sebagai petani kelapa sawit. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total cluster, yang mempunyai anggota heterogen menyerupai populasi sendiri.
Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sample yang dipermudah convenience sampling. Metode ini merupakan metode
pengambilan sampel nonprobabilitas atau berdasarkan pertimbangan peneliti atas waktu dan biaya dalam penelitian.
Berdasarkan metode ini sampel dapat dipilih langsung di lokasi penelitian, dengan syarat sampel memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti.
Kriteria petani plasma adalah petani yang menjalin kemitraan KKPA dan PIR Trans dengan
PT Agrowiyana dan sudah menjalin kemitraan selama ≥ 5 tahun.
4.3 Jenis dan sumber Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data sekunder terdiri dari volume pasokan TBS ke inti, profil perusahaan inti, luas wilayah
kebun plasma dan inti, kontrak perjanjian kemitraan, serta data-data lainnya. Data sekunder diperoleh dari data historis perusahaan, literatur dan hasil penelitian
sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Data primer terdiri dari hasil wawancara dengan responden.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan diskusi langsung dengan pihak perusahaan inti. Proses pengumpulan data dilakukan langsung oleh
peneliti, dan observasi dilakukan dengan pencatatan langsung di lokasi penelitian tentang aktivitas kemitraan dalam penyediaan bahan baku dengan pola kemitraan
PIR Trans dan KKPA. Wawancara dan diskusi dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada Manajer Pabrik PT
Agrowiyana, Manajer Plasma dan Humas, tentang kinerja petani plasma dalam pengadaan bahan baku dan menjalani isi kontrak sesuai dengan perjanjian.
Diskusi juga dilakukan dengan petani mitra yang telah menjalankan kontrak dengan Perusahaan terkait dengan kendala dalam menjalankan kontrak,
pelaksanaan hak dan kewajiban petani mitra, penentuan harga beli perusahaan, dan pasokan bahan baku dari petani kepada perusahaan.
Dalam menganalisis pelaksanaan kemitraan selain dari data kuesioner dan wawancara langsung, untuk menganalisis kemitraan yang telah dilakukan juga
menggunakan studi literatur. Analisis tingkat kepuasan responden dilakukan untuk mengetahui kinerja kemitraan selama ini dengan menghitung tingkat
kepuasan petani mitra dan perusahaan dengan pola kemitraan baik PIR Trans maupun KKPA.
4.5 Metode Pengolahan Data
Data dan informasi yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan secara deskriptif
sesuai dengan landasan teori yang relevan. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program komputer Microsoft excel dan Minitab
14.
4.5.1 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian ini adalah waktu
sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka Nazir 2005.
Pada penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik dan mekanisme pelaksanaan kemitraan yang dihubungkan dengan
pelaksanaan kemitraan berdasarkan pada hak dan kewajiban masing-masing pihak
dalam perjanjian. Analisis deskriptif ini disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana.
4.5.2 Analisis Kinerja Atribut Kepuasan Petani Mitra
Kinerja atribut kepuasan petani mitra terhadap pelaksanaan kemitraan dianalisis dengan menggunakan penentuan bobot menggunakan metode IPA.
Metode IPA digunakan karena metode tersebut dapat memberikan penilaian terhadap kinerja setiap atribut yang dinilai serta menggolongkannya ke dalam
skala prioritas tertentu. Oleh karena itu metode ini memungkinkan peneliti menyusun rekomendasi peningkatan kinerja atribut-atribut tertentu untuk
meningkatkan kepuasan kemitraan. Hal ini sesuai dengan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian.
Penentuan atribut yang dinilai dalam penelitian ini didasarkan pada ketentuan mengenai hak dan kewajiban yang tertuang dalam kontrak kemitraan,
wawancara pendahuluan dengan eksekutif perusahaan dan studi literatur. Atribut- atribut yang diteliti dalam penelitian ini adalah
1. kualitas sarana produksi
2. harga sarana produksi
3. kemudahan memperoleh
sarana produksi 4.
daya tampung inti 5.
frekuensi pembinaan plasma 6.
pelayanan dan materi pembinaan 7.
komunikasi yang dibangun petugas dalam pembinaan
8. pengenalan teknologi
9. harga beli TBS
10. waktu pembayaran TBS 11. penetapan denda sortasi
12. peranan inti dalam membantu pengembalian kredit plasma
13. ketanggapan inti menyelesaikan keluhan plasma
14. bantuan dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman
15. layanan pinjaman dana 16. disiplin inti mentaati perjanjian
17. sikap inti terhadap kesejahteraan plasma
Pada metode IPA tingkat pelaksanaan atau pelayanan dari perusahaan dinilai memuaskan apabila pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan
dari petani mitra. Nilai kepuasan petani mitra atas kinerja kemitraan dinyatakan dengan huruf X, sedangkan tingkat kepentingan petani ditunjukkan dengan Y.
Tingkat kepentingan dan kepuasan petani diukur menggunakan skala Likert dengan empat kategori sebagaimana terdapat pada Tabel 8. Pengukuran tingkat
kepuasan menggunakan skala untuk mengurangi subjektifitas responden Sumarwan 2003.
Tabel 8. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kinerja Petani Mitra
Skor Nilai Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepuasan
4 Sangat Penting
Sangat Puas 3
Penting Puas
2 Tidak Penting
Tidak Puas 1
Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Puas
Penggunaan empat skala pengukuran dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden memilih nilai tengah dalam menilai atribut evaluasi
Aritonang 2005. Penilaian kinerja dengan menggunakan deskripsi kategori sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas dimaksudkan untuk
mempermudah pemahaman serta meringkas kuesioner wawancara kepada petani mitra. Metode IPA dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut Supranto
2006 1.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan kinerja, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja petani, yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tki = Dimana:
Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian tingkat pelaksanaankepuasan petani
Yi = Skor penilaian kepentingan petani 2.
Pada penggunaan diagram kartesius, sumbu mandatar X akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan kinerjakepuasan performance, sedangkan
sumbu tegak Y akan diisi oleh skor tingkat kepentinganharapan importance. Rumusan matematis untuk setiap faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
Dimana: X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaankepuasan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
n = Jumlah responden 3.
Diagram kartesius digunakan dalam penjabaran atribut-atribut tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja yang dirasakan petani terhadap
pelayanan. Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi manjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus
pada titik-titik X,Y. Titik tersebut diperoleh dari rumus
Dimana: X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan seluruh atribut
mutu pelayanan dari perusahaan Y = Skor rata-rata tingkat kepentinganharapan seluruh
atribut mutu pelayanan k = Banyaknya atribut mutu pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan petani
Tingkat Kepuasan
Berikut gambar diagram kartesius yang dikembangkan Supranto 2006:
Y Y
Keterangan : A = Menunjukkan atribut-atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan petani,
namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan petani, sehingga mengecewakantidak puas.
B = Menunjukkan kinerja dari atribut-atribut mutu pelayanan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan, dianggap
sangat penting dan sangat memuaskan. C = Menunjukkan beberapa atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi
pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja, dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.
D = Menunjukkan atribut-atribut yang kurang penting mempengaruhi petani, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan, dianggap kurang penting tetapi sangat
memuaskan.
Gambar 5 . Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kepuasan
Sumber: Supranto 2006
Prioritas Utama A
Pertahankan Prestasi B
Prioritas Rendah C
Berlebihan D
X X
Tingkat Kepentingan
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian