secara seksama baik dari pemanenan, pencucian, pengeringan bahkan sampai pengepakan dan penyimpanannya. Perlakuan sebelum pengeringan
dilakukan sesuai permintaan pasar, yaitu: langsung dijemur sesudah panen, terlebih dulu dicuci dengan air tawar atau dilakukan fermentasi terlebih
dahulu. Penanganan hasil panen ini juga harus disesuaikan dengan kegiatan
pengolahan selanjutnya. Kegiatan pengolahan ditujukan untuk menciptakan suatu produk yang lebih bernilai ekonomis daripada bahan mentahnya.
Dalam arti, produk olahan apa yang akan dihasilkan dari jenis rumput laut yang dipanen. Hal ini tentu saja agar mutu rumput laut yang dihasilkan
sebagai bahan baku sesuai dengan standar produksi industri pengolahannya dan menghasilkan produk olahan yang berkualitas baik.
2.2.2. Aspek Pasar
Pemasaran menurut Kotler dan Susanto 1999, merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran merupakan
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dituju untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemahaman konsep pemasaran mendukung manajemen
perusahaan untuk mengadaptasi setiap perubahan pasar dan pesaing melalui perencanaan strategi. Menurut Kotler dan Amstrong 2001 tercapainya
tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien
daripada yang dilakukan oleh pesaing. Aspek pemasaran meliputi kondisi permintaan, penawaran, harga, persaingan dan peluang pasar serta proyeksi
pemasaran produk.
2.2.3. Aspek Keuangan
Investasi membutuhkan permodalan dan besar-kecilnya modal bergantung pada skala dan luas usaha yang akan dikerjakan. Modal
sebagai salah satu fungsi investasi dapat diperoleh dari pinjaman atau
modal sendiri. Investasi yang memberikan pengembalian modal tinggi dan jangka waktu pengembalian yang relatif pendek menjadi harapan
setiap investor. Sebaliknya, jika pengembalian modal rendah apalagi jika lebih rendah dibandingkan tingkat bunga yang berlaku, investor
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Jika investor menggunakan modal pinjaman dengan pengembalian
modal yang lebih rendah daripada suku bunga bank, berarti investor akan mengalami kerugian akibat membayar selisih kekurangannya. Jika
ternyata proyek yang dijalankan mengalami kegagalan atau berhenti di tengah jalan, berarti kerugian yang terjadi akan lebih besar lagi. Investasi
selalu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, sudah selayaknya dilakukan analisis kelayakan
usaha secara mendalam.
2.3. Metode Pengambilan Sampel