modal sendiri. Investasi yang memberikan pengembalian modal tinggi dan jangka waktu pengembalian yang relatif pendek menjadi harapan
setiap investor. Sebaliknya, jika pengembalian modal rendah apalagi jika lebih rendah dibandingkan tingkat bunga yang berlaku, investor
akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Jika investor menggunakan modal pinjaman dengan pengembalian
modal yang lebih rendah daripada suku bunga bank, berarti investor akan mengalami kerugian akibat membayar selisih kekurangannya. Jika
ternyata proyek yang dijalankan mengalami kegagalan atau berhenti di tengah jalan, berarti kerugian yang terjadi akan lebih besar lagi. Investasi
selalu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, sudah selayaknya dilakukan analisis kelayakan
usaha secara mendalam.
2.3. Metode Pengambilan Sampel
Banyak rumus pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Pada prinsipnya penggunaan rumus-rumus
penarikan sampel penelitian digunakan untuk mempermudah teknis penelitian. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan
menjadi nomor satu karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih
bermanfaat. Untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10 dari populasi Mustafa 2000. Jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 sudah cukup,
tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100 maka jumlah sampel yang harus diambil agar hasilnya mewakili populasi yaitu paling sedikit 30, dan kalau
ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100 Gay dan Diehl 1992 dalam Mustafa 2000.
2.4. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha. Pengertian layak dalam
penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial
benefit. Penentuan layak atau tidaknya suatu usaha adalah dengan cara membandingkan masing-masing nilai kriteria kelayakan dengan batas-batas
kelayakannya Kadariah et al. 1999. Analisis keuangan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan
tersebut layak atau tidak dengan melihat lima kriteria investasi yaitu Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR,
Pay Back Period PBP dan Break Even Point BEP. Pendekatan analisis keuangan yang digunakan, yaitu:
2.4.1. Analisis Keuntungan
Komponen biaya total terdiri dari biaya variabel biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah secara
proporsional dengan perubahan aktivitas, dengan kata lain biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan, akan
tetapi biaya variabel per unit sifatnya konstan. Sedangkan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas Garrison dan Noreen
2001.
π = TR – TC
Keterangan: π
= Keuntungan TR
= penerimaan total usaha TC
= biaya total usaha
2.4.2. Analisis Finansial
a. Net Present Value NPV
Analisis aliran kas dilakukan untuk mengetahui besarnya arus kas yang diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Arus penerimaan bersih
sekarang NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu
sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Notasinya sebagai berikut:
n t
i t
t t
t
i C
B NPV
1 Keterangan:
B = Manfaat penerimaan tiap tahun
C = Biaya yang dikeluarkan tiap tahun
t = Tahun kegiatan usaha t = 1,2,...n
i = Tingkat diskon yang berlaku
Kriteria NPV yaitu: NPV 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan
proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan NPV 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan
b. Net Benefit Cost Ratio Net BC