Gambaran Umum Pelaku Kemitraan .1 Gambaran Umum PT Agrowiyana
dimana Kabupaten Muaro Jambi sebagai pemegang andil terbesar budidaya ikan patin.
Penelitian mengenai kemitraan antara PT Agrowiyana dan petani plasma dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kabupten Tanjung Jabung Barat
merupakan daerah terbesar kedua yang memiliki luas tanaman kelapa sawit dan produksi kelapa sawit kedua terbanyak di Provinsi Jambi. PT Agrowiyana
memiliki petani mitra kelapa sawit baik KKPA maupun PIR Trans sebanyak 4.607 orang dengan luas perkebunan 7.700,89 ha. Petani mitra PT Agrowiyana
tersebar di sekitar areal perusahaan di daerah Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.
5.2 Gambaran Umum Pelaku Kemitraan 5.2.1 Gambaran Umum PT Agrowiyana
PT Agrowiyana adalah salah satu anak perusahaan PT Bakrie Sumatera
Plantations tbk, yang berlokasi di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Komoditi yang dibudidayakan
adalah tanaman kelapa sawit. PT Agrowiyana bergerak dalam bidang perkebunan
kelapa sawit dan menghasilkan Tandan Buah Segar TBS yang siap untuk diolah menjadi CPO. Kantor kebun PT Agrowiyana terletak di jalan Besar WKS KM.
11, Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Sedangkan kantor di kota Jambi terletak di jalan Kol.Polisi
M.Taher No. 1A2A, Rt.33 RW.01 Kel. Tambak sari, Jambi Selatan ,Jambi. Telp. 0741.35334 , Fax. 0741.26338
Akte pendirian perusahaan terdiri dari akte notaris No. 7 tanggal 14 Agustus 2008, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman No. Y.A.519721 tanggal
24 April 1979. Anggaran dasar Akte Notaris Sutjipto, SH,M.Kn, No. 211 Tanggal 15 Agustus 2008. Dewan komisaris PT Agrowiyana terdiri dari, Komisaris
Utama : Ambono Janurianto ,Komisaris : Gafur Sulistyo Umar, dan Direktur : Hepi Sapirman. Luas lahan yang dimiliki perusahaan HGU 4.686,00 ha yang
terdiri dari luas tanaman 4.418,00 ha, infrastruktur 268,00 ha.
Misi :
“Mendidik dan nenopang kesejahteraan masyarakat kita memperoleh terciptanya hasil yang maksimal melalui berjalannya lingkungan kerja yang
bersahabat dan hal terpenting yang diperoleh adalah ahli dalam mendapatkan berbagai hasil dan pembedahan secara menyeluruh
”
Visi :
“Menjadi yang nomor satu dan banyak dikagumi menyatukan perusahaan agrobisnis di Indonesia
“ . Struktur organisasi PT Agrowiyana
Gambar 6. Struktur Organisasi PT Agrowiayana
Sumber: Profil Perusahaan Agrowiyana 2011
Kepala Unit Bisnis memiliki tanggung jawab terhadap seluruh bagian dan kegiatan yang berlangsung di perusahaan. Manajer Area bertanggung jawab
terhadap pelaksaan kinerja Manajer Plasma, Manajer Inti dan pabrik. Manajer area membantu Kepala Unit Bisnis dalam menjalankan tugasnya. Manajer Plasma
berperan dalam melakukan koordinasi dalam melaksanakan fungsi kemitraan bersama KUD dan instansi terkait. Manajer plasma juga memiliki tanggung jawab
merencanakan atau melakukan bimbingan, memberi bantuan teknis budidaya dan manajemen kepada KUD atau petani peserta sesuai dengan tahapan pembangunan
kebun plasma. Estate Plasma menempatkan personilnya Staff dan Mandor sebagai tenaga pendamping bagi KUD atau petani peserta di dalam aktivitas
pembinaan pengelolaan di kebun plasma khususnya dalam aktivitas pemanenan TBS kelapa sawit. Departemen CA Legal bertanggung jawab melakukan
pembinaan terhadap petani, dan menyelesaikan permasalahan jika terjadi masalah
Kepala Unit Bisnis H.A.Najib
Manajer Area M.Amin AB
Manajer Estate Plasma Irwin Syarif
Manajer Estate Inti Haryono
Manajer Pabrik Jasmin
Asisten Divisi
Mandor Mandor
Mandor Asisten Pabrik
Asisten Divisi
Manajer Keuangan Kornel
dalam perusahaan dan pihak luar. Manajer pabrik secara operasional bertanggung jawab terhadap kelancaran pengolahan TBS, tanggung jawab terhadap
sumberdaya yang ada di pabrik dan biaya yang dikeluarkan di pabrik. Manajer Inti bertanggung jawab mengelola kebun inti, termasuk panen, perawatan
tanaman, dan seluruh biaya yang digunakan dalam mengelola kebun inti. Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap laporan seluruh pengeluaran dan
pemasukan perusahaan dan melaporkan langsung kepada Kepala Unit Bisnis. PT Agrowiyana saat ini dapat menampung tenaga kerja sebanyak 716
Orang. Perusahaan bertujuan menciptakan petani yang mandiri dalam arti petani yang tidak tergantung dengan pihak luar dalam melakukan produksi pertaniannya
sebanyak 4.587 KK. PT Agrowiyana memiliki total tenaga kerja sebanyak 5.303 Orang. Dari data tersebut jelas PT Agrowiyana membantu Pemerintah untuk
mengurangi kemiskinan dan mengembangkan usaha rakyat di daerah pedesaan.
Tabel 11. Jumlah Tenaga Kerja PT Agrowiyana Berdasarkan Status Pekerjaan
pada Tahun 2010 No
Pekerjaan Jumlah orang
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
Direktur Area Manager
Estate Manager Assistant
Estate HO QCA
Office Jambi Company Affair
Umum HRD Verifikasi
Estate Data IT
Teknik Mandor
Pemanen Perawatan
Total 1
1 2
30 20
3 10
34 41
2 3
1
31 106
256 175
716
Sumber: PT Agrowiyana 2011
PT Agrowiyana telah mendaftarkan perusahaannya kepada beberapa lembaga perizinan usaha. Perusahaan berusaha untuk melengkapi surat perijinan
usaha guna mengantisipasi gangguan ketika usaha sudah berjalan. Surat perijinan usaha yang dibuat perusahaan diantaranya adalah Akte pendirian usaha, Izin
Tempat Usaha ITU, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Izin Usaha Tetap IUT, dan sebagainya. Pada Lampiran 3 disajikan beberapa izin yang telah dibuat oleh
PT Agrowiayana. PT. Agrowiyana adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang
membangun kebun dengan berbagai pola kemitraan yaitu pola PIR Trans, KKPA dan kemitraan. Pola PIR Trans dan KKPA memiliki kesamaan dalam hal masa
konversi perkebunanan kelapa sawit yaitu pada saat umur kelapa sawit empat tahun. Selain itu kesamaan lainnya adalah cicilan hutang di potong dari produksi
petani. Sedangkan pola kemitraan hampir sama dengan pola KKPA hanya saja berbeda pada perkebunanan akan dikonversi setelah petani melunasi cicilannya
dan perusahaan memperoleh lahan sesuai dengan kesepakatan, berbeda dengan KKPA dimana perusahaan tidak mendapatkan lahan. Perusahaan membina 3.287
petani dengan pola KKPA. Luas lahan yang dimiliki pola KKPA yaitu 5.037,57 ha. Petani PIR Trans yang menjadi binaan PT Agrowiyana terdiri dari 1.320
petani, dengan luas lahan 7.700,89 ha. Perusahaan hingga saat ini baru melaksanakan pola PIR Trans dan KKPA, sedangkan pola kemitraan belum
terlaksana. Ketiga jenis pola kemitraan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Varietas kelapa sawit yang ditanam oleh inti dan plasma terdiri dari bibit yang
berasal dari Dami Mas, Socfindo, Marihat, dan Lonsum. Data penanaman dan penyisipan plasma PIR Trans dan KKPA dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 12. Perbedaan Kemitraan Pola PIR Trans, KKPA, dan Kemitraan Swadaya
Pola PIR Trans Pola KKPA
Pola Kemitraan 1. Lahan milik Pemerintah
2. Bank ditentukan Pemerintah
3. Peserta Petani Transmingran
4. Unit cost ditentukan Pemda
5. Dikonversi setelah TM 1. Lahan milik Petani
2. Bank dicari oleh Perusahaan 3. Peserta petani pemilik tanah
4. Unit cost Perusahaan 5. Dikonversi setelah TM
6. Cicilan dipotong dari Produksi 7. Perusahaan sebagai avalis
8. Perusahaan tdk mendapat 1. Lahan milik Petani
Pemerintah 2. Bank dicari oleh
Perusahaan 3. Peserta Petani pemilik
tanah 4. Unit cost Perusahaan
5. Dikonversi setelah
6. Cicilan dipotong dari Produksi
7. Perusahaan sebagai kontraktor
8. Perusahaan mendapat izin lahan untuk Kebun
Inti lahan
cicilan lunas 100 One Management
6. Perusahaan sebagai avalis
7. Perusahaan mendapat lahan sesuai dengan
kesepakatan
Sumber : Profil PT Agrowiyana 2011
Perkebunan kelapa sawit milik inti mulai ditanam pada tahun 1993 dengan luas 659 ha. Penambahan luas lahan terakhir kali dilakukan perusahaan pada
tahun 2005 yaitu 274,83 ha. Hingga saat ini total luas lahan inti 4.417,56 ha dan belum dilakukan lagi penambahan luas lahan kelapa sawit oleh inti. Sedangkan
plasma KKPA mulai menanam kelapa sawit pada tahun 1995 dengan luas lahan 536,57 ha dan hingga saat ini total luas lahan KKPA 5037,57. Plasma PIR Trans
baru mulai menanam setelah KKPA, yakni pada tahun 1996 dengan luas lahan 1936,36 ha dan saat ini total luas lahan PIR Trans adalah 2663,32 ha. Luas lahan
KKPA lebih luas jika dibandingkan dengan PIR Trans karena lahan KKPA merupakan milik petani penduduk lokal sekitar perusahaan yang diberdayakan
oleh perusahaan. Sedangkan petani PIR Trans merupakan program dari pemerintah terhadap masyarakat program transmigrasi. Selain itu petani yang
menjadi mitra perusahaan banyak yang berasal dari kemitraan KKPA dibandingkan PIR Trans. Total keseluruhan luas tanaman kelapa sawit PT
Agrowiyana beserta plasma adalah 12.118,44 ha Tabel 13. Pada tahun 2006 hingga tahun 2010, PT Agrowiyana tidak melakukan perluasan areal perkebunan
kelapa sawit lagi, baik dari plasma maupun kebun inti. Hal tersebut terjadi karena luasan lahan yang digunakan untuk perkebunan sudah tidak ada, sehingga ketika
produksi TBS perusahaan tidak mencukupi dari inti dan plasma, perusahaan juga melakukan pembelian kepada petani kelapa sawit non mitra.
Luas kebun Inti PT.Agrowiyana saat ini yang telah menghasilkan adalah 4.418 ha dan Plasma 7.701 ha, dengan produksi TBS rata-rata 150.000 tontahun.
Pada Gambar 7 dan Gambar 8 akan ditampilkan grafik tingkat produksi kelapa sawit inti dan plasma setelah masa tanaman menghasilkan dimana kelapa sawit
berumur tiga tahun. Tingkat produksi sudah mencapai maksimal atau belum dapat diketahui
dari produksi MKS dan IKS per hektar. Tanaman kelapa sawit inti yang ditanam
pada tahun 1993 mulai menghasilkan pada tahun 1996. Pada tahun ketiga sesudah tanaman ditanam, kelapa sawit sudah bisa dipanen. Tingkat produktivitas kelapa
sawit akan terus meningkat dari umur tiga hingga tujuh tahun. Kelapa sawit akan mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun dan akan mulai
menurun pada saat usia kelapa sawit lebih dari 20 tahun.
Tabel 13. Penambahan Luas Tanaman Kelapa Sawit PT Agrowiyana 2010 ha
Tahun PT Agrowiyana
Inti Plasma PIR
Plasma KKPA Total
1993 659,00
- - 659,00
1994 1.463,83 - -
1.463,83 1995
944,18 - 536,57 1.480,75
1996 192,70 1.936,36 512,27
2.641,33 1997
49,70 434,01 936,65 1.420,36
1998 140,96 174,97 1.736,87
2.052,80 1999
287,10 40,78 871,36 1.199,24
2000 118,92 33,44 443,85
596,21 2001
- 12,76 -
12,76 2002
137,29 31,00 -
168,29 2003
116,09 - -
116,09 2004
32,95 - - 32,95
2005 274,83 - -
274,83 2006
- - - -
2007 - - -
- 2008
- - - -
2009 - - -
- 2010
- - - -
TOTAL 4.417,55 2.663,32 5.037,57
12.118,44
Sumber: PT Agrowiyana 2011 Pada saat usia kelapa sawit mencapai dua 25 tahun tanaman sebaiknya
diremajakan karena produktivitasnya sudah sangat menurun dan kualitas TBS yang dihasilkan juga menurun sehingga mempengaruhi kualitas MKS dan IKS
yang dihasilkan.
Gambar 7. Grafik Produksi TBS Kebun Inti Tahun 1996 - 2010
Sumber: Profil PT Agrowiyana 2011
Pada tahun 1996 perkebunan inti dengan luas lahan 2.123 ha, menghasilkan 2.159 ton TBS. Produksi TBS inti terus meningkat sesuai dengan
perluasan lahan yang dilakukan inti. Pada tahun 2010, dimana umur tanaman kelapa sawit 17 tahun, dengan luasan lahan yang sama dengan tahun 2009 dan
2008 yakni 4.418 ha. Tanaman kelapa sawit mengalami penurunan produksi pada tahun 2008 produksi TBS inti mencapai 11.717 ton TBS dan pada tahun 2009
produksi TBS inti menjadi 11.430 ton dan pada tahun 2010 produksi inti menurun menjadi 10.493 ton. Banyak hal yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan
produksi TBS diantaranya umur tanaman kelapa sawit sudah mencapai umur tua, keadaan iklim atau cuaca, dan sistem pemupukan yang kurang tepat, serta
tanaman kelapa sawit terkena serangan hama dan penyakit tanaman.
Gambar 8. Garafik Produksi TBS Kebun Plasma Tahun 2001 - 2010
Sumber: Profil PT Agrowiyana 2011
Pada Gambar 8 terlihat bahwa penurunan produksi kebun plasma lebih cepat terjadi dibandingkan dengan kebun inti. Pada saat umur kelapa sawit mencapai 10
tahun yakni pada tahun 2008, produksi kelapa sawit mengalami penurunan dengan luasan lahan yang sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat terjadi
akibat beberapa faktor seperti petani plasma kurang merawat kebun, serangan hama dan penyakit tanaman, sistem pemupukan, dan keadaan iklim atau cuaca.