Bibit Hama dan penyakit

kelapa, bata merah, tukang reparasi, dan lain-lain sehingga budi daya rumput laut masih menjadi kegiatan sampingan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi sumber daya manusia dan lahan perairan di Kecamatan Karimunjawa yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan dikelilingi laut masih belum dimanfaatkan secara optimal.

4.1.2. Bibit

Bibit rumput laut jenis K. alvarezii yang digunakan oleh responden di Karimunjawa berasal dari Karimunjawa sendiri, yaitu dari pengembangbiakan secara vegetatif 83, introduksi dari strain Phillipina yang berukuran lebih besar 14 dan dari pembibit luar daerah seperti Ambon 3. Harga bibit rumput laut di Karimunjawa sekitar Rp1,200.00 - Rp1,700.00 per kg sedangkan bibit dengan kualitas baik adalah Rp3,000.00 per kg. Kualitas baik yang dimaksud adalah ukuran bibit lebih besar dan penampakan warna dan bentuknya sangat segar dibanding rata-rata bibit yang beredar. Dalam mendapatkan bahan bakubibit, baik responden perorangan tidak ikut kelompok usaha maupun yang menjadi anggota kelompok usaha tidak mendapatkan kendala. Bibit diperoleh dari Karimunjawa karena jumlah penjual bibit cukup banyak sehingga ada kebebasan bagi para responden untuk membeli. Responden membeli bibit dari penjual bibit secara tunai dan sebagian lagi ada yang dengan perjanjian dibayar kemudian dengan tenggang waktu tertentu. Akan tetapi tidak ada kesepakatan untuk menjual hasil produksinya ke penjual bibit walaupun tidak menutup kemungkinan jika harganya cocok mereka juga menjual produknya ke penjual bibit. Adanya sistem pembayaran dengan tenggang waktu tersebut dimungkinkan oleh penjual bibit karena tenggang waktu yang disepakati juga tidak terlalu lama. Bibit digunakan secara terus menerus bahkan hingga 3 tahun masa usaha budi daya.

4.1.3. Hama dan penyakit

Permasalahan yang ditemui dalam usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa antara lain penyakit, hama tanaman dan hama binatang. Hal itu ditunjukkan dengan 91.18 responden menyatakan bahwa sebagai penyebab kerusakan usaha adalah penyakit ice-ice, atau lebih dikenal dengan penyakit putih di kalangan masyarakat Karimunjawa. Responden yang menyatakan sebagai penyebab kerusakan adalah lumut gotho atau lumut kutu sebanyak 85.29, 2.94 responden menyatakan penyu sebagai penyebab kerusakan dan 2.94 menyebutkan ikan baronang sebagai penyebab kerusakan.

4.1.4. Penanganan hasil panen