leverage; 2 size memiliki hubungan positif dengan leverage; 3 growth memiliki hubungan positif dan signifikan dengan leverage.
Serrasqueiro dan Nunes dalam penelitiannya “Determinants of capital
structure: comparison of empirical evidence from the use of different estimator
”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 profitabilitas memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan leverage; 2 size memiliki hubungan
positif dan signifikan dengan leverage; 3 tangibility, growth dan risiko bisnis tidak signifikan dengan leverage.
C. Kerangka Pemikiran
Risiko merupakan variabilitas dari keuntungan atau pendapatan yang diharapkan terjadi. Risiko bisnis adalah ketidakpastian pada perkiraan
pendapatan operasi perusahaan di masa mendatang. Risiko bisnis mewakili tingkat risiko dari operasi-operasi perusahaan yang tidak menggunakan
hutang. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis variabilitas keuntungan tinggi cenderung kurang dapat menggunakan utang yang besar karena
kreditor akan meminta biaya utang yang tinggi. Tinggi rendahnya risiko bisnis ini dapat dilihat antara lain dari variabilitas permintaan, variabilitas
harga, variabilitas biaya input, kemampuan menyesuaikan harga jika ada perubahan biaya dan tingkat penggunaan biaya tetap Atmaja, 2008:225-273.
Secara konsep perusahaan mewakili sejumlah risiko yang inheren di dalam operasinya, risiko ini merupakan risiko bisnis. Risiko bisnis merupakan
seberapa berisiko saham perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan
utang. Jika semakin tinggi tingkat leverage operasi perusahaan, maka semakin besar risiko bisnisnya. Jika sebuah perusahaan menggunakan utang, maka hal
ini akan mengonsentrasikan risiko bisnis pada pemegang saham biasa. Konsentrasi risiko bisnis ini terjadi karena para pemegang utang yang
menerima pembayaran utang secara tetap, sama sekali tidak menanggung risiko bisnis. Semakin tinggi persentase utang, maka semakin berisiko utang,
sehingga semakin tinggi pula tingkat suku bunga yang akan dibebankan oleh pemberi pinjaman Houston dan Brigham, 2006:8-17
Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva untuk tujuan umum yang
dapat digunakan oleh banyak bisnis dapat menjadi jaminan yang baik, dan sebaliknya pada aktiva untuk tujuan khusus Houston dan Brigham, 2006:42.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang yang relatif lebih sedikit.
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan suatu perusahaan melakukan sebagian besar pendanaan secara internal daripada pendanaan
dengan utang Houston dan Brigham, 2006:43. Jadi dapat dikatakan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal.
Ukuran perusahaan memainkan peranan yang sangat penting dalam keputusan struktur modal. Investor lebih suka berinvestasi dalam perusahaan-
perusahaan besar dan mereka percaya bahwa mereka memiliki risiko kebangkrutan yang kecil. Karena para investor yakin bahwa perusahaan besar
kemampuan untuk meminimalkan risiko pada stock invesment mereka. Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki banyak utang dan
sebaliknya perusahaan yang berukuran kecil cenderung memiliki utang yang kecil. Selain itu perusahaan yang lebih besar lebih mudah memperoleh
pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak
mengandalkan diri pada modal eksternal. Biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual utang, yang
selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat untuk mengandalkan diri pada utang. Namun pada waktu yang sama, perusahaan-
perusahaan ini sering kali menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginan mereka untuk menggunakan utang Houston
dan Brigham, 2006:43. Sedangkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari
laba di tahan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif besar daripada perusahaan dengan
pertumbuhan yang rendah Atmaja, 2008:274 Studi mendapatkan beberapa bukti bahwa likuiditas memainkan
peranan yang penting dalam faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut teori pertukaran dalam struktur modal ada hubungan yang positif
diantara likuiditas perusahaan dengan leverage. Ada beberapa bukti hubungan yang positif diantara struktur kepemilikan dan likuiditas aset pada perusahaan.
Rasio likuiditas aset yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal yang positif karena itu mengindikasikan bahwa perusahaan
dapat dengan mudah membayar obligasinya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah.
Memperhatikan variabel-variabel dependen atau independen yang akan digunakan dalam penelitian ini maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini
adalah:
Risiko Bisnis
Struktur Aktiva
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
Tingkat Pertumbuhan
Likuiditas Struktur
Modal
GAMBAR 11.1 KERANGKA PEMIKIRAN
Mengacu pada kerangka teoritis diatas, hubungan antar variabel dalam penelitian ini bersifat kausal yaitu variabel independen X meliputi risiko
bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan dan likuiditas. Variabel dependennya adalah struktur modal.
C. Hipotesis Penelitian