Pengelolaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Agrowiyana Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambil

(1)

ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

Oleh

PUGUH SANTOSO A34103058

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

Puguh Santoso. Pengelolaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT Agrowiyana, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Dibimbing oleh H. M. H. BINTORO DJOEFRIE.

Kegiatan magang dilakukan untuk mengetahui pengelolaan limbah cair in-dustri kelapa sawit yang dilaksanakan di Kebun PBSN PT Agrowiyana dan Pabrik Kelapa Sawit PT Agro Mitra Madani, Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi pada tanggal 12 Februari sampai 9 Juni 2007. Kegiatan magang bertujuan untuk mengetahui cara dan tek-nik pengolahan limbah pabrik kelapa sawit serta pengaruh aplikasi LCPKS ter-hadap kondisi kualitas air disekitar areal aplikasi, sifat fisik dan kimia tanah serta produksi tanaman kelapa sawit.

Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti pekerjaan yang ada di PT Agrowiyana dan Pabrik Kelapa Sawit PT Agro Mitra Madani. Kegiatan di PT Agrowiyana berupa budidaya kelapa sawit yang dilakukan selama dua bulan. Ke-giatan budidaya kelapa sawit antara lain: kastrasi, pengendalian gulma, rawat parit, aplikasi janjang kosong, aplikasi lumpur (sludge) sekunder, pemangkasan dan pa-nen.

Kegiatan pengolahan limbah dilakukan di PT Agro Mitra Madani selama dua bulan. Pengelolaan mutu limbah di PT Agro Mitra Madani menggunakan sistem kolam yang terdiri atas tangki pengutipan (Fat pit), menara pendingin (Cooling Tower), bak pemisah minyak (Deoiling Pond), Netralisasi, kolam pembibitan bakteri (Seeding Pond), kolam anaerobik (Anaerobic Pond), kolam aerobik(Aerobic Pond)dan kolam fakultatif (Facultatif Pond). Pengelolaan lim-bah cair kelapa sawit di PT Agro Mitra Madani dilakukan dengan pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk organik. Limbah cair dialirkan ke areal perkebunan ke-lapa sawit dan ditampung pada kolam-kolam dalam areal kebun.

Aplikasi limbah cair yang dilakukan di Kebun PT Agrowiyana tidak me-nimbulkan efek negatif terhadap lingkungan (kondisi air dan tanah) di areal apli-kasi limbah cair kelapa sawit. Pengaruh apliapli-kasi limbah cair menunjukkan bahwa kandungan bahan organik dari limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dapat berperan memperbaiki berat volume dan porositas tanah. Berat volume yang rendah dan porositas yang lebih tinggi menunjukkan kondisi tanah yang lebih gembur. Sifat permeabilitas pada tanah kontrol dan aplikasi relatif sama demikian juga pada kolam datar (flat bed). Aplikasi limbah cair juga berpengaruh terhadap sifat kimia tanah dengan memperbaiki nilai pH, reaksi tanah, dan kandungan hara. Aplikasi LCPKS tidak berpengaruh terhadap kualitas air permukaan dan kualitas air tanah dangkal. Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan PT Agrowiyana, aplikasi limbah cair dapat meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit per bulan 9.41 % dan bobot rata-rata tandan buah sebesar 6.68%.


(3)

ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Puguh Santoso A34103058

PROGRAM STUDI AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

Judul : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI.

Nama : PUGUH SANTOSO

NRP : A34103058

Program Studi : Agronomi

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof.Dr. Ir. H.M.H. Bintoro Djoefrie, MAgr NIP. 130 422 690

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019


(5)

Penulis lahir di Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 18 Februari 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Sadi dan Ibu Yatun.

Tahun 1991 penulis mulai memasuki janjang pendidikan di SD Negeri 1 Soco, kemudian pada tahun 1997 penulis melanjutkan studi di SLTP Negeri 1 Purwantoro, Wonogiri. Tahun 2000 penulis melanjutkan studi di SMU Negeri 1 Wonogiri dan lulus pada tahun 2003.

Tahun 2003 penulis diterima di IPB pada Program Studi Agronomi De-partemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur SPMB (Seleksi Pe-nerimaan Mahasiswa Baru).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Pengelolaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Sadi dan Ibu Yatun dan saudara penulis yang selalu menjadi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. H. M. H Bintoro Djoefrie, MAgr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama pembuatan skripsi.

3. Ir. Henny Purnamawati, MSc selaku pembimbing akademik yang telah mem-berikan bimbingan selama penulis sebagai mahasiswa.

4. Staf dan jajaran menejemen PT Agrowiyana dan PT Agro Mitra Madani yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang. 5. Bapak Junaidi dan Ibu Ismi yang telah banyak membantu penulis selama

me-lakukan magang.

6. Martina Winarni, SP atas dukungan moral dan kebersamaan yang telah diberi-kan.

7. Teman-teman Agronomi angkatan 40 atas persahabatan yang telah dijalin. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Januari 2008


(7)

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Pengelolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit ... 4

METODOLOGI ... 7

Waktu dan Tempat ... 7

Metode Pelaksanaan ... 7

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ... 9

Letak Geografis ... 9

Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim ... 9

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ... 10

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 11

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 12

PELAKSANAAN MAGANG ... 14

Aspek Teknis ... 14

Aspek Manajerial ... 27

PEMBAHASAN ... 29

Karakteristik dan Potensi Limbah ... 29

Pengendalian Limbah Cair ... 30

Aplikasi Limbah Cair PKS ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

Kesimpulan ... 52

Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Kondisi Unsur Iklim Rata-rata Bulanan selama Periode Tahun

1994 - 2004 di Tungkal Ulu ... 10

2. Perkembangan Produksi dan Kebun Inti PT Agrowiyana Kabu-paten Tanjung Jabung Barat Jambi ... 11

3. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi TBS... 16

4. Premi Pemanen untuk 7 Jam Kerja Per Hari Tahun 2006 ... 16

5. Premi Pemanen untuk 5 Jam Kerja Per Hari Tahun 2006 ... 17

6. Kriteria Pinalti yang Diberikan ke Pemanen ... 17

7. Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit ... 29

8. Limbah Cair dan Kandungan Komposisi Nutrisi ... 30

9. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit ... 31

10.Hasil Analisis Limbah Cair yang Diaplikasikan di Kebun PT Agrowiyana. ... 38

11.Estimasi Nilai Limbah Cair Berdasarkan Ekuivalen Kandungan Nutrisi Per 1 Ton LCPKS ... 39

12.Dasar Perhitungan Sistem Flat bed ... 37

13.Tekstur Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 41

14.Berat Volume, Porositas dan Permeabilitas Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 42

15.Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 43

16.Kandungan Logam Berat pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 45


(9)

18.Hasil Analisis Air permukaan (Air Sungai Brasau) ... 47

19.Hasil Uji Korelasi Antara Curah Hujan dan Produksi di Lahan Aplikasi ... 49

20.Hasil Uji Korelasi Antara Curah Hujan dan Produksi di Lahan Kontrol ... 49

Lampiran

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT Agrowiyana ... 62

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT Agro Mitra Madani ... 63

3. Curah Hujan di Kebun PBSN PT Agrowiyana

Periode 1997 – 2006 ... 65

4. Tata Guna Lahan Kebun PBSN dan Inti PIR Trans ... 66

5. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Agrowiyana Tahun 2006 ... 67

6. Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Kg) per Bulan Berdasarkan Per-lakuan Tanpa Aplikasi LCPKS ... 68

7. Rata-rata Bobot Tandan Buah Segar Kelapa Sawit PT Agro-wiyana per Bulan Berdasarkan Perlakuan Tanpa Aplikasi LCPKS . 68

8. Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Kg) per Bulan Berdasarkan Per-lakuan Aplikasi LCPKS ... 69

9. Rata-rata Hasil Tandan Buah Segar Kelapa Sawit PT Agrowiyana per Bulan Berdasarkan Perlakuan Aplikasi LCPKS ... 69


(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

perke-bunan yang mempunyai peranan penting di Indonesia. Tanaman kelapa sawit

berpe-ran dalam pembangunan perkebunan nasional karena mampu menciptakan lapangan

kerja dan dapat meningkatkan devisa Negara. Minyak nabati merupakan produk

utama yang dihasilkan kelapa sawit. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan

kelapa sawit berupa minyak mentah (Crude Palm Oil: CPO) yang berwarna kuning

dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil: PKO) yang tidak berwarna (jernih).

Kebutuhan CPO dari tahun ke tahun terus meningkat, baik untuk keperluan

minyak industri maupun minyak untuk keperluan pangan. Pada tahun 2005, produksi

minyak kelapa sawit mentah mencapai 13.6 juta ton dan diperkirakan pada tahun

2006 produksi meningkat menjadi 14.7 juta ton. Produksi minyak dari tanaman

ke-lapa sawit dapat mencapai 6 ton/ha/tahun. Produksi tersebut jika dibandingkan

de-ngan produksi tanaman penghasil minyak lain termasuk tinggi (Sastrosaryono, 2003).

Pada tahun 2005, areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai

5 453 817 ha dengan produksi CPO sebesar 11 861 615 ton. Saat itu perkebunan

kelapa sawit di Indonesia memberikan sumbangan terhadap devisa Negara sebesar

US $ 3 756.557 juta dengan volume ekspor mencapai 10 375 792 ton (Ditjen BP

Per-kebunan, 2007).

Seiring dengan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia,

lim-bah hasil pengolahan kelapa sawit juga meningkat. Dalam proses pengolahan tandan

buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit akan dihasilkasn sisa produksi berupa

limbah padat dan cair. Setiap ton tandan buah segar (TBS) yang diolah di pabrik akan

menghasilkan 220 kg tandan kosong sawit (TKS), 670 kg limbah cair, 120 kg serat

mesocarp, 70 kg cangkang, dan 30 kg kernel (Buana, et al., 2003).

Pabrik kelapa sawit yang cukup efisien menghasilkan 0.6 – 0.8 m

3

limbah cair

dari sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton TBS/jam. Pada


(11)

Oleh : PAULA SARA

A 14104595

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

RINGKASAN

PAULA SARA. Analisis Kinerja Keuangan Dan Manajemen Strategis Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor (Di bawah Bimbingan

EKA INTAN KUMALA PUTRI).

Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Hotel Mirah merupakan hotel bintang tiga yang memiliki pangsa pasar lebih besar ke arah bisnis hotel, karena mayoritas tamu adalah tamu grup yang melakukan kegiatan meeting.

Belum terpisahnya pendapatan tamu individu dengan pendapatan tamu grup merupakan kendala bagi pihak manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung dari tamu grup.

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah, mengkaji strategi bauran pemasaran yang digunakan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary. Selain itu, sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penelitian dilaksanakan di Hotel Mirah Bogor yang berlokasi di Jalan Pangrango No.9A Bogor Tengah yang juga merupakan lokasi dari Restoran Canary. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan bulanan dan laporan operasional hotel setiap bulannya, serta data dari literatur-literatur yang relevan, skripsi dan majalah serta internet.

Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif untuk analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage. Metode kualitatif untuk perumusan strategi dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan pengambilan keputusan dengan analisis QSPM.

Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan. Strategi yang digunakan Restoran Canary meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup dengan memanfaatkan fasilitas produksi lama, dalam hal ini fasilitas untuk tamu grup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha yang berorientasi pada tamu individu.

Hasil matriks IE, menunjukkan posisi Restoran Canary berada pada posisi growth and build strategi yang dapat dikembangkan adalah strategi intensif yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Hasil QSPM strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary yaitu Meningkatkan pendapatan tamu individu


(13)

manajemen strategi Restoran Canary. Strategi S-O adalah meningkatkan variasi menu dan mempertahankan cita rasa masakan yang dapat mempertahankan pelanggan. Hasil analisis QSPM Strategi ini menempati urutan ketiga yaitu dengan nilai TAS 4.932. Sedangkan peningkatan variasi menu dan menyajikan berbagai menu sesuai permintaan dan gaya hidup konsumen menempati urutan keenam yaitu dengan nilai TAS 3.724. Variasi menu dan citarasa menjadi kekuatan dari Restoran Canary, sehingga yang dapat dilakukan oleh Restoran Canary dapat menambah menu masakan sunda atau tradisional lainnya. Sedangkan Promosi perlu ditingkatkan selain untuk masyarkat umum dengan menggunakan media massa atau pemasangan spanduk.

Strategi S-T adalah meningkatkan karyawan yang terlatih dan berpengalaman, serta mempertahankan manajemen yang solid dalam menghadapi ancaman persaingan usaha restoran yang relatif tinggi. Strategi ini menempati urutan ketujuh yaitu dengan nilai TAS 3.515. karyawan yang terlatih dan berpengalaman merupakan kekuatan dalam menciptakan produk yang berkualitas dan manajemen yang solid merupakan kekuatan yang harus terus dilaksanakan dan dipertahankan.

Hasil analisis QSPM Strategi W-O adalah Meningkatkan Promosi Restoran Canary terutama pada tamu hotel, dengan nilai TAS 5.534. Kegiatan promosi termasuk ke dalam biaya variabel. Hasil analisis keuangan jangka pendek menunjukkan DOL dari tamu Grup lebih besar yaitu 1.15 persen, sehingga laba yang diperoleh dari tamu grup dapat digunakan untuk melakukan promosi yang berorientasi pada tamu individu.

Strategi berikutnya yaitu mengoptimalkan perkembangan Restoran Canary untuk membangkitkan bisnis restoran di Hotel Mirah. Hasil analisis QSPM strategi ini pada urutan kelima dengan nilai TAS 3.804. Pengembangan restoran dapat dilakukan dengan melihat titik impas yang kecil, karena pengembalian laba yang lebih cepat yaitu pada tamu grup sebesar Rp. 59.163.725,-,. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan dan menambah perlengkapan sarana untuk tamu individu, selain memanfaatkan fasilitas dari tamu grup.

Strategi W-T adalah Meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku makanan. Hasil analisis QSPM strategi ini memeperoleh nilai TAS 5.761. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertahankan paket meeting dan meningkatkan pelayanan pada tamu individu yang datang untuk makan. Strategi berikutnya memisahkan pencatatan keuangan antara pendapatan tamu grup dengan tamu individu. Kedua strategi tersebut berhubungan dengan pendapatan penjualan dan biaya variabel Restoran Canary, sehingga mempengaruhi nilai laba kontribusi. Nilai laba kontribusi terbesar pada tamu grup sebesar Rp.186,033,244,-. Peningkatan laba pada tamu grup dapat dialokasikan untuk penambahan perlengkapan dalam pemisahan pencatatan keuangan, misalnya penambahan software accounting.


(14)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(15)

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

Paula Sara A 14104595


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 15 Oktober 1982. Penulis adalah puteri pertama dari tiga bersaudara keluarga (Ayah) Sunarjo dan (Ibu) Mahatmi Susani. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Singopuran I Kartasura dan menyelesaikannya pada tahun 1995. Kemudian Penulis melanjutkan ke jenjang SLTP di SMPN 2 Surakarta dan lulus Tahun 1998. Jenjang SMU Penulis tempuh di SMUN 7 Surakarta dan lulus tahun 2001. Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan Departemen Konservasi Hutan, Fakultas Kehutanan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Ekstensi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.


(17)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dan Manajemen Strategis Pengembangan Restoran Canary Di Hotel Mirah Bogor”. Skripsi ini memberikan gambaran kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah, alternatif strategi utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary, dan implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Bogor, Mei 2008


(18)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat diselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Papa Sunarjo, Mama Mahatmi Susani, adik-adikku Walesa Danto dan Sosa Jodipati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moral dan materiil kepada Penulis.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan nasehat, arahan, motivasi, dan dukungan moril kepada Penulis sampai selesainya skripsi ini.

3. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS sebagai dosen penguji Komisi Pendidikan, yang telah meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen evaluator kolokium, terimakasih atas masukan perbaikan proposal penelitian.

6. Bp. Herry Hermansyah selaku General Manager Hotel Mirah dan semua Departemen Head serta seluruh karyawan Hotel Mirah telah memberikan ijin penelitian dan kesediaannya untuk diskusi dan memberikan data-data.

7. Hendry Tiyas Tutik Dwi Rochani, selaku pembahas dalam seminar, terimakasih atas bantuan, saran dan kritiknya.


(19)

pelayanan selama ini.

9. Rekan-rekan Ekstensi Manajemen Agribisnis Angkatan XI, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidahyah-Nya serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis.


(20)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019


(21)

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

Paula Sara A 14104595


(22)

x

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... x DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Jasa ... 9 2.2 Hotel ... 11 2.2.1 Fasilitas dan Produk Hotel ... 19 2.2.2 Konsep Pemasaran dan Jasa Hotel ... 21 2.2.3. Analisis Lingkungan ... 27 2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal ... 28 2.2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 30 2.2.3.3 Lingkungan Industri ... 33 2.3 Restoran ... 35 2.4 Analisis Kinerja Keuangan ... 39 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 42

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 45

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 45 3.1.1 Manajemen Keuangan ... 45 3.1.1.1 Margin Contribution... 45 3.1.1.2 Break Event Point ... 46 3.1.1.3 Margin of Safety ... 46 3.1.1.4 Shut Down Point ... 46 3.1.1.5 Degree of Operating Leverage ... 46 3.1.2. Manajemen Strategis ... 47 3.1.2.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 48 3.1.2.2 Analisis Matriks IE ... 48 3.1.2.3 Analisis Matriks SWOT ... 49 3.1.2.4 QSPM ... 50 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 51

IV. METODE PENELITIAN ... 55

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55 4.2 Jenis dan Sumber Data ... 55 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 55


(23)

4.3.1 Analisis Keuangan ... 56 4.3.1.1 Margin Contribution Restoran Canary ... 56 4.3.1.2 Break Event Point Restoran Canary ... 57 4.3.1.3 Margin of Safety Restoran Canary ... 58 4.3.1.4 Shut Down Point Restoran Canary ... 58 4.3.1.5 Degree of Operating Leverage Restoran Canary ... 59 4.3.2 Analisis Manajemen Strategis Restoran Canary ... 59 4.3.2.1 Matriks IFE dan EFE ... 59 4.3.2.2 Matriks IE ... 62 4.3.2.3 Analisis SWOT ... 63 4.3.2.4 QSPM ... 65

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 68

5.1 Sejarah dan Perkembangan Hotel Mirah ... 68 5.2 Struktur Organisasi ... 69 5.3 Departemen F&B... 70 5.4 Restoran Canary ... 71 5.4.1 Produk Restoran Canary ... 72 5.4.2 FasilitasRestoran Canary ... 73 5.4.3 Keuangan Restoran Canary ... 75

VI. ANALISIS KEUANGAN RESTORAN CANARY ... 77

6.1 Analisis Keuangan ... 77 6.1.1 Margin Contribution ... 77 6.1.2 Break Event Point Point ... 78 6.1.3 Margin of Safety ... 79 6.1.4 Shut Down Point ... 79 6.1.5 Degree of Operating Leverage ... 80 6.2 Implikasi Hasil Analisis Keuangan Restoran Canary ... 80

VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN

RESTORAN CANARY ... 85

7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 85 7.1.1 Analisis Matriks IFE ... 86 7.1.2 Analsis Matriks EFE ... 88 7.2 Matriks IE ... 89 7.3 Matriks SWOT ... 92 7.3.1 Strategi S-O ... 92 7.3.2 Strategi S-T ... 93 7.3.3 Strategi W-O ... 93 7.3.4 Strategi W-T ... 94 7.4 Matriks QSPM... 94

VIII. IMPLIKASI KEBIJAKAN UNTUK PENGEMBANGAN

RESTORAN CANARY ... 98

8.1 Strategi S-O ... 99 8.2 Strategi S-T ... 99


(24)

xii

8.3 Strategi W-O ... 100 8.3 Strategi W-T ... 101

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

9.1 Kesimpulan ... 103 9.2 Saran ... 105


(25)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan

Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007 ... 2 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006 ... 3 3. Pendapatan Departemen Food & Baverage Juli-November Tahun 2007 ... 5 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 60 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 61 6. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 67 7. Hasil Perbandingan Rata-rata Analisis Keuangan Jangka

Tamu Individu dan Tamu Grup ... 82 8. Faktor- Faktor Internal Restoran Canary ... 85 9. Faktor- Faktor Eksternal Restoran Canary ... 86 10.Matriks IFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 87 11.Matriks EFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 88 12.Tujuh Alternatif Strategi Restoran Canary ... 95


(26)

xiv

No Teks Halaman

1. Kekuatan yang Mempengaruhi Lingkungan Industri ... 35 2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 54 3. Matriks Internal-Eksternal ... 63 4. Matriks SWOT ... 64 5. Matriks Internal-Eksternal ... 90


(27)

No Halaman

1. Istilah Baku ... 111

2. Kuisioner Penelitian ... 113 3. Struktur Organisasi Departemen F&B ... 118 4. Struktur Organisasi Hotel Mirah ... 119 5. Analisis Matriks IFE dan EFE ... 120 6. Analisis QSPM Restoran Canary... 121 7. Matriks SWOTRestoran Canary ... 123 8. Data Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup Restoran Canary

Tahun 2007... 124 9. Analisa Keuangan Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup

Restoran Canary ... 125 10.Gambar Restoran Canary ... 126


(28)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bogor sebagai kota penyangga Ibukota Jakarta memiliki potensi di bidang pariwisata. Sejalan dengan berkembangnya industri pariwisata tersebut, maka diperlukan sarana penunjang seperti sarana akomodasi. Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Semakin meningkatnya industri pariwisata juga menuntut para pengusaha industri perhotelan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam persaingan antar hotel.

Situasi persaingan yang cukup tinggi pada industri perhotelan, yang didukung tingginya taraf hidup masyarakat, pertumbuhan pusat perbelanjaan dan perkantoran yang semakin meningkat, membuat pusat perbelanjaan dan perkantoran yang semakin meningkat pula. Hal ini membuat prospek cerah dalam usaha perhotelan. Oleh karena itu, penting bagi hotel untuk mempunyai keunggulan kompetitif dalam bersaing meraih laba dan menguasai pangsa pasar yang ada. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Hotel Mirah untuk membuka pasar bagi tamu personal atau Free Individual Tourist (FIT) baik untuk menginap atau hanya sekedar mencicipi masakan di Restoran Canary yang berada di dalam Hotel Mirah.

Berbagai strategi diterapkan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan image hotel yang sudah ada sebagai hotel bisnis, tetapi juga bisa dijadikan tempat alternatif bagi tamu yang ingin berlibur. Banyaknya paket untuk tamu grup


(29)

meeting membuat pendapatan restoran hanya tergantung dari tamu grup. Oleh karena itu, manajemen mulai merencanakan untuk mendongkrak pendapatan hotel dari pendapatan restoran yang meskipun berada dibawah manajemen yang sama.

Pengembangan hotel yang lebih difokuskan ke restoran ini Hotel Mirah baru memiliki fasilitas 88 kamar yang available dan memiliki tingkat hunian (occupancy) rata-rata selalu diatas 70 persen setiap harinya. Pengembangan Hotel Mirah dirasa sudah maksimal kecuali adanya penambahan jumlah kamar yang rencananya akan dilaksanakan di akhir tahun 2008 dengan jumlah kamar menjadi sekitar 120 kamar. Tabel 1 menunjukkan rata- rata ketersediaan kamar, tingkat penjualan dan tingkat hunian kamar Hotel Mirah tahun 2001 hingga 2007

Tabel 1.Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007.

Tahun Ketersediaan Kamar Kamar Terjual Persentase (%)

2001 2281.25 1476.08 64.68

2002 2281.25 1494.00 65.48

2003 2281.25 1477.08 64.73

2004 2281.25 1495.25 65.54

2005 1857.92 1265.00 70.63

2006 1814.17 1054.33 55.99

2007 2380.60 1553.80 65.78

Sumber : Hotel Mirah, Tahun 2001-2007

Hotel yang sedang berkembang pesat di Kota Bogor ini, dalam kegiatan sehari-harinya memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar. Laporan keuangan ini mencakup semua operasional hotel baik biaya (cost), pendapatan (revenue), dan volume penjualan sehingga bisa diketahui total pendapatan seluruh departemen, gross operating income, gross operating profit hingga total pendapatan yang hanya ditingkat departemen saja.


(30)

3

Tabel 2 dapat dilihat Total pendapatan Hotel Mirah pertahun tahun 2001 hingga 2006.

Tabel 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006

Tahun Pendapatan Hotel Mirah (Rp)

2001 1.600.435.024,-

2002 1.880.867.546,-

2003 2.216.450.780,-

2004 2.627.975.500,-

2005 4.851.944.456,-

2006 7.337.308.794,-

Sumber : Hotel Mirah, 2007

Tersedianya data yang mendukung tentang informasi keuangan, maka dapat diimbangi dengan manajemen strategis yang ideal yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal yang selalu berubah dan semakin kompetitif.

Dalam rangka mengatasi situasi persaingan yang semakin kompetitif, maka dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada dan didasarkan pada keuntungan maksimal, maka Hotel Mirah harus dapat mengelola sumberdaya yang tersedia termasuk sumber keuangan dengan baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu yang nantinya menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk memberikan keunggulan dalam persaingan industri.

1.2 Perumusan Masalah

Persaingan bisnis hotel yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari.


(31)

Jika dilihat secara mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplimentasikan proses penciptaan produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik, lebih cepat (cheaper, better, and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya

Harga usaha jasa perhotelan yang kompetititf tidak identik dengan harga murah. Justru harga yang kompetitif dipadu dengan layanan prima sesuai standar hotel, menjadi daya jual utama bagi tamu hotel. Dengan demikian bagi usaha perhotelan, harga jual semua layanan produknya yang mahal justru menimbulkan kesan eksklusif dan mewah bagi para pelanggannya. Salah satu usaha Hotel Mirah adalah penambahan jumlah kamar untuk memenuhi permintaan tamu, selain itu juga manajemen berusaha memaksimalkan restoran, misalnya membangun pool side dining room.

Mengembangkan restoran di Kota Bogor adalah tidak mudah, hal ini dikarenakan banyak tempat makan yang menyediakan berbagai variasi menu seperti menu khas Indonesia, Jappanesse food, Chinesse food, dan lain-lain. Maka untuk menyiasati hal tersebut Restoran Canary menawarkan berbagai makanan khas Indonesia, Eropa, dan China dengan harga yang lebih terjangkau dibanding hotel lain.

Perencanaan restoran tersebut diperlukan perhitungan yang cukup matang. Hal ini mengingat Restoran Canary adalah Restoran yang berada satu atap di bawah manajemen Hotel Mirah, sehingga diperlukan analisis yang tepat baik dari keuangan dan strateginya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Dimana laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : volume produk yang


(32)

5

dijual, harga jual produk, dan biaya. Oleh karena itu, dalam perencanaan laba jangka pendek hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang sangat penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan datang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 Pendapatan Departemen Makanan dan Minuman (Departemen F & B) bulan Juli hingga November tahun 2007.

Tabel 3. Pendapatan Departemen F & B Bulan Juli hingga November tahun 2007

Bulan Pendapatan Tamu individu (Rp) Pendapatan Tamu Grup (Rp) Total Pendapatan (Rp) Pendapatan Tamu individu (%) Pendapatan Tamu Grup (%) Jul 38,295,264 264,637,190 302,932,454 12.64 87.36 Agt 22,155,244 295,297,191 317,452,435 6.98 93.02 Sept 22,735,678 201,018,182 223,753,860 10.16 89.84 Okt 22,899,150 130,466,433 153,365,583 14.93 85.07 Nov 18,652,000 389,067,190 407,719,190 4.57 95.43 Sumber : Laporan F&B Tahun 2007 (Data Sebelum Pajak)

Keseluruhan pendapatan Departemen F & B Hotel Mirah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun Hotel Mirah yang cenderung tergolong lebih banyak didominasi oleh tamu grup yang melakukan meeting (conference hotel). Hal ini menyebabkan pendapatan individu belum terlihat dalam membantu peningkatan pendapatan Departemen F&B secara signifikan. Data pendapatan yang diperoleh dari Hotel Mirah masih secara keseluruhan, namun Juli tahun 2007 pendapatan tamu individu (ala carte) baru dapat diketahui, meskipun demikian laporan pendapatan tersebut belum benar-benar terpisah dalam laporan keuangan di Departemen Akunting. Belum terpisahnya data pendapatan tamu individu dengan data pendapatan tamu grup merupakan kendala bagi pihak


(33)

manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu yang nantinya akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung tamu grup. Tabel 3 juga menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang rata-rata hampir 85 persen didominasi oleh pendapatan tamu grup, sehingga pendapatan terbesar diperoleh dari pendapatan tamu grup.

Usaha mengembangkan Restoran Canary, juga perlu mengetahui perubahan internal dan eksternal restoran tersebut. Oleh karena itu Hotel Mirah memerlukan strategi efektif untuk mencapai tujuannya. Hal ini diwujudkan dengan adanya proyek pembangunan Restoran Canary. Diharapkan setelah adanya penambahan kapasitas Restoran Canary dapat membantu pendapatan yang diperoleh Departemen Sales dan Marketing, sehingga dapat lebih dikenal masyarakat luar.

Jangka panjang dengan adanya rekomendasi strategi pemasaran ini diharapkan akan adanya peningkatan kinerja dari Hotel Mirah, baik secara kuantitas pemasaran produk dan jasa , maupun secara kualitasnya. Kedepannya, secara makro diharapkan ada peningkatan permintaan, terhadap kamar maupun pengunjung restoran. Dimana selama ini Restoran Canary Hotel Mirah masih sangat kurang dalam menjual produknya sendiri, yang nantinya akan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam hal peningkatan laba Hotel Mirah.

Berdasarkan uraian, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah ?


(34)

7

2. Bagaimana strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary ?

3. Bagaimanan implikasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah.

2. Mengkaji strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary.

3. Sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya sebagai hasil tulisan semata tetapi dapat dijadikan sumbang saran bagi manajemen Hotel Mirah dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan bagi penulis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, memperdalam dan meningkatkan ilmu serta kreativitas dalam berpikir dan memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan topik yang diambil, dan bagi pihak lain sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini ditekankan pada pengkajian informasi keuangan perusahaan untuk menentukan laba jangka pendek (biaya, volume, dan laba), dalam rangka kaitannya dengan perencanaan strategis Restoran Canary, dan mengetahui


(35)

seberapa jauh tingkat kemandirian dari Restoran Canary untuk tidak menggantungkan penjualan hanya dari paket meeting saja, dengan demikian dapat meningkatkan target pendapatan yang diharapkan Hotel Mirah. Keterbatasan data, sehingga penelitian hanya dapat dilakukan pada Tahun 2007.


(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jasa

Jasa merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan tidak berwujud (intangible), tetapi hasilnya dapat dilihat dan dirasakan setelah terjadi (sebagai kenyataan). Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayananan yang diberikan. Hal ini membawa pengaruh yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu perusahaan. Strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh pihak produsen.

Dalam bisnis perhotelan, kualitas jasa yang ada mencerminkan bagaimana pengelolaan dari sudut internal perusahaan, baik dari pihak manajemen hotel maupun kualitas karyawannya dalam melayani pelanggan secara baik berdasarkan kecepatan, ketanggapan dalam menghadapi dan mengatasi keluhan, keramahan, kebersihan, dan lain sebagainya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan yang berkualitas sangat diperlukan dukungan dan komunikasi yang baik dari pihak perusahaan, karyawan dan konsumen hotel dalam mewujudkan kepuasan konsumen (Yoeti, 2003).

Menurut Payne (1993), jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidak berwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti


(37)

kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak berkaitan dengan produk fisik.

Menurut Tjiptono (2004), karakteristik jasa meliputi : 1. Intangible (tidak berwujud)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli konsumen.

2. Insparability (tidak dapat dipisahkan)

Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan bersamaan. 3. Variability (Bervariasi)

Jasa senantiasa mengalami perubahan tergantung dari siapa penyedia jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

4. Perishability (Tidak Tahan Lama).

Daya tahan suatu jasa tergantung pada suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

5. Lack of Ownership

Pelanggan tidak dapat memiliki jasa (Jasa Disewakan). Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten jasa yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi dari harapan pelanggan.

Adapun definisi jasa menurut Kotler (1997), adalah sebagai yaitu ” A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its.


(38)

11

Production may or may not be tied to a physical product.”. Sedangkan menurut Kotler (2000), ada lima penentu mutu jasa, yaitu :

1. Kendala (reability). Yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat.

2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat.

3. Kepastian (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan, serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

4. Empati (emphaty), yaitu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian secara individual kepada pelanggan.

5. Berwujud (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.

2. 2 Hotel

Hotel menurut American Hotel and Motel Association 1980 dalam Sihite (2000), adalah suatu tempat, dimana disediakan penginapan, makan, dan minum, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu. Sedangkan menurut Tarmoezi dan Manurung (2002), menyatakan bahwa hotel adalah sebuah gedung yang digunakan untuk tempat penginapan dengan tujuan komersial dan menyediakan jasa pelayanan secara professional bagi para tamu termasuk penyediaan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya

Yoeti (2003), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu


(39)

membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002), hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut: a. Besarnya hotel (hotel size)

b. Pemakai jasa hotel (hotel target market) c. Mutu pelayanan (level of service) d. Cara kepemilikan (ownership)

Hotel dapat dikategorikan berdasarkan besarnya hotel yang bersangkutan, yakni besarnya jumlah kamar yang dimilki. Pengklasifikasian hotel berdasarkan kategori ini dibagi atas empat Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002) :

a. Hotel yang memiliki jumlah kamar tidak lebih dari 150 kamar. b. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 15 hingga 299 kamar. c. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar. d. Hotel yang memiliki jumlah kamar lebih dari 600 kamar.

Berdasarkan kategori pemakai jasanya, hotel dapat diklasifikasikan menjad Manurung dan Tarmoezi (2002) :

1. Suite Hotel, merupakan usaha perhotelan yang sangat cepat perkembangannya. Jenis hotel ini mempunyai kamar dengan ciri tersendiri karena kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Jenis hotel ini terhindar dari keramaian umum dan hanya menampung lebih sedikit tamu dibanding hotel lainnya. Oleh karena itu tarifnya sangat kompetitif.

2. Conference Center, merupakan hotel yang dirancang untuk menangani grup yang mengadakan pertemuan. Pada umumnya hotel ini menyediakan akomodasi, tetapi tujuan utama hotel ini adalah untuk memberikan pelayanan


(40)

13

yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan pertemuan dengan menyediakan paralatan audiovisual dan sound system beserta teknisinya, meja dan kursi yang menyenangkan, dan lain sebagainya. Jenis hotel ini ini biasanya berlokasi di luar kota dan meyedaiakan fasilitas untuk bersenang-senang, seperti lapangan golf, kolam renang didalam dan diluar gedung, dan lain-lain. Sistem pembayaran di hotel ini biasanya dengan menghitung biaya per kepala/orang untuk penggunaan seluruh fasilitas yang dimilki hotel tersebut.

3. Commercial Hotel, adalah hotel yang diperuntukkan khusus bagi para usahawan. Jenis hotel ini biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis. Walaupun jenis hotel ini diperuntukkan bagi para usahawan, banyak juga group pelancong atau pelancong pribadi yang tertarik menginap di hotel ini. Jenis hotel ini paling banyak ditemukan. Jenis hotel ini memberikan pelayanan kepada tamu dengan menyediakan surat kabar secara cuma-cuma, kopi untuk sarapan pagi, telepon lokal gratis, dan pesawat televisi di kamar tamu. Selain itu juga tersedia mobil sewaan untuk jemputan dari bandara ke hotel, coffe shops, dinning rooms, dan cocktail lounges. Pada umumnya jenis hotel ini menyediakan beberapa ruang pertemuan, laundry–valet service, retail store, gift shops, swimming pool, health club, sauna, dan jogging area. 4. Residential Hotel, hotel ini mirip dengan suite hotel karena jenis hotel ini

memiliki kamar tidur, ruang tamu, dan dapur kecil. Jenis hotel ini biasanya disewa untuk waktu lama. Sistem penyewaan hotel ini terdiri dari dua pilihan, yakni tamu bisa menyewa hanya gedungnya saja tanpa pelayanan


(41)

atau menyewa gedung berikut pelayanan, seperti yang ditawarkan oleh hotel bisnis lainnya

5. Time Share Hotel, atau disebut juga kondominium, merupakan usaha perhotelan berupa suatu gedung yang dimiliki oleh perseorangan atau perusahaan yang membentuk suatu asosiasi dan menyewa jasa perusahaan manajemen untuk mengoperasikan gedung tersebut menjadi hotel. Tamu tidak mengetahui kalau gedung itu merupakan kondominium karena gedung itu dioperasikan sebagai hotel, jenis hotel ini biasanya memiliki kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Jenis hotel ini khususnya populer di daerah pesisir.

6. Airport Hotel, merupakan hotel yang digemari oleh para tamu karena dekat dengan pusat perbelanjaan seperti bandara. Airport Hotel memiliki kelebihan dari hotel lainnya karena jenis hotel ini terdiri atas berbagai tipe dalam ukuran besar dan pelayanannya. Hotel ini menjadi pilihan penginapan para tamu usahawan, dan daerah atau negara tujuan ataupun yang mengalami penundaan penerbangan, serta para awak pesawat terbang. Hotel ini juga mengoperasikan limusin atau mobil mewah angkutan lain yang nyaman untuk mengantar para tamu dari lapangan terbang ke hotel.

7. Resort Hotel, berbeda dengan hotel lainnya, jenis hotel ini menjadi pilihan orang yang akan berlibur. Para tamu di hotel ini biasanya menginap lebih lama daripada tamu di hotel lainnya. Hotel ini memiliki ciri khusus yaitu pemandangan indah dan kegiatan yang menyenangkan seperti menari, golf, tennis, menunggang kuda, dan lain-lain.


(42)

15

8. Bed and Breakfast Hotel, yang sering disebut juga B&B Hotel, jenis hotel ini bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk rumah yang terdiri dari beberapa kamar yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan sampai bentuk gedung kecil yang memiliki 20 sampai 30 kamar tidur. Hotel ini menyuguhkan sarapan kepada tamu mulai dari sarapan yang disebut simple continental breakfast hingga full course meal dengan pelayanan yang intim.

9. Casino Hotel, merupakan hotel yang dilengkapi dengan fasilitas judi. Meskipun begitu, hotel ini memiliki kamar mewah, makanan, minuman dan pelayanan yang mewah guna mendukung pengoperasian perjudian di hotel itu. Casino hotel memikat para tamu dengan mempromosikan fasilitas pemainan judi dan hiburan yang mereka miliki. Kegiatan judi dan hiburan di hotel ini berlangsung 24 jam.

Perwani dalam Susanti (2004) mengklasifikasikan hotel berdasarkan kelas bintang dan jumlah kamar serta persyaratan lainnya adalah sebagai berikut :

1. Hotel Bintang Satu (*)

Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar. Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 20 m2.

2. Hotel Bintang Dua (**)

Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar. Kamar suite, minimum 1 kamar

Kamar mandi di dalam


(43)

3. Hotel Bintang Tiga (***)

Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar. Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 24 m2

Luas kamar suite, minimum 48 m2.

4. Hotel Bintang Empat (****)

Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar. Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 24 m2.

Luas kamar suite, minimum 48 m2.

5. Hotel Bintang Lima (*****)

Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar. Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar. Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 26 m2.

Luas kamar suite, minimum 52 m2.

Cara lain mengklasifikasikan hotel adalah berdasarkan sistem kepemilikan. Berdasarkan sistem ini, hotel dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Hotel berantai, terdiri atas beberapa bentuk sesuai dengan tempat hotel

tersebut bergabung, diantaranya :

Management Contract, pengoperasian hotel yang dimiliki oleh sekelompok usahawan yang bergerak di bidang industri perhotelan,


(44)

17

bekerja sama dengan pemilik modal besar untuk mendirikan sebuah hotel, yang kemudian mengontrak manajemen hotel professional dan afiliasi hotel berantai untuk mengoperasikannya selama waktu yang disepakati bersama.

Parent Company Hotel, yaitu hotel yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan multiuni. Hotel yang bersangkutan menggunakan nama yang sama dengan hotel atau perusahaan induknya, dan pimpinannya bertanggung jawab kepada pimpinan kantor pusat. Kantor pusat menentukan standar dan prosedur pengoperasian untuk seluruh hotel yang berantai.

Franchise and Referral Group. Diantara hotel-hotel terbaik yang ada sekarang ini adalah hotel-hotel yang termasuk dalam group referral dan franchise. Hotel-hotel yang termasuk dalam group ini dapat ditemukan di hampir berbagai kota besar dan bahkan di daerah pesisir.

2. Hotel Independent, adalah hotel yang tidak memiliki kerja sama kepemilikan ataupun manajemen dengan hotel lain. Hotel ini tidak memiliki hubungan dengan hotel lain dalam hal kebijakan, prosedur, ataupun obligasi finansial. Akan tetapi, banyak pemilik hotel independen yang menjadikan hotelnya perseroan guna mengurangi resiko dan tanggungjawab pribadi.

Mutu pelayanan merupakan suatu alat ukur atas hotel yang memberikan jasa kepada tamu. Selain tipe atau ukuran besarnya gedung yang dimiliki, harga kamar biasanya juga termasuk dalam mutu pelayanan yang disuguhkan oleh hotel. Berdasarkan mutu pelayanan, usaha perhotelan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


(45)

a. Economy / limited service, (hotel kelas ekonomi) yang merupakan industri perhotelan yang sedang berkembang. Hotel ini memberikan layanan yang mengutamakan kebersihan, kenikmatan kamar, dan ruang pertemuan yang relatif murah yang menjadi kebutuhan dasar para tamu. Jenis hotel ini banyak dikunjungi oleh pelancong yang membutuhkan penginapan dengan harga murah, keluarga bersama anak-anaknya, rombongan yang melakukan perjalanan dengan bus dan masyarakat yang sedang berlibur. Hotel jenis ini dilengkapi dengan fasilitas pesawat televisi sederhana, kolam renang, makanan, minuman yang terbatas, ruang pertemuan kecil, dan lain-lain. b. Mid Range Service, hotel yang menawarkan service kelas menengah.

Diperuntukkan bagi sebagian besar pelancong umum. Mutu service yang disuguhkan jenis hotel ini sederhana, tetapi menyenangkan. Dengan ukuran hotel yang sedang, hotel jenis ini menyediakan restaurant, coffee shop, dan lounge yang bisa memikat para pengunjung dan tamu hotel. Biasanya tamu yang menginap di hotel ini adalah usahawan, pelancong perseorangan, dan keluarga. Hotel ini kadang-kadang memberikan diskon bagi tamu yang sudah sering menginap, tamu rombongan, dan tamu keluarga.

c. World Class Service, yaitu hotel yang menawarkan pelayanan kelas dunia, terutama untuk memikat para usahawan eksekutif kelas tinggi, artis kelas tinggi, politisi kelas tinggi, dan orang kaya raya. Jenis hotel ini menyediakan restaurant dan lounge kelas tinggi, dekorasi yang sangat indah, ruang pertemuan mewah, dan ruang makan pribadi, juga menyediakan handuk mandi, sabun, shampoo, shower, radio jam yang mewah, hiasan, dekorasi, dan karya-karya seni yang berkualitas tinggi di kamar tamu. Kebutuhan


(46)

19

kamar mandi diganti dua kali sehari. Bahan bacaan seperti majalah dan surat kabar disediakan di kamar tamu setiap hari. Lobby hotel yang menyuguhkan pelayanan kelas dunia ditata dengan rapi dengan dekorasi yang indah. Beberapa outlet untuk makanan dan minuman disediakan untuk memikat selera tamu dan pengunjung hotel. Juga tersedia berbagai toko atau stand seperti newstand, gift shop, clothing shop, jewelery, dan stand lainnya.

2. 2.1 Fasilitas dan Produk Hotel

Produk dan fasilitas yang terdapat dalam suatu hotel menurut Agusnawar (2004), diantaranya : kamar tamu (guest room), makanan dan minuman (food and beverage), dan jasa-jasa lainnya (other services).

1. Kamar Tamu (GuestRoom)

Kamar tamu merupakan produk utama hotel karena pendapatan yang dihasilkan kamar merupakan sumbangan besar penghasilan terhadap operasional sebuah hotel. Rosemary Hurst dalam agusnawar (2004), menjelaskan bahwa kamar tamu adalah rumah sementara dan tempat perlindungan bagi pengunjung dari berbagai macam kebangsaan dan begitu juga harus memberikan kebebasan pribadi, ketentraman, kehangatan, keamanan, dan fasilitas untuk istirahat serta harus mampunyai lingkungan yang bersih dengan keadaan sekitarnya yang menyenangkan. Sebuah hotel selalu menawarkan jenis kamar yang berbeda kepada tamu. Perbedaan jenis ini dapat berupa ukuran kamar, view kamar, fasilitas, dan pelayanan yang tersedia dalam kamar tersebut.


(47)

2. Makanan dan Minuman (Food & Beverages) Food Services (pelayanan makanan)

Adalah bagian yang mengkhususkan pekerjaannya pada pelayanan makanan, sedangkan pelayanan minuman hanya sebagai pelengkap. Adapun yang tergolong dalam pelayanan makanan adalah seperti restaurant, catering / banquette,dan room service.

Beverages Services (pelayanan minuman)

Bagian yang mengkhususkan tugasnya pada pelayanan minuman beralkohol dan tidak beralkohol (soft drink). Sedangkan makanan dalam bentuk snack disajikan sebagai pelengkap. Adapun yang tergolong dalam pelayanan minuman adalah seperti Bar, Snack Bar, Lounge, Discotique, dan lainnya.

3. Other Services (jasa lainnya)

Menurut Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel dalam Agusnawar (2004), jasa lainnya adalah semua jenis sarana dan kemudahan yang disediakan oleh hotel untuk melayani tamu hotel yang dapat berupa jasa pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan profesi, kebutuhan olahraga, kebutuhan rekreasi dan hiburan umum.

Other services adalah kelompok produk hotel selain Rooms dan Food and Beverages, yang secara terpisah disajikan kepada tamu untuk memperoleh income tersendiri (Agusnawar, 2004). Adapun produk yang tergolong dalam jasa lainnya adalah seperti Business Centre, Drug Store, Laundry and Dry Cleaning, pelayanan telekomunikasi, dan lain sebagainya.


(48)

21

2.2.2 Konsep Pemasaran dan Jasa Hotel

Pemasaran menurut Tanuwidjaya (2004), adalah penyediaan barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, pemasaran melibatkan pencarian apa yang diinginkan konsumen, menyesuaikan produk perusahaan agar sesuai dengan persyaratan konsumen, dan proses pembuatan keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Kotler dalam Purnawarman (2001), Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran dan pemasar.

1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati kondisi manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan, kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk


(49)

yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.

2. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.

3. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.

4. Pertukaran, Transaksi, dan Hubungan

Kebutuhan dan keinginan manusia serta produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Transaksi merupakan pertukaran pertukaran nilai


(50)

23

antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur, dan pemasok akan membangun suatu ikatan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan, dan harga yang wajar secara kesinambungan.

5. Pasar

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukkan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.

6. Pemasaran dan Pemasar

Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.

Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia.


(51)

Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Menurut William J. Stanton dalam Khotijah (2004), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pada umumnya, paling sedikit ada lima alasan, mengapa suatu hotel itu memerlukan kegiatan pemasaran yakni :

1. Sales Decline

Kecenderungan tingkat penjualan hotel terus turun, terutama dua atau tiga tahun terakhir. Kalau ini yang terjadi, tindakan yang perlu dilakukan adalah pengembangan produk (product development).

2. Slow Growth

Keadaan slow growth, pertumbuhan hotel itu lamban sekali. Bila ini yang terjadi, hotel itu harus mencari peluang (opportunities) untuk memperluas pasarnya memasuki pasar baru (new market).

3. Changing Buying Pattern

Keadaan ini terjadi kalau pola belanja pelangga mengalami perubahan, terutama terhadap needs, wants and expectation para pelanggan atau tamu-tamu hotel. Oleh karena itu, segera perlu diadakan riset pemasaran (marketing research) untuk mengetahui keinginan pelanggan (knowing what customers wants), misalnya concepts come and go, ease reservation or way of payments.


(52)

25

4. Increasing Competition

Banyak pesaing karena banyak pendatang baru sehingga bermunculan hotel-hotel baru. Kalau ini yang terjadi, maka suatu hotel harus merumuskan marketing strategy yang cocok dan sesuai dengan produk, fasilitas dan pelayanan yang dimiliki, serta perlu dicarikan terobosan-terobosan baru dengan melakukan sophisticated marketing technic untuk menghadapi tantangan dari pesaing yang tiba-tiba muncul.

5 Increasing Marketing Expenditures

Keadaan ini dapat terjadi kalau biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan tidak lagi terkontrol, seperti biaya untuk marketing research, advertising, sales promotions atau brochures printing. Kalau ini yang terjadi, maka manajemen harus segera menyusun kembali strategic marketing planning secara keseluruhan.

Pengertian pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi (Kotler, 1997). Menurut Kartajaya (2002) bahwa pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya. Kemudian karena pemasaran sebagai suatu konsep yang adaptif di masa depan akan berlandaskan filosofi sebagai berikut : Ultimate Philosospy of Marketing (Kartajaya, 2002).

a. Visi

Pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang bisa memberikan kepuasan berkelanjutan bukan kepuasan sesaat untuk tiga


(53)

stakeholder utama setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik perusahaan.

b. Misi

Pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar “salah satu anggota tubuh” suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap orang dalam perusahaan akan menjadi pemasaran.

c. Nilai

Nilai utama yang dianut oleh perusahaan yang pertama adalah merek, karena merek lebih berharga daripada produk bagi pelanggan. Kedua, apapun bisnis yang dijalankan, pemilik perusahaan harus menganggapnya sebagai bisnis jasa. Ketiga, setiap orang didalam perusahaan harus merasa terlibat dalam proses pemuasan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bukan hanya sebagai pelaksana dari suatu proses tertentu.

Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia bisnis untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang kompetititf. Tujuan pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara pihak yang terkait. Perusahaan berusaha memperoleh laba dengan berusaha menghasilkan produk yang sedapat mungkin dekat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini pemasar tidak lagi melihat konsumen sebagai objek pemasaran akan tetapi sebagai mitra yang dapat mendukung kebehasilan program pemasaran. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen, melainkan mencakup semua tahapan produksi sampai purna penjualan. Semua tahapan merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, sehingga jika salah satunya lemah maka akan mempengaruhi yang lain.


(54)

27

Menurut Yoeti (2003), kegiatan pemasaran hotel ini mencakup :

1. Usaha menarik calon tamu hotel untuk dating dan menginap pada suatu hotel. 2. Usaha membujuk calon tamu hotel untuk menggunakan produk, fasilitas dan

pelayanan yang disediakan hotel.

3. Usaha mempromosikan tentang produk, fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan suatu hotel.

Ukuran keberhasilan suatu hotel banyak tergantung pada kemampuan hotel untuk memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan harapan (expectation) tamu-tamu hotel (hotel guest) pada saat yang tepat dengan harga yang bersaing, situasi dan kondisi yang tepat pula.

Menurut Yoeti (2003), pengertian pemasaran hotel dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam rangka menarik calon tamu hotel untuk datang dan menginap pada suatu hotel serta menggunakan suatu produk, fasilitas dan pelayanan yang tersedia. Pemasaran jasa hotel lebih sukar dilakukan karena sifat atau karakter dari produk jasa itu sendiri, selain tidak nyata (intangible product), produk hotel itu memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dijumpai pada produk nyata (tangible product). Selain itu, dalam bidang jasa terkandung bermacam-macam kegiatan yang harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Walaupun demikian, jasa-jasa (services) perlu dijual dan perlu ditawarkan karena jasa juga merupakan kebutuhan (needs), seperti halnya dengan kebutuhan produk yang termasuk tangible product.

2.2.3 Analisis Lingkungan

Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan memberi interaksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan, kecenderungan


(55)

yang belum terpenuhi dalam lingkungan (Kotler, 2000). Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan, serta lingkungan eksternal yang meliputi variabel peluang dan ancaman diluar kontrol manajemen perusahaan.

2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal

Faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Analisis faktor internal berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan, kemudian bagaimana perusahaan dapat menghindari ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan kelemahan perusahaan dapat meminimalkan dengan melihat peluang yang terdapat pada faktor eksternal perusahaan.

Menurut David (2004) salah satu pendekatan sederhana yang dapat dilakukan manajemen dalam melakukan analisis internal adalah dengan melakukan analisis fungsional. Pada pendekatan ini analisis sering diarahkan pemasaran, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi-operasi, sumberdaya manusia, serta sistem informasi manajemen.

a. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk atau jasa. Terdapat tujuh dasar fungsi pemasaran, yaitu :

Analisis pelanggan Menjual produk atau jasa


(56)

29

Merencanakan produk atau jasa Menetapkan harga

Distribusi Riset pemasaran Analisis peluang b. Keuangan dan Akuntansi

Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-faktor yang perlu diperhitungkan adalah : modal kerja, rasio-rasio keuangan, hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham, biaya masuk industri dan hambatan masuk.

c. Kegiatan Produksi-Operasi

Kegiatan produksi-operasi perusahaan dapat dilihat dari keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : biaya, sistem pengendalian, efektivitas dan efisiensi, lokasi, tata letak, dan utilitas fasilitas, pendekatan inovatif dan proaktif dan kemungkinannya terjadi terobosan dalam proses produksi.

d. Sumberdaya Manusia

Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan adalah : langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan, dan motivasi kerja, produktivitas, serta sistem imbalan.

e. Sistem Informasi Manajemen

Berbagai segi dari sistem informasi manajemem antara lain yaitu : aspek-aspek software, hardware, dan brainware, ketepatan waktu dan akurasi informasi,


(57)

relevansi informasi untuk ketepatan waktu dan akurasi informasi, relevansi informasi untuk keputusan taktis, kemampuan karyawan untuk memanfaatkan informasi.

2.2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Menganalisis ingkungan eksternal, perusahaan menganalisis pelaku-pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berada diluar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan membina transaksi dengan para pelanggan sasarannya. Analisis terhadap lingkungan eksternal diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam memasarkan produknya. Lingkungan eksternal yang meliputi berbagai faktor di luar perusahaan dapat merupakan peluang dan ancaman bagi perusahaan (Kotler, 2000).

Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro (lingkungan tugas) dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan untuk melayani pasar, sedangkan lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan.

Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro (lingkungan tugas) dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan untuk melayani pasar, sedangkan lingkungan makro


(58)

31

terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan.

a. Lingkungan Makro 1) Lingkungan demografi

Demografi adalah bidang studi tentang populasi manusia menurut besar, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan statistik lainnya. Lingkungan demografi merupakan hal yang menarik bagi penyusun strategi pemasaran karena berhubungan dengan studi statistik tentang manusia dimana populasi manusia dapat membentuk pasar beserta karkteristiknya.

2) Lingkungan ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Dalam lingkungan ekonomi kegiatan yang paling utama adalah jual beli antara manusia dalam pasar.

3) Lingkungan alam

Lingkungan alam berkaitan dengan ketersediaan bahan mentah untuk proses produksi dan kualitas lingkungan hidup manusia. Pemasar harus mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan dengan empat hal dalam lingkungan alam, yaitu kekurangan bahan baku, biaya energi yang meningkat dan peran pemerintah yang berubah.

4) Lingkungan teknologi

Lingkungan teknologi terdiri dari kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi teknologi baru, yang menciptakan produk baru dan peluang-peluang pasar yang baru. Pemasar harus memperhitungkan percepatan perubahan teknologi, peluang


(59)

inovasi, anggaran penelitian yang beragam dan peningkatan peraturan pemerintah yang disebabkan oleh perubahan teknologi.

5) Lingkungan politik dan hukum

Lingkungan politik dan hukum ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Pergerakan trend politik dan hukum terhadap manajemen pemasaran terlihat pada undang-undang yang mengatur bisnis dan pertumbuhan kelompok dengan kepentingan khusus.

6) Lingkungan sosial dan budaya

Lingkungan sosial dan budaya ini terdiri dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar, persepsi, preferensi dan perilaku masyarakat.

b. Lingkungan Mikro 1) Pemasok

Pemasok adalah perusahaan bisnis dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.

2) Perantara pemasaran

Perantara pemasaran adalah mereka yang membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual,dan mendistribusikan barang kepada pembeli akhir. Perantara ini meliputi middleman, perantara distribusi fisik, agen jasa pemasar dan perantara keuangan.


(60)

33

3) Pelanggan

Perusahaan dapat beroperasi dalam lima jenis pasar pelanggan, yaitu pasar konsumen, pasar industri, pasar reseller, pasar pemerintah dan pasar internasional. 4) Pesaing

Setiap perusahaan menghadapi sejumlah besar pesaing dalam pasarnya. Perusahaan harus dapat menyusun strategi-strategi pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Selain menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen sasaran, perusahaan juga harus menyesuaikan dengan strategi pesaing yang melayani konsumen sasaran yang sama. Perusahaan harus memperoleh keunggulan strategi dengan mendapatkan posisi yang kuat atas tawaran pesaing dalam ingatan konsumen sasarannya (Kotler, 2000).

2.2.3.3 Lingkungan Industri

Industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang menawarkan produk serupa atau saling menggantikan. Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik dari suatu industri. Lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri, pendatang potensial, produk substitusi, pembeli dan pemasok yang diilustrasikan pada Gambar 1.

1) Ancaman Persaingan Diantara Perusahaan-Perusahaan dalam Industri

Persaingan antar perusahaan dalam industri terjadi dalam upaya memperoleh posisi yang kuat dalam industri. Persaingan yang tajam disebabkan oleh adanya faktor-faktor struktural yang paling berinteraksi, yaitu : penambahan kapasitas produksi, jumlah pesaing yang besar dan beragam, penerapan strategis


(61)

yang benar dan hambatan keluar yang tinggi. Intensitas persaingan anggota industri ini akan mempengaruhi potensi laba dalam industri tersebut.

2) Ancaman Pendatang Baru

Suatu segmen cukup menarik apabila memiliki hambatan masuk tinggi dan hambatan keluar rendah. Enam sumber hambatan masuk, yaitu skala ekonomi, diferensiasi produk, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala dan kebijakan pemerintah.

3) Ancaman Produk Substitusi

Suatu industri menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi aktual atau potensial dari suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dihasilkan oleh suatu industri. Perusahaan harus mengatasi secara dekat kecenderungan harga produk substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri substitusi tersebut, harga dan laba dalam industri tersebut akan menurun. 4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli dapat mempengaruhi harga, biaya dan investasi sehingga dapat mempengaruhi kemampulabaan dalam industri. Kekuatan tawar menawar pembeli bergantung pada sifat dan karakter dalam industri. Pembeli mempunyai posisi yang kuat jika produk yang dibeli merupakan produk standar pembeli mengeluarkan biaya pengalihan yang kecil dan pembeli mempunyai informasi sempurna.

5) Ancaman Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Suatu industri menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka tawar. Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi,


(62)

35

terdapat sedikit substitusi, produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting, biaya berpindah pemasok yang tinggi dan jika pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. Pertahanan terbaik adalah membangun hubungan menang-menang (win-win solution) dengan pemasok atau memakai berbagai sumber pasokan.

Sumber : Porter dalamKotler, 2000

Gambar 1. Lima kekuatan yang menentukan daya tarik suatu industri 2. 3 Restoran

Restoran merupakan salah satu jenis usaha jasa boga/pangan yang bertempat di sebagian atau di seluruh bangunan permanen yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi masyarakat umum di tempat usahanya. Sugiarto (1999) dalam Marpaung (2002) menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat akan jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu : physical product (makanan dan minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata, suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapian, dan kesopanan), sense of listening (musik), dan yang

Persaingan dalam Industri Pendatang Baru

Produk Substitusi


(63)

terakhir kebutuhan akan customer service product (kecepatan, reservasi, kemudahan transaksi).

Atmojo (1995), menyatakan bahwa restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya baik berupa makan/minum. Restoran ada yang berada dalam hotel, kantor maupun pabrik dan banyak juga yang berdiri secara mandiri di luar bangunan tersebut. Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari keuntungan sama seperti perusahaan lainnya. Selain itu tujuan operasi restoran adalah membuat puas para tamu yang merupakan tujuan operasi utama.

Suatu hotel yang besar biasanya sekaligus memiliki restoran sebagai salah satu fasilitas yang disediakan. Pengelolaannya menjadi satu dalam sistem pengelolaan hotel tersebut, namun biasanya ditangani dengan lebih professional oleh dividsi yang secara khusus menangani restorannya.

Menurut Andrikus (2000), restoran dalam operasinya terjadi semacam barter antar pembeli dan penjual dalam hal ini antara produk dengan uang. Hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan mulus apabila petugas yang akan menangani pelayanan tidak terseleksi secara cermat, dididik, dan dilatih dengan baik, diajar berkomunikasi serta dikoordinasikan dengan teliti serta dipersiapkan dengan kesungguhan hati.

Restoran tidak sekedar memproduksi dan menjual menu makanan saja tetapi juga mempunyai kecenderungan untuk menawarkan jasa kepada konsumennya (Ardi, 2003). Menurut Atmodjo (1995), industri restoran merupakan industri yang menawarkan dan menjual jasa keramah-tamahan.


(1)

Pendapatan Tamu Individu

Bulan CM (Rp) CM Rasio

(%) Titik Impas (Rp) MoS (Rp) SDP

(Rp) DOL (X)

Januari 9.932.234 85,58 33.222.508 109.507.569 30.980.077 0,17

Februari 8.500.565 63,28 45.374.741 171.474.259 42.210.274 0,08

Maret 12.184.307 66,35 45.543.645 168.343.355 42.525.736 0,07

April 12.880.022 63,69 55.121.312 146.398.688 51.977.340 0,07

Mei 13.228.107 65,03 53.151.533 299.757.751 50.072.409 0,07

Juni 11.974.564 63,23 62.352.228 222.662.772 59.185.217 0,07

Juli 25.253.683 65,94 60.520.590 276.979.410 57.483.953 0,14

Agustus 13.910.840 62,79 62.964.156 244.535.844 59.774.854 0,08

September 15.037.070 66,18 63.264.626 140.735.374 55.746.425 0,11

Oktober 13.791.550 60,23 62.111.603 102.888.397 58.126.702 0,20

November 11.769.734 63,10 59.724.754 254.095.246 55.921.210 0,05

Desember 4.003.566 22,90 182.911.158 143.118.842 181.863.149 0,01

Rata-rata 12.705.520 62,36 65.521.905 190.041.459 62.155.612 0,09

Pendapatan Tamu Grup

Bulan CM (Rp) CM Rasio

(%) Titik Impas (Rp) MoS (Rp) SDP

(Rp) DOL (X)

Januari 79.612.892 54,93 51.754.618 90.975.459 48.261.318 1,34

Februari 133.718.927 61,03 47.048.490 169.800.510 43.767.295 1,19

Maret 191.089.339 64,28 47.016.164 166.870.836 43.900.679 1,08

April 196.320.865 61,40 57.182.713 144.337.287 53.921.164 1,09

Mei 209.238.524 62,90 54.958.140 297.951.144 51.774.357 1,11

Juni 211.505.553 61,21 64.405.095 220.609.905 61.133.814 1,22

Juli 189.603.296 61,70 64.683.409 272.816.591 61.437.901 1,05

Agustus 205.808.492 60,37 65.486.414 242.013.586 62.169.352 1,11

September 152.950.845 63,01 66.443.189 137.556.811 58.547.256 1,15

Oktober 82.854.149 54,26 68.939.114 96.060.886 64.516.180 1,22

November 267.077.301 61,51 61.263.968 252.556.032 57.362.400 1,10

Desember 312.618.740 68,91 60.783.395 265.246.605 60.435.130 1,11


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dan Plastik Polipropilen (PP) Terhadap Fungi Pelapuk Kayu(Pycnophorus sanguinius FR dan Schizophyllum commune FR)

2 61 68

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Agrowiyana. Jambi.

0 7 86

Pengelolaan Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Agrowiyana, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

0 5 156

Pengelolaan Air nntnk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu, Kabupateu Tanjung Jabung Barst. Jambi.

0 20 144