7. Market Timing Theory
Teori ini lebih berdasarkan kepada situasi yang sebenarnya terjadi dipasar sehingga diperlukan kecermatan, kecepatan, dan ketepatan
dalam menganalisis dan bertindak. Teori ini mengemukakan 3 hal utama:
a Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika nilai pasar sedang tinggi secara relative terhadap book value dan harga
pada tahun sebelumnya serta cenderung untuk membeli saham ketika harga pasar sedang rendah.
b Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika cost of equity rendah dan perusahaan cenderung membeli kembali ketika
cost of equity tinggi. c Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika investor lebih
antusias terhadap prospek untuk memperoleh earning melalui saham.
B. Review Penelitian Terdahulu
Retnaningtyas 2009 meneliti mengenai pengaruh risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan
perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2002 sampai 2006. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1 risiko bisnis memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur modal; 2 struktur aktiva memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap struktur modal; 3 profitabilitas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal; 4 ukuran perusahaan memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal; 5 tingkat pertumbuhan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur
modal. Susetyo 2006 meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal pada perusahaan manufaktur go public di BEJ periode 2000- 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 risiko bisnis, struktur aktiva,
profitabilitas dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan; 2 risiko bisnis berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan; 3 struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan; 4
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan; 5 ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal perusahaan. Aditya 2006 meneliti mengenai studi empiris mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
ada 4 variabel independen yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen yaitu tangible assets, profitabilitas, likuiditas, dan
firm size. Sedangkan 2 variabel independen yaitu operating leverage dan
growth sales tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal.
Najjar dan Taylor 2008 meneliti mengenai hubungan antara struktur modal dan struktur kepemilikan, dan hasilnya bahwa: 1 dividend policy tidak
ada hubungan yang signifikan dengan leverage; 2 profitabilitas hasilnya adalah ada hubungan yang negatif dengan leverage; 3 risiko bisnis memiliki
hubungan yang negatif dengan leverage; 4 struktur asset memiliki hubungan yang positif dengan leverage; 5 likuiditas perusahaan memiliki hubungan
yang positif dengan leverage; 6 tingkat pertumbuhan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan leverage; 7 ukuran perusahaan memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan leverage. Santi 2003 dalam penelitiannya yang berjudul
“Determinants of indonesian firm’s capital structure” dan hasilnya menunjukkan bahwa: 1
tangibility memiliki hubungan positif yang signifikan dengan book and market value leverage ratios. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
dengan more tangible assets cenderung memiliki pinjaman daripada perusahaan dengan less tangible aseets; 2 growth opportunity memiliki
pengaruh negatif yang signifikan antara market to book dan short term debt ratio in book values; 3 ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap book and market leverage ratios; 4 profitabilitas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan dengan book and market value
of short term ratios and total leverage ratios.
Hartoro dan Atahau 2007 dalam penelitiannya analisis interdepedensi insider ownership, tingkat hutang dan dividen perusahaan secara simultan di
Indonesia periode 1990-2002 dan hasilnya menunjukkan bahwa: 1 risiko bisnis memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan tingkat hutang dan
dividend pay out ratio; 2 profitabilitas hasilnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan, dividen perusahaan dan insider
ownership. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan laba maka perusahaan akan cenderung untuk menggunakan
dana sendiri daripada sumber pendanaan dari luar; 3 pertumbuhan perusahaan hasilnya signifikan, jika pertumbuhan perusahaan tinggi
cenderung memiliki dividend pay out ratio rendah karena laba yang dihasilkan cenderung ditahan untuk mendanai ekspansi perusahaan sehingga
laba yang tersisa sebagai dividend kecil; 4 ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap insider ownership. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat insider ownership didalamnya akan semakin rendah.
Leland dan Toft 1996 meneliti mengenai “Optimal capital structure,
endogenous bankruptcy, and the term structure of credit spreads ”. Hasilnya
menunjukkan bahwa optimal leverage ratios, equity risk, credit spreads, bankruptcy probabilities, write downs in bankruptcy, dan dividend yields
konsisten dengan long term historical level. Hasil penelitian tersebut menyarankan bahwa perusahaan yang berisiko seharusnya memilih shorter
term debt, perusahaan dengan higher bankruptcy cost lebih memilih longer term debt dan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
memilih untuk menggunakan shorter term debt. Linda 2001 dalam penelitiannya
“The determinants of dutch capital structure choice
”. Hasilnya mendapatkan bahwa: 1 tangibility memiliki hubungan yang positif dengan leverage; 2 ukuran perusahaan memiliki
hubungan yang positif dengan leverage; 3 growth opportunity memiliki hubungan yang negatif dengan leverage; 4 profitabilitas memiliki hubungan
yang negatif dengan leverage. Drobetz dan Roger 2003 dalam penelitiannya bahwa: 1 tangibility
memiliki hubungan yang positif dengan leverage; 2 ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan leverage; 3 profitabilitas memiliki
korelasi yang negatif dengan leverage; 4 volatilitas memiliki hubungan yang negatif dengan leverage; 5 investment opportunity memiliki hubungan yang
negatif dengan leverage karena perusahaan dengan high book to market ratios memiliki hubungan yang signifikan dengan lower leverage daripada
perusahaan yang low market book to ratios. Hovakimian dan Tehranian 2004 meneliti mengenai
“Determinants of target capital structure: the case of dual debt and equity issues
”. Dalam penelitiannya menghasilkan bahwa: 1 perusahaan dengan high market to
book memiliki growth opportunity yang bagus dan oleh karena itu memiliki
low target debt ratios. Mereka juga mendapatkan bahwa 2 profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap target leverage.
Ramlall 2009 dalam penelitiannya “Determinants of capital structure
among non-quoted mauritian firms under specificity of leverage: looking for a modified pecking order theory
” dan hasilnya menyatakan bahwa: 1 profitabilitas, tingkat pertumbuhan tidak dapat menerangkan leverage; 2
tangibility berhubungan positif dengan leverage; 3 likuiditas berhubungan negatif dengan leverage; 4 size berhubungan negatif dengan leverage
Viviani 2008 dalam penelitiannya “Capital structure determinants: an
empirical study of frenchcompanies in the wine industry ”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1 profitabilitas berhubungan negatif dengan leverage; 2 tangibility berhubungan positif dan signifikan dengan leverage; 3 growth
berhubungan positif dengan leverage; 4 size dan risiko bisnis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan leverage.
Oliver dan Akhtar dalam penelitiannya “The determinants of capital
structure for japanese multinational and domestic corporation ”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa risiko bisnis, growth, profitabilitas dan ukuran perusahaan berhubungan signifikan dengan leverage.
Tan, Sim, Pham dan Chiarella dalam penelitiannya “Determinants of
corporate capital structure: australian evidence ”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1 profitabilitas memiliki hubungan yang negatif dengan
leverage; 2 size memiliki hubungan positif dengan leverage; 3 growth memiliki hubungan positif dan signifikan dengan leverage.
Serrasqueiro dan Nunes dalam penelitiannya “Determinants of capital
structure: comparison of empirical evidence from the use of different estimator
”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 profitabilitas memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan leverage; 2 size memiliki hubungan
positif dan signifikan dengan leverage; 3 tangibility, growth dan risiko bisnis tidak signifikan dengan leverage.
C. Kerangka Pemikiran