Menurut Yanus 1998, adanya mineral pada limbah cair tahu akibat penambahan batu tahu pada pembuatan tahu dapat berperan pada sintesis protease pada
mikroba. Tabel 3 Komposisi komponen limbah cair tahu
Mineral Limbah cair tahu dengan penggumpalan mgL
Batu tahu CaSO
4
Asam Cuka CH
3
COOH
N-total 434,780
226,090 Glukosa
92,000 37,000
Ca 34,030
0,036 Fe
0,197 0,107
Cu 0,118
0,067 Na
0,591 0,573
Ferdian 2006
Dengan demikian, kandungan nutrisi dalam ampas tahu dan limbah cair tahu memiliki potensi yang besar apabila dimanfaatkan sebagai media kultivasi B.
thuringiensis .
a b Gambar 4 Limbah cair tahu a dan ampas tahu b.
2.5 Crocidolomia binotalis
Zell.
Crocidolomia binotalis Zell atau ulat kubis merupakan hama utama
tanaman kubis di daerah pegunungan di Indonesia. Pada tanaman yang telah membentuk krop, ulat ini menyerang terutama pada bagian dalam yang terlindung
daun hingga mencapai titik tumbuh. Jika serangan ini ditambah dengan serangan penyakit, tanaman bisa mati karena bagian dalamnya menjadi busuk meskipun
dari luar masih terlihat baik sehingga menyebabkan tanaman kubis gagal membentuk krop dan gagal panen Kalshoven 1981; Capinera 2000.
Dalam fase telur biasanya telur berwarna hijau terang dan terletak di bagian bawah daun kubis. Sebelum menetas, warna telur berubah menjadi jingga, kuning
kecoklatan dan coklat tua Gambar 5. Telur terletak saling menumpuk 9-140 telur dengan rata-rata 48 telur. Ukuran kelompok telur dari 1 x 2 mm hingga 3,5 x 6
mm dengan rata-rata 2,6 x 4,3 mm. Masa inkubasi telur sekitar 4 hari kisaran 3-6 hari pada 26,0-33,2 °C, presentasi menetas 92,4 kisaran 69,2-100 . Larva
yang baru menetas berukuran panjang 2-3 mm, berbulu dan terlihat basah dengan kepala berwarna hitam dan badan berwarna hijau yang bertitik gelap. Larva
dicirikan dengan strip garis-garis berwarna putih membujur tiga dibagian kepala dan masing-masing satu di bagian sisi samping. Pertumbuhan maksimum larva
sampai mencapai panjang 15-21 mm dan terdapat 5 instar larva. Periode pertumbuhan suksesi masing-masing instar berturut-turut 2,6 hari kisaran 2-4
hari, 2,4 hari kisaran 1-3 hari, 2 hari kisaran 1-3 hari, 2,3 hari kisaran 1-5 hari dan 4,7 hari kisaran 3-7 hari. Total periode waktu yang dibutuhkan hingga
14 hari kisaran 11-17 hari pada 26,0-33,2 °C and 54,1-87,8 RH Othman 1982 di dalam Sastrosiswojo et al. 2003.
Larva yang lebih dewasa berwarna hijau muda, berbulu dan memiliki garis- garis hijau pucat atau muda sepanjang punggungnya. Larva ini menutupi
permukaan tanaman dengan anyaman sutera tebal dan makan di bawah daun. Larva yang telah tumbuh sempurna panjang 20 mm menggali tanah dan
membentuk kepompong cokelat mengkilap. Ngengat dewasa muncul sekitar dua minggu kemudian.
Gambar 5 Kumpulan telur ulat krop kubis: berumur satu hari berwarna Kuning a, lebih dewasa saat bentuk seperti irisan jeruk terlihat
b; dan telur berwarna coklat tua siap untuk menetas c www.indopetani.com
Kerusakan kubis karena ulat dapat menjadi serius karena ulat memakan tunas muda dan memakan titik tumbuh yang banyak mengandung air bahkan
seringkali kerusakannya total. Kecenderungan ini terjadi pada saat larva masuk dalam fase instar tiga. Jika ulat menyerang pohon kubis selama pembentukan
kepala, ulat masuk ke dalam kepala dan membuat terowongan yang menyebabkan kebusukan. Secara umum, studi mengindikasikan bahwa dalam 90 hari periode
pertumbuhan kubis, populasi larva cenderung meningkat mulai minggu ke-2 setelah penanaman dan mencapai puncaknya pada minggu ke 6-8 sesudah itu dan
menurun pada saat mendekati masa panen.
2.6 Kondisi Kultivasi B. thuringiensis