Tingkat Kepuasan Petani Plasma terhadap Pelayanan Inti dalam Kemitraan

VII ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KEMITRAAN PIR TRANS DAN KKPA

7.1 Tingkat Kepuasan Petani Plasma terhadap Pelayanan Inti dalam Kemitraan

Pelayanan inti dapat dinilai dengan cara mengukur tingkat kepuasan petani plasma terhadap kinerja kemitraan. Hasil penilaian terhadap kinerja kemitraan dapat memperlihatkan atribut-atribut yang perlu diperbaiki akibat ketidakpuasan plasma untuk dapat diperbaiki dan menjadi acuan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan inti. Hal ini dapat diketahui melalui pemetaan atribut-atribut pelayanan inti dengan matriks tingkat kepentingan dan kinerja kemitraan. 7.1.1 Tingkat Kepuasan Petani Mitra dengan Pola Kemitraan KKPA dan PIR Trans terhadap Atribut dan Dimensi Pelayanan Inti dalam Kemitraan Analisis tingkat kepuasan petani plasma merupakan cara untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan kemitraan yang berlangsung antara PT Agrowiyana dan petani plasma baik KKPA maupun PIR Trans. Pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan membandingkan antara harapan dan kinerja pelayanan inti dalam kemitraan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka petani dianggap tidak puas. Dan sebaliknya, jika kinerja memenuhi harapan petani maka dianggap puas. Tingkat kepuasan petani terhadap atribut-atribut pelayanan inti ditunjukkan oleh nilai kepuasan yang dihasilkan dari perhitungan berdasarkan rata-rata. Tingkat kepentingan setiap atribut bagi petani juga perlu diketahui oleh petani. Hal tersebut berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan pelayanan kepada plasma dan memahami apa yang diinginkan petani plasma berkaitan dengan kepuasannya terhadap kinerja atribut. Penilaian petani plasma terhadap kinerja atribut menunjukkan hasil yang berbeda terutama penilaian antara KKPA dan PIR trans. Nilai kepentingan dan kepuasan untuk tiap atribut diperoleh dari rata-rata skor seluruh petani plasma responden. Hasil penilaian petani plasma responden terhadap atribut pelayanan inti disajikan pada Tabel 18 dan Tabel 19. Tabel 18. Penilaian Petani Plasma Responden terhadap Atribut dan Dimensi Pelayanan Inti dalam Kemitraan KKPA No Uraian Bobot Kepentingan Dimensi Nilai Kepentingan Atribut Nilai Kepuasan Atribut 1 Dimensi: Tangible 20 Kualitas sarana produksi pupuk, obat-obatan,dll 4 1,27 Harga sarana produksi yang ditetapkan oleh inti 3,5 2,87 Kemudahan dalam memperoleh sarana produksi 3,7 1,37 Kemampuan pabrik untuk menampung TBS 3,57 2,13 Nilai Kepuasan 1,91 2 Dimensi: Reliability 22 Jadwal frekuensi pelaksanaan pembinaan plasma 3,8 1,9 Pelayanan dan materi yang diberikan dalam pembinaan plasma 3,67 1,87 Komunikasi yang dibangun petugas dalam memberikan pembinaan 3,4 2,07 Pengenalan teknologi dalam pembinaan budidaya 3,7 1,8 Harga beli TBS 4 3,17 Ketepatan waktu pembayaran TBS oleh inti 3,63 3,23 Penetapan dendapotongan saat sortasi TBS 1,13 1,27 Peranan inti dalam membantu pengembalian kredit petani plasma 3,3 3,27 Nilai Kepuasan 2,32 3 Dimensi: Responsiveness 15 Tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani 4 2,13 Bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman 3,63 1,6 Tanggapan inti dalam memberi 3,4 3,13 layanan pinjamankredit Nilai Kepuasan 2,29 4 Dimensi: Assurance 27 Disiplin inti dalam mentaati perjanjian 3,67 2,87 Nilai Kepuasan 2,87 5 Dimensi: Empathy 16 Sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma 3,73 2,43 Nilai Kepuasan 2,43 Rata-rata 3,52 2,26 Rata-rata Terbobot Kepuasan 2,37 Atribut yang memberikan kepuasan bagi petani dengan pola kemitraan KKPA adalah atribut yang memiliki nilai kepuasan diatas rata-rata ≥ 2,26. Atribut tersebut adalah harga sarana produksi yang ditetapkan oleh inti, harga beli TBS, ketepatan waktu pembayaran TBS oleh inti, peranan inti dalam membantu pengembalian kredit petani plasma, tanggapan inti dalam memberi layanan pinjamankredit, disiplin inti dalam mentaati perjanjian, dan sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma. Selain ada atribut yang memberikan kepuasan, ada juga atribut yang nilainya di bawah rata-rata 2,26 yang menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut dinilai memberikan ketidakpuasan bagi petani mitra KKPA. Atribut- atribut tersebut adalah kualitas sarana produksi pupuk, obat-obatan,dll, kemudahan dalam memperoleh sarana produksi, kemampuan pabrik untuk menampung TBS, jadwal frekuensi pelaksanaan pembinaan plasma, pelayanan dan materi yang diberikan dalam pembinaan plasma, komunikasi yang dibangun petugas dalam memberikan pembinaan, pengenalan teknologi dalam pembinaan budidaya, penetapan dendapotongan saat sortasi TBS, tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani, dan bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman. Kualitas sarana produksi seperti pupuk dan obat-obatan serta kemudahan dalam memperoleh sarana produksi menjadi atribut yang tidak memuaskan bagi petani hal ini dikarenakan pihak inti hanya memberikan bantuan hingga tahap konversi kelapa sawit berumur empat tahun. Setelah masa empat tahun, petani berusahatani secara mandiri. Sehingga kualitas sarana produksi dan kemudahan memperoleh sarana produksi menjadi atribut yang tidak memuaskan, petani mengalami kesulitan dalam penyediaan pupuk karena harga pupuk yang mahal di pasar. Hal ini perlu diperhatikan oleh inti dan membantu petani dalam penyediaan pupuk dan obat-obatan yang berkualitas karena hasil TBS yang akan diterima perusahaan akan berkualitas jika menggunakan sarana produksi yang berkualitas pula. Atribut kemampuan pabrik menampung TBS menunjukkan ketidakpuasan pula, padahal pabrik memiliki kapasitas 60 tonjamhari. Beberapa petani mengeluhkan tentang kemacetan yang sering terjadi di pabrik ketika inti menerima TBS. Kemacetan terjadi akibat proses sortasi yang memerlukan waktu cukup lama dan terbatasnya peralalatan seperti lori. Jadwal frekuensi pembinaan, pelayanan dan materi yang diberikan saat pembinaan, komunikasi yang dibangun petugas dalam memberikan pembinaan, dan pengenalan teknologi dalam pembinaan budidaya dianggap atribut yang memberikan ketidakpuasan. Hal tersebut dapat terjadi karena petani merasa tidak mendapatkan pembinaan dari inti. Inti melakukan pembinaan formal enam bulan sekali, sedangkan pembinaan informal dilakukan oleh mandor yang bertanggung jawab pada masing-masing wilayah plasma. Beberapa petani merasa tidak cocok dengan mandor yang ditetapkan oleh inti, mereka meminta inti untuk melakukan penggantian mandor di daerah mereka. Hal ini dapat menunjukkan bahwa komunikasi yang dibangun oleh petugas yang memberikan pembinaan tidak tersampaikan dengan baik kepada petani sehingga menimbulkan konflik antara petani dan mandor. Petani mengakui bahwa pembinaan oleh inti tidak pernah dilakukan sehingga materi mengenai pengenalan teknologi dalam budidaya kelapa sawit tidak didapatkan oleh petani. Sedangkan hasil wawancara dengan perusahaan mengatakan bahwa mandor merupakan salah satu fasilitator yang akan menyampaikan materi mengenai informasi terbaru apa saja yang terkait dengan kelapa sawit secara langsung kepada petani. Penetapan dendasortasi juga menjadi atribut yang memberikan ketidakpuasan bagi petani mitra, menurut responden petani sebagian besar mengakui bahwa sering kali TBS mereka dikembalikan oleh inti padahal dalam perjanjian kemitraan, buah TBS petani mitra akan ditampung seluruhnya oleh perusahaan. Pemotongan denda yang dianggap petani terlalu tinggi sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap atribut penetapan denda dan sortasi. Perusahaan dalam masalah sortasi menetapkan sistem 100 persen sortasi, sortasi tidak dilakukan secara random sampling. Seluruh TBS mitra yang masuk ke pabrik akan disortasi, jika buah dengan kualitas sangat mentah, mentah dan tidak sesuai komidel maka TBS akan dikembalikan kepada petani. Sedangkan total pasir dan sampah serta tangkai panjang dipotong 2.5 . Ketetapan standar TBS yang diterima pabrik sesuai dengan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Atribut tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani, dan bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman juga menjadi atribut yang memberikan ketidakpuasan pada petani, alasan petani merasa tidak puas karena perusahaan dianggap tidak pernah melakukan pembrantasan hama dan penyakit tanaman. Hal ini terjadi karena setelah umur tanaman mencapai empat tahun, maka kelapa sawit menjadi tanggung jawab petani untuk dikelola secara mandiri. Perusahaan hanya bertugas memberikan bimbingan teknis saja. Tingkat kepuasan suatu produk yang berbentuk jasa menurut konsep Servqual, dipengaruhi oleh lima dimensi, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Pengukuran kepuasan dimensi pelayanan melibatkan pemberian bobot kepentingan pada setiap dimensi. Tiap dimensi memiliki tingkat kepentingan yang berbeda bagi petani. Tabel 18 menunjukkan bahwa dimensi assurance merupakan dimensi yang memberikan kepuasan dengan nilai paling tinggi yaitu sebesar 27. Dimensi reliability dan tangible juga dinyatakan memberikan kepuasan bagi petani plasma, yaitu 20 dan 22. Dimensi empathy memiliki bobot penilaian 16 dan petani menempatkan dimensi responsiveness sebagai dimensi dengan bobot kepentingan yang lebih rendah yaitu 15. Atribut responsiveness adalah tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani, bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman, tanggapan inti dalam memberi layanan pinjamankredit. Penilaian petani plasma PIR trans terhadap pelayanan atribut dan dimensi pelayanan inti dapat dilihat dari tingkat kepuasan dan kepentingan atribut-atribut menurut petani mitra. Pada Tabel 19 disajikan penilaian petani mitra terhadap kinerja kemitraan dengan perusahaan inti. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh kemitraan dengan pola PIR Trans. Atribut yang memberikan kepuasan bagi petani mitra PIR Trans adalah atribut yang berada diatas nilai rata- rata kepuasan ≥ 2,79. Atribut yang dianggap memberikan kepuasan bagi petani atau memiliki nilai diatas rata-rata kepuasan adalah harga sarana produksi yang ditetapkan oleh inti, jadwal pembinaan plasma, pelayanan dan materi yang diberikan dalam pembinaan, komunikasi yang dibangun dalam menyampaikan pembinaan, pengenalan teknologi dalam Tabel 19. Penilaian Petani Plasma Responden terhadap Atribut dan Dimensi Pelayanan Inti dalam Kemitraan PIR Trans No Uraian Bobot Kepentingan Dimensi Nilai Kepentingan Atribut Nilai Kepuasan Atribut 1 Dimensi: Tangible 19 Kualitas sarana produksi pupuk, obat-obatan,dll 3,96 2,76 Harga sarana produksi yang ditetapkan oleh inti 3,63 2,93 Kemudahan dalam memperoleh sarana produksi 3,63 2,73 Kemampuan pabrik untuk menampung TBS 3,76 2,43 Nilai Kepuasan 2,69 2 Dimensi: Reliability 27 Jadwal frekuensi pelaksanaan pembinaan plasma 2,16 2,9 Pelayanan dan materi yang diberikan dalam pembinaan plasma 3,36 3,06 Komunikasi yang dibangun petugas dalam memberikan pembinaan 3,36 2,9 Pengenalan teknologi dalam pembinaan budidaya 3,56 2,86 Harga beli TBS 3,63 2,8 Ketepatan waktu pembayaran TBS oleh inti 3,63 3 Penetapan dendapotongan saat sortasi TBS 2,56 2,2 Peranan inti dalam membantu pengembalian kredit petani plasma 3,53 3 Nilai Kepuasan 2,84 3 Dimensi: Responsiveness 16,7 Tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani 3,46 2,86 Bantuan inti dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman 3,66 2,53 Tanggapan inti dalam memberi layanan pinjamankredit 3,26 2,73 Nilai Kepuasan 2,69 4 Dimensi: Assurance 21 Disiplin inti dalam mentaati perjanjian 3,53 3 Nilai Kepuasan 3 5 Dimensi: Empathy 17,5 Sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma 3,3 2,90 Nilai Kepuasan 2,90 Rata-rata 3,40 2,792 Rata-rata Terbobot Kepuasan 2,824 pembinaan, harga beli TBS, ketepatan waktu pembayaran, peranan inti dalam memberikan bantuan pengembalian kredit, tanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani, disiplin inti dalam mentaati perjanjian, dan sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma. Adapun atribut yang memberikan ketidakpuasan bagi petani plasma PIR Trans dengan nilai berada dibawah nilai rata-rata atribut 2,79 yaitu kemudahan dalam memperoleh sarana produksi, kemampuan pabrik dalam menampung TBS, penetapan denda saat sortasi, bantuan inti dalam menaggulangi hama dan penyakit tanaman, dan tanggapan inti dalam memberi layanan pinjaman. Alasan sebagian besar atribut yang memberikan ketidakpuasan sama dengan atribut yang memberikan ketidakpuasan pada petani plasma KKPA. Atribut kemudahan memperoleh sarana produksi dianggap memberikan ketidakpuasan karena kesulitan petani untuk memperoleh sarana produksi tersebut, karena petani harus mengajukan kepada bank untuk memberikan pinjaman dana dalam menyediakan sarana produksi dibantu oleh perusahaan dalam menyediakan surat permohonan kepada bank, dan bank yang memutuskan memberikan dana untuk penyediaan sarana produksi atau tidak begitu juga alasan dengan atribut tanggapan inti dalam memberi layanan pinjaman. Pada Tabel 19 dimensi reliability merupakan dimensi yang menunjukkan bahwa atribut reliability dianggap paling penting bagi petani dengan nilai sebesar 27. Dimensi asurance dan tangible juga dinyatakan memberikan kepentingan bagi petani plasma, yaitu memiliki nilai kepuasan 21 dan 19. Dimensi empathy memiliki bobot penilaian 17,5. Sama halnya dengan penilaian dimensi kepuasan pada KKPA, petani PIR trans juga menempatkan atribut responsiveness sebagai dimensi dengan bobot kepentingan yang paling rendah yaitu 16,7. Rata-rata nilai kepuasan pada PIR trans dan KKPA menunjukkan perbedaan. Rata-rata tingkat kepuasan pada PIR trans 2,79 lebih tinggi jika dibandingkan nilai rata-rata tingkat kepuasan KKPA 2,26. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan social dan budaya pada dua pola kemitraan ini. PIR trans merupakan petani yang berasal dari Jawa dengan adanya program transmigrasi dari pemerintah. Masyarakat program transmigrasi tersebut diberi tempat tinggal dan lahan untuk berkebun sehingga mereka memperoleh pekerjaan dan pendapatan dari berkebun kelapa sawit dengan adanya kemitraan PIR trans, sehingga tingkat kepuasan mereka lebih tinggi daripada KKPA, program PIR trans mempengaruhi perasaan terimakasih petani dalam memberikan penilaian terhadap kinerja atribut kemitraan. KKPA merupakan masyarakat penduduk lokal yang memiliki lahan milik sendiri dan sudah memiliki pengalaman dalam berusahatani kelapa sawit lebih lama daripada PIR trans Tabel 16.

7.1.2 Tingkat Kepuasan Petani Plasma terhadap Keseluruhan Pelayanan Inti dalam Kemitraan

Penilaian kepuasan juga ditinjau dari pelaksanaan pelayanan inti secara keseluruhan dalam kemitraan hasil penilaian kepuasan petani plasma terhadap pelaksanaan pelayanan inti secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penilain Petani Responden terhadap Keseluruhan Pelayanan Inti dalam Kemitraan KKPA dan PIR Trans Uraian KKPA PIR Trans Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase Puas Tidak Puas 4 26 13,33 86,67 29 1 96,67 3,33 Jumlah 30 100 30 100 Berdasarkan Tabel 20 terlihat hanya sebesar 13,33 persen dari petani responden KKPA yang menyatakan puas terhadap keseluruhan pelaksanaan atribut dan dimensi dalam kemitraan. Petani responden yang menyatakan tidak puas sebanyak 86,67 persen. Kepuasan responden pada pola kemitraan PIR Trans 96,67 persen menyatakan puas terhadap seluruh kinerja atribut, dan sisanya 3,33 persen lagi menyatakan tidak puas. Perbedaan sosial dan budaya antara petani pola PIR Trans yang merupakan penduduk transmigran dan KKPA yang merupakan penduduk local merupakan hal yang mendasari adanya perbedaan dalam penilaian tingkat kepuasan responden. Penilaian responden yang menyatakan puas terhadap kinerja kemitraan berdasarkan pada penilaian mereka terhadap manfaat yang telah diperoleh dengan mengikuti kemitraan. Manfaat yang diperoleh diantaranya adanya peningkatan taraf hidup dari segi peningkatan pendapatan dan semua fasilitas yang diterima petani peserta PIR Trans dan KKPA. Adanya pembinaan membantu petani dalam mempraktekkan usahatani kelapa sawit mereka. Selain itu mereka mendapatkan pemasaran yang sudah terjamin, dimana buah hasil panen mereka akan ditampung oleh inti.

7.1.3 Prioritas Perbaikan Atribut-Atribut Pelayanan Inti dalam Kemitraan

Pemetaan atribut-atribut inti dengan menggunakan matriks kepentingan dan pelaksanaan berguna untuk mengidentifikasi atribut mana saja yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan kinerja kemitraan. Analisis kepentingan dan pelaksanaan akan memberikan informasi yang berhubungan dengan atribut yang perlu diperbaiki kinerjanya. Dengan demikian perusahaan mengetahui atribut apa saja yang merupakan kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan kemitraan. Hasil analisis matriks kepentingan dan pelaksanaan terhadap atribut-atribut dalam kemitraan antara PT Agrowiyana dan petani plasma dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. 1. Kuadran I Prioritas Utama Pada kuadran I terdapat atribut-atribut yang memiliki tingkat kepentingan di atas rata-rata, namun tingkat kepuasan petani plasma terhadap pelaksanaan atribut oleh perusahaan inti masih di bawah rata-rata. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran I KKPA yaitu: 1. Kualitas sarana produksi. Kualitas sarana produksi dianggap penting oleh petani karena hasil panen TBS bergantung pada penggunaan pupuk dan obat- obatan. Akan tetapi, setelah masa konversi petani tidak mendapatkan bantuan lagi dari perusahaan berupa pupuk atau obat-obatan. Petani dituntut untuk mandiri dalam berusahatani kelapa sawit. 2. Kemudahan dalam memperoleh sarana produksi. Petani secara individu tidak mudah dalam memperoleh sarana produksi, petani akan melewati prosedur permohonan bantuan yang cukup sulit jika melakukan permohonan secara individual. 3. Daya tampung inti. Daya tampung inti dalam menerima hasil panen petani sangat penting, karena TBS plasma yang dipanen oleh petani seluruhnya akan ditampung oleh inti. Kapasitas pabrik inti yaitu 60 tonjam, dan mampu menampung seluruh hasil TBS inti dan plasma. Akan tetapi sering terjadi kemacetan di pabrik ketika petani mengirimkan TBS. Hal ini bisa terjadi karena jumlah pekerja di pabrik yang bertugas menerima buah dari petani plasma kurang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. 4. Frekuensi pembinaan plasma. Jadwal pembinaan oleh inti untuk plasma tidak memberikan kepuasan karena inti hanya melakukan pembinaan formal enam bulan sekali. Pembinaan informal dilakukan oleh mandor di lapangan tidak berjalan lancar akibat ketidakcocokan petani dengan mandor di kawasan KKPA tersebut. 5. Pelayanan dan materi pembinaan. Karena pembinaan jarang dilakukan maka hal tersebut mempengaruhi pelayanan dan materi pembinaan yang tidak memberikan kepuasan pada plasma KKPA. 6. Pengenalan teknologi dalam pembinaan. Atribut ini terkait dengan jarangnya dilakukan pembinaan oleh plasma sehingga informasi pengenalan teknologi dalam usahatani kelapa sawit pun tidak tersampaikan dari inti kepada petani. 7. Ketanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani. Terbatasnya jumlah personil inti di lapangan menjadi faktor yang menyebabkan keluhan petani tidak semuanya dapat diselesaikan. Keaktifan petani untuk memperoleh informasi langsung dari mandor masih sangat kurang. 8. Bantuan dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman. Penaggulangan hama dan penyakit tanaman dilakukan oleh inti melalui metode sampling, jika dari 10 persen sample yang dipilih diindikasi terkena hama dan penyakit maka inti baru akan melakukan pengobatan terhadap tanaman. Petani juga diharapkan mau memilihara dan melakukan perawatan terhadap tanaman kelapa sawit milik mereka. Alasan petani PIR trans merasa tidak puas terhadap beberapa atribut hampir sama dengan alasan ketidakpuasan pada petani KKPA. Pada pola PIR Trans, atribut yang terdapat pada kuadran I yaitu: 1. Kualitas sarana produksi 2. Kemudahan memperoleh sarana produksi 3. Daya tampung inti 4. Bantuan dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman 2. Kuadran II Pertahankan Prestasi Kuadran ini memuat atribut-atribut yang tingkat kepentingannya berada di atas rata-rata dan tingkat kepuasan petani plasma terhadap pelaksanaan atribut oleh inti di atas rata-rata. Atribut-atribut ini perlu dipertahankan karena menjadi suatu kekuatan bagi perusahaan inti dalam memberikan jasapelayanan kemitraan kepada petani KKPA. Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran II yaitu: 1. Harga beli TBS. Harga beli TBS dianggap sudah memberikan kepuasan bagi petani KKPA karena petani sudah terlibat langsung dalam pembentukan harga TBS selain petani pembentukan harga TBS juga melibatkan oleh pemerintah daerah Jambi dan perwakilan dari perusahaan kelapa sawit di Jambi. Pengumuman harga TBS akan diinformasikan kepada perusahaan dan petani dua minggu sekali. 2. Waktu pembayaran TBS. Pembayaran TBS selalu dilakukan perusahaan tepat waktu. Pembayaran TBS diberikan satu kali dalam sebulan kepada KUD, lalu KUD akan menyerahkan pembayaran TBS kepada masing-masing anggota KUD peserta KKPA. 3. Disiplin inti dalam mentaati perjanjian. Inti dianggap sudah menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian. 4. Sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma. Perusahaan membantu petani plasma dalam peningkatan kesejahteraan mereka. Perusahaan selain melakukan kegiatan kemitraan juga menjalankan CSR pada pemukiman plasma. Atribut-atribut pola PIR trans pada kuadran II yaitu: 1. Harga sarana produksi. Harga sarana produksi seperti pupuk dinilai cukup mahal bagi petani. Akan tetapi harga pupuk tidak bias dikendalikan oleh inti. Oleh karena itu, inti dapat membantu petani dalam menekan biaya produksi terutama untuk pupuk dengan menggunakan limbah pengolahan kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai pupuk. 2. Pengenalan teknologi dalam pembinaan. Petani PIR trans merasa puas dengan atribut pengenalan teknologi karena, petani memiliki hubungan baik dengan mandor sehingga informasi tersampaikan dengan mudah kepada petani. keaktifan petani dalam mencari informasi menjadi faktor yang menjadikan atribut ini dianggap penting dan memberikan kepuasan. 3. Waktu pembayaran TBS. Pembayaran dilakukan oleh inti pada setiap akhir bulan, petani mendapatkan bagian 70 persen dari hasil penjualan TBS nya. Inti akan menyetorkan pembayaran kepada KUD, lalu dari KUD kepada masing- masing petani. 4. Peranan inti dalam membantu pengembalian kredit petani plasma. Perusahaan membantu dalam penyelesaian atau pelunasan kredit petani. perusahaan mengambil 30 persen dari total penerimaan petani setiap bulan untuk pelunasan kreditnya. 5. Ketanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani. Hubungan baik yang terjalin antara PIR Trans dan mandor berdampak positif terhadap penilaian petani terhadap ketanggapan inti dalam menyelesaikan keluhan petani. 6. Disiplin inti dalam mentaati perjanjian 7. Harga beli TBS 3. Kuadran III Prioritas Rendah Pada kuadran III atribut-atribut tersebut memiliki tingkat kepentingan yang berada di bawah rata-rata dan tingkat kepuasan petani plasma terhadap pelaksanaan atribut oleh inti masih berada dibawah rata-rata. Kuadran ini mencakup atribut-atribut yaitu: 1. Komunikasi yang dibangun petugas dalam pembinaan. Komunikasi yang dibangun oleh mandor dalam memberikan pembinaan dianggap tidak penting dan tidak memberikan kepuasan. 2. Penetapan denda sortasi. Petani menganggap bahwa denda sortasi yang ditetapkan inti tidak penting dan jika petani dikenakan denda sortasi maka hal tersebut memberikan ketidakpuasan pada petani. Atribut-atribut pola PIR trans pada kuadran III yaitu: 1. Penetapan denda atau sortasi 2. Layanan pinjaman dana. Petani tidak melakukan pinjaman kepada perusahaan karena prosedur peminjaman dana ke perusahaan atau ke bank secara individual sulit. Petani lebih memilih melakukan pinjaman kepada tengkulak atau KUD. 4. Kuadran IV Berlebihan Kuadran ini memuat atribut yang memiliki tingkat kepentingan di bawah rata-rata namun tingkat kepuasan petani plasma terhadap pelaksanaan atribut oleh inti berada di atas rata-rata, sehingga dirasa berlebihan. Atribut-atribut dalam kuadran ini sebaiknya tidak dilaksanakan secara lebih agar biaya layanan yang dikeluarkan dapat dialihkan untuk meningkatkan kinerja atribut-atribut lain yang dianggap lebih penting oleh petani plasma. Atribut-atribut yang mencakup dalam kuadran ini adalah: 1. Harga sarana produksi. harga sarana produksi yang ditetapkan inti sudah memberikan kepuasan kepada petani plasma, hanya saja petani menganggap atribut ini tidak penting karena setelah masa konversi dan pelunasan hutang oleh plasma, perusahaan tidak memberikan bantuan lagi dalam penyediaan sarana produksi. 2. Peranan inti dalam membantu pengembalian kredit petani plasma. Petani menganggap atribut tersebut tidak penting karena membantu pengembalian kredit petani plasma merupakan kewajiban inti dalam kontrak perjanjian. Tetapi kinerja plasma dalam membantu pengembalian kredit petani memberikan kepuasan. 3. Layanan pinjaman dana. Atribut-atribut pola PIR trans pada kuadran IV yaitu: 1. Frekuensi pembinaan plasma 2. Pelayanan dan materi pembinaan 3. Komunikasi yang dibangun petugas dalam pembinaan plasma 4. Sikap inti terhadap kesejahteraan petani plasma Atribut yang dianggap tidak penting oleh plasma karena petani sudah merasa puas dengan kinerja atribut walaupun tidak dianggap penting oleh petani. perusahaan memberikan pembinaan baik formal dan pembinaan langsung di lapangan dengan pelayanan dan materi serta penyampaian pembinaan dengan baik. Kinerja mandor yang baik dan hubungan baik dengan PIR trans menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam memberikan pelayanan dari inti kepada plasma. Tingkat Kinerja Ti n g ka t K e p e n ti n g a n 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 2.26 3.52 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Diagram Importance Performance Analysis KKPA kuadran I kuadran II kuadran III kuadran IV Gambar 9. Matriks Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut dalam Kemitraan KKPA Tingkat Kinerja Ti n g ka t K e p e n ti n g a n 3.1 3.0 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 2.79 3.4 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Diagram Importance Performance Analysis PIR Trans kuadran I kuadran II kuadran III kuadran IV Gambar 10. Matriks Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut dalam Kemitraan PIR Trans Keterangan: 10. kualitas sarana produksi 10. waktu pembayaran TBS 11. harga sarana produksi 11. penetapan denda sortasi 12. kemudahan memperoleh sarana produksi 12. peranan inti dalam membantu pengembalian kredit plasma 13. daya tampung inti 13. ketanggapan inti menyelesaikan keluhan plasma 14. frekuensi pembinaan plasma 14. bantuan dalam menanggulangi hama dan penyakit tanaman 15. pelayanan dan materi pembinaan 15. layanan pinjaman dana 16. komunikasi yang dibangun petugas dalam pembinaan 16. disiplin inti mentaati perjanjian 17. pengenalan teknologi 17. sikap inti terhadap kesejahteraan plasma 18. harga beli TBS 7.2 Alternatif Strategi Perbaikan Kinerja PIR Trans dan KKPA antara PT Agrowiyana dengan Petani Plasma Alternatif strategi bertujuan untuk memperbaiki kinerja dalam pelaksanaan kemitraan. Dari perbaikan ini diharapakan petani plasma dan inti dapat menjalankan kemitraan secara kontinu. Rekomendasi strategi diperoleh dari hasil analisis tingkat kepuasan petani plasma dan analisis prioritas perbaikan atribut- atribut pelayanan inti dalam kemitraan. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat dilaksanakan oleh inti pada kemitraan KKPA dan PIR trans adalah: 1. Perusahaan inti sebaiknya membantu petani baik KKPA maupun PIR Trans dalam pengadaan pupuk dan sarana produksi lainnya. Inti dapat membantu KUD melalui bimbingan dan pengarahan agar mendapatkan bantuan berupa pupuk bersubsidi dan bantuan alsintan dari pemerintah. 2. Daya tampung inti terhadap panen plasma, dianggap tidak memberikan kepuasan karena sering terjadi macet di pabrik ketika penerimaan buah oleh pabrik. Selain itu sistem sortasi yang dilakukan inti dianggap merugikan petani, karena buah yang mereka kirim ke pabrik sering dipulangkan oleh inti. Ketika TBS terlalu lama masa pemanenan ke pengolahan maka kualitas TBS dan CPO yang dihasilkan akan menurun, dan mempengaruhi proses sortasi. Untuk itu, inti seharusnya mampu mengendalikan kemacetan yang sering terjadi di pabrik dengan membuat jadwal jam masuk dan keluar truk pengiriman TBS dari kebun inti dan plasma. 3. Meningkatkan integritas para asisten pembina atau mandor di lapangan. Asisten pembina perlu diberikan pelatihan sebelum diterjunkan ke lapangan dan inti perlu mendiskusikan mengenai pembinaan dengan KUD di wilayah tertentu, dari diskusi tersebut inti dapat mengetahui pendapat dan masukan dari pihak petani plasma. 4. Pihak inti sebaiknya mulai memperkenalkan teknologi tepat guna dalam budidaya kelapa sawit. Hal ini diperlukan agar petani tidak gagap teknologi dan berusahatani dengan cara yang lebih efisien, misalnya menginformasikan kepada petani tentang varietas bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas petani. 5. Petani plasma diharapkan sadar bahwa kegiatan panen sebaiknya diawasi agar dilaksanakan sesuai dengan aturan teknis dari inti. Kegiatan panen yang belum terkontrol secara keseluruhan, inti dapat melakukan pemberdayaan masyarakat setempat agar mau berkerjasama dalam mengawasi kegiatan panen plasma, misalnya dengan pertukaran petani plasma antar wilayah yang diberikan tugas untuk mengawasi wilayah plasma tertentu. 6. Agar hubungan baik terbina antara petani plasma dan inti maka inti dapat turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di tiap pemukiman petani plasma. Inti juga dapat melakukan CSR di setiap pemukiman petani plasma. 7. Para pengurus KUD diharapkan memiliki kemampuan dan dapat memotivasi anggotanya untuk dapat meningkatkan hasil TBS dan melakukan panen yang tepat sesuai dengan bimbingan dari inti. Para pengurus KUD juga diharapkan dapat membantu inti dalam mengurangi campur tangan tengkulak dalam penjualan TBS. VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan