumbuhkan pada medium
agar dalam cawan petri dan diinkubasi pada suhu 30 C selama 24 jam. Jumlah
koloni yang tumbuh kemudian dihitung.
c. Pengamatan Jumlah Sel Hidup Total Plate CountTPC
Cairan fermentasi diambil sebanyak 1 ml dan dilakukan pengenceran dengan 9 ml larutan garam fisiologis. Cairan yang sudah diencerkan
selanjutnya diambil 1 ml dan dilakukan sederetan pengenceran dengan 9 ml larutan garam fisiologis. Setiap pengenceran diambil 1 ml dan ditumbuhkan
pada medium agar dalam cawan petri dan diinkubasi pada suhu 30 C selama
24 jam. Jumlah koloni yang tumbuh kemudian dihitung.
d. Prosedur Pengukuran Bobot Kering Biomassa
Pengukuran bobot biomassa kering menggunakan metode penentuan kadar air. Cawan alumunium kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C
selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulang sampai didapatkan bobot
tetap. Cairan fermentasi sebanyak 5 ml ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 3-5 jam. Setelah itu
cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan, diulangi sampai didapatkan bobot tetap bahan. Persentase bobot biomassa kering dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Bobot biomassa
Ker ing =
A
−
B C
x 100
Keterangan : A : Bobot cawan berisi sampel kering g
B : Bobot cawan g C : Bobot sampel basah g
e. Penetapan Total Gula dengan Metode Fenol H
2
SO
4
Dubois et. al., 1956
Sebanyak 2 ml larutan sampel masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml larutan fenol dan dikocok. Kemudian 5 ml
H
2
SO
4
pekat ditambahkan dengan cepat. Biarkan selama 10 menit, kocok dan tempatkan dalam penangas air selama 15 menit. Absorbansinya diukur pada
490 nm.
f. Uji aktivitas bioinsektisida Bioassay
Cairan hasil fermentasi diambil sebanyak 5 ml dari tiap-tiap perlakuan. Dan diencerkan dengan 45 ml air suling yang diberi Agristik 1mlL. Dari
hasil pengenceran pertama selanjutnya diambil lagi 5 ml untuk dilakukan sederetan pengenceran hingga pengenceran keempat. Daun kubis yang telah
dipotong-potong dengan ukuran 4 x 4 cm kemudian direndam dalam masing- masing pengenceran selama selama 10 menit. Daun kubis yang telah di
rendam dikering anginkan lalu dimasukan ke dalam cawan petri yang telah dialasi tissu. Ke dalam masing-masing cawan dimasukkan 10 larva ulat kubis
instar dua dan diamati perkembangannya selama 4 hari. Dari diberi supply makanan kubis yang telah diberi perlakuan. Pada hari terakhir jumlah larva
yang mati dihitung.