likuiditas yang semula tidak terdistribusi normal setelah ditransformasikan ke dalam log-linier keempat  variabel tersebut menjadi terdistribusi normal
karena p-value lebih besar dari 0.05
2. Asumsi Klasik
a. Multikolinearitas
Metode  untuk  mendeteksi  adanya  multikolinearitas  dapat  dilihat  dari Varriance Inflation Factor VIF atau Tolerance Value. Besarnya nilai
VIF  dan  Tolerance  value  dari  hasil  analisis  dapat  dilihat  pada  tabel IV.5 sebagai berikut:
TABEL IV.5 UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel  Tolerance VIF
Interpretasi Ln X1
0.887 1.127  Tidak terjadi multikolinearitas
X2 0.700
1.428  Tidak terjadi multikolinearitas Ln X3
0.450 2.221  Tidak terjadi multikolinearitas
X4 0.854
1.171  Tidak terjadi multikolinearitas Ln X5
0.470 2.128  Tidak terjadi multikolinearitas
Ln X6 0.838
1.194  Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 12.0
Keterangan: Ln Y : Ln Struktur Modal
Ln X1: Ln Risiko Bisnis X2:  Struktur Aktiva
Ln X3: Ln Profitabilitas X4:  Ukuran Perusahaan
Ln X5: Ln Tingkat Pertumbuhan Ln X6: Ln Likuiditas
Hasil  output  SPSS  diatas  dapat  diketahui  bahwa  masing-masing variabel  independent  mempunyai  nilai  VIF  tidak  lebih  dari  10  dan
Tolerance  value  tidak  kurang  dari  0.1  maka  dapat  dinyatakan  bahwa model tersebut terbebas dari multikolinearitas.
b. Autokorelasi
Cara  mudah  untuk  mendeteksi  adanya  autokorelasi  dapat  dilakukan dengan  uji  Durbin  Watson.  Pengujian  Durbin  Watson  menyajikan
hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel IV.6 berikut:
TABEL IV.6 UJI AUTOKORELASI
Model  Summary
b
.624
a
.389 .327
1.09177594 1.768
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std.  Error of the Est imat e
Durbin- Wat son
Predictors:  Constant , X6, X5, X1,  X4,  X2, X3 a.
Dependent  Variable:  Y b.
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 12.0 Dari  hasil  pengujian  Durbin  Watson  menunjukkan  angka  sebesar
1,614,
hit
d
yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu - 2 ≤ DW ≤ 2.
Hal itu berarti dalam model tidak terjadi autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Cara  memprediksi  ada  tidaknya  heteroskedastisitas  pada  suatu  model dapat dilihat dari gambar scatterplot. Gambar scatterplot menunjukkan
pola berikut:
-4 -2
2 4
Regression Standardized Predicted Value
-4.00000 -2.00000
0.00000 2.00000
Y Dependent Variable: Y
Scatterplot
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 12.0
GAMBAR IV.1 UJI HETEROSKEDASTISITAS
Output  SPSS pada gambar scatterplot menunjukkan penyebaran titik- titik data sebagai berikut:
1  Titik-titik  data  menyebar  diatas  dan  dibawah  atau  disekitar angka 0.
2  Titik-titik  data  tidak  mengumpul  hanya  diatas  atau  dibawah saja.
3  Penyebaran  titik-titik  data  tidak  boleh  membentuk  pola bergelombang  melebar  kemudian  menyempit  dan  melebar
kembali. 4  Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda tersebut terbebas  dari  asumsi  klasik  heteroskedastisitas  dan  layak  digunakan
dalam penelitian.
3. Uji Regresi Berganda