di  Karimunjawa  cukup  baik  dengan  tingkat  retour  pengembalian  produk rusak oleh pabrik olahan di bawah 10. Pada kelompok usaha sudah ada
struktur organisasi yang jelas sehingga sudah ada semacam Quality Control di usaha tersebut. Hal-hal yang diperhatikan untuk mengatasi permasalahan
kegagalan  penjualan  oleh  pembudi  daya  adalah  umur  panen,  cara  panen serta  penanganan  pasca  panen.  Oleh  karena  itu  pembudi  daya  harus
melakukan  langkah  yang  tepat  dalam  berbudi  daya  rumput  laut  agar  hasil budi dayanya laku di pasaran.
Pembudi  daya  yang  belum  bergabung  dalam  kelompok  usaha memiliki  kebebasan  dalam  memasarkan  produknya.  Produk  yang
dihasilkan  dijual  kepada  pedagang  pengumpul  yang  menawarkan  harga paling  tinggi.  Sedangkan  bagi  pembudi  daya  yang  telah  tergabung  dalam
kelompok  usaha,  mereka  tidak  lagi  memikirkan  produknya  dijual  kemana karena  ditangani  oleh  kelompok  yang  telah  menjalin  kerjasama  dengan
pedagang  pengumpul  atau  ketua  kelompok  tersebut  merupakan  pedagang pengumpul  juga.  Pembayaran  dilakukan  di  muka,  artinya  produk  dibayar
setelah produk dihitung dan diterima pedagang pengumpul.
4.2.3. Aspek keuangan
a. Pendapatan
Usaha  budi  daya  rumput  laut  mempunyai  2  musim,  yaitu  musim bagus dan musim kurang bagus akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Selama  1  tahun  usaha  budi  daya  rumput  laut  mengalami  3  kali  musim bagus.  Pada  musim  bagus,  rata-rata  per  musim  tanam  menggunakan
bentangan  sebanyak  20  buah  dengan  panjang  125  m.  Dengan  ukuran tersebut  dapat  dihasilkan  rumput  laut  basah  sebanyak  14,792  kg  yang
kemudian  diambil  sebanyak  500  kg  untuk  dijadikan  bibit  pada  musim tanam  berikutnya.  Rumput  laut  basah  kemudian  dikeringkan  selama  3
sampai  4  hari  menjadi  1,286  kg  rumput  laut  kering.  Harga  rumput  laut  di tingkat  pembudi  daya  untuk  rumput  laut  basah  adalah  Rp1,059.00  per  kg,
sedangkan harga rumput laut kering adalah Rp9,324.00 per kg. Musim  kurang  bagus  untuk  usaha  budi  daya  rumput  laut  di
Karimunjawa terjadi 2 kali dalam 1 tahun. Pada musim kurang bagus rata-
rata  responden  mengurangi  luasan  usaha  budi  daya.  Setiap  musim  tanam pada saat musim kurang bagus, jumlah bentang yang digunakan rata-rata 16
buah  dengan  panjang  bentang  100  m.  Hasil  produksi  rumput  laut  basah sebanyak 7,609 kg dikurangi 400 kg untuk bibit dan sisanya dikeringkan
menghasilkan  748  kg  rumput  laut  kering.  Harga  jual  rumput  laut  basah adalah  Rp943.00  per  kg  sedangkan  harga  rumput  laut  kering  adalah
Rp8,471.00 per kg. Berdasarkan  data  hasil  produksi  dan  harga  jual  rumput  laut  kering
pada  musim  bagus  3  kali  musim  tanam  diperoleh  perhitungan penerimaanpendapatan  sebesar  35.97  juta  rupiah  per  tahun.  Sedangkan
pada musim kurang bagus 2 kali musim tanam diperoleh 12.67 juta rupiah per  tahun.  Total  penerimaan  dari  hasil  usaha  budi  daya  rumput  laut  di
Karimunjawa sebesar 48.64 juta rupiah per tahun atau 18.32 juta rupiah per
musim tanam atau 4.05 juta rupiah per bulan Lampiran 3 dan 4. b.
Analisis finansial
Kurangnya  pengetahuan  bisnis  responden  seperti  perhitungan kelayakan  usaha  menjadi  kendala  tersendiri.  Hal  ini  terjadi  karena  data
produksi, pemasaran dan arus keluar masuk uang tidak tercatat dengan rapi. Dari  aspek  keuangan,  modal  yang  dimiliki  pembudi  daya  berasal  dari
pinjaman  bank,  milik  sendiri,  milik  kelompok,  bantuan  dari  pemerintah atau  lembaga  lain,  hutang  kepada  tetangga  atau  hutang  kepada  pedagang
pengumpul. Perhitungan  kelayakan  finansial  usaha  budi  daya  rumput  laut
menggunakan  lima  kriteria  investasi  yaitu  Net  Present  Value  NPV,  Net Benefit  Cost  Ratio  Net  BC,  Internal  Rate  of  Return  IRR,  Pay  Back
Period  PBP  dan  Break  Event  Point  BEP.  Terlebih  dahulu  dibahas mengenai biaya investasi dan biaya operasional termasuk biaya penyusutan.
Modal  usaha  budi  daya  rumput  laut  dijabarkan  dalam  komponen  investasi untuk  kegiatan  penanaman  dan  kegiatan  penanganan  hasil  panen
Lampiran 5.
Kegiatan  penanaman  membutuhkan  bahan-bahan  seperti  tali  untuk kapling  dan  bentangan,  tali  jangkar,  tali  rafia,  pelampung,  patok  kayu,
perahu, jangkar dan bibit rumput laut. Adapun untuk kegiatan penanganan hasil  panen  membutuhkan  bahan-bahan  seperti  para-para,  waring,  terpal,
keranjang,  karung  plastik,  timbangan  dan  kalkulator.  Total  biaya  investasi untuk  usaha  budi  daya  rumput  laut  di  Karimunjawa  adalah  sebesar  10.20
juta  rupiah.  Rincian  biaya  investasi  usaha  budi  daya  rumput  laut  di
Karimunjawa disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7  Biaya investasi usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
Komponen Investasi Unit
Jumlah Investasi Rp
Kegiatan penanaman
Tali kaplingbentang 5 mm 4 roll
121,472 Tali jangkar 10 mm
9 oll 323,055
Tali rafia pengikat rumput laut 13 roll
246,584 Pelampung botol air minum
500 buah 150,000
Patok kayu 20 batang
298,340 Perahu
1 buah 2,000,000
Jangkar besi 10 kg 8 unit
1,607,416 Bibit
500 kg 716,000
Kegiatan penanganan panen
Para-para 1 x 10 m2 10 buah
2,612,500 Waring 1,2 x 100 m2
1 roll 350,000
Terpal 2 x 100 m2 1 roll
400,000 Keranjang
10 buah 750,000
Karung Plastik 50 kg 30 buah
102,500 Timbangan
1 buah 475,000
Kalkulator 1 buah
50,000
Investasi total 10,202,367
Biaya  operasional  usaha  budi  daya  rumput  laut  per  tahun  yaitu sebesar  10.61  juta  rupiah  atau  sebesar  2.12  juta  rupiah  per  musim  tanam.
Biaya  operasional  tersebut  terdiri  dari  biaya  tetap  yaitu  biaya  penyusutan dan  biaya  tidak  tetap  yaitu  upah  tenaga  kerja  lepas  dan  penggantian
pelampung botol air minum. Rincian biaya operasional seperti tercantum
pada Tabel 8.
Dari  analisis  perhitungan  komponen-komponen  biaya  seperti
dicantumkan dalam Lampiran 6 dan 7 didapatkan total biaya pengeluaran
yang  terdiri  dari  biaya  investasi  dan  biaya  operasional  untuk  produksi rumput laut per tahun adalah sebesar 20.82 juta rupiah.
Tabel 8  Biaya operasional usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa
Jenis Biaya Biaya Tahun Rp
Biaya tetap Penyusutan
3,037,188
Total biaya tetap 3,037,188
Biaya tidak tetap Tenaga pengikat bibit 4 orang
2,400,000 Tenaga penanaman 3 orang
641,250 Tenaga pemeliharaan 1 orang
2, 400,000 Tenaga pemanenan 3 orang
1,050,000 Tenaga penjemuran 1 orang
640,000 Tenaga pengangkutan 2 orang
300,000 Penggantian botol aqua 100 buah
150,000
Total biaya tidak tetap 7,581,250
Total biaya operasional 10,618,438
Adapun nilai kriteria kelayakan finansial usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa sebagai berikut:
1. Net Present Value NPV
NPV merupakan nilai sekarang dari sejumlah uang dimasa yang akan datang  dan  dikonversikan  kemasa  sekarang  dengan  menggunakan  tingkat
bunga terpilih, atau selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
Berdasarkan  perhitungan  dengan  menggunakan  tingkat  suku  bunga  14
Lampiran 8 diperoleh nilai NPV 30.81 juta rupiah. Hal ini menunjukkan
bahwa keuntungan usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa selama 3 tahun umur investasi mendatangkan keuntungan sebesar 30.81 juta  rupiah.
Akumulasi  nilai  NPV  positif  mengindikasikan  bahwa  usaha  budi  daya rumput laut di Karimunjawa menguntungkan dan layak dikelola.
2. Net Benefit Cost Ratio Net BC
Perbandingan  untung  dan  biaya  dapat  ditentukan  sebagai perbandingan  nilai  keuntungan  ekuivalen  terhadap  nilai  biaya  ekuivalen.
Berdasarkan  analisis  perhitungan  Net  BC  Ratio  Lampiran  8  diperoleh
nilai  Net  BC  Ratio  2.69.  Nilai  Net  BC  Ratio  lebih  besar  dari  1 menunjukkan  bahwa  usaha  budi  daya  rumput  laut  di  Karimunjawa  layak
dilaksanakan  bila  dilihat  baik  dari  dampak  sosial  yang  ditimbulkannya maupun dari segi finansialnya.
3. Internal Rate of Return IRR
Metode  tingkat  bunga  pengembalian  IRR  ini  digunakan  untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan  di  masa  datang,  atau  penerimaan  kas,  dengan  mengeluarkan investasi awal. Nilai IRR usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa dari
perhitungan  NPV1;  DF  14  dan  nilai  NPV2;  DF  20  Lampiran  8
diperoleh  IRR  47.58  dimana  nilai  ini  lebih  besar  dari  suku  bunga  bank komersial yang berlaku saat melakukan kajian, yaitu 14. IRR lebih besar
dari bunga bank komersial mengindikasikan bahwa usaha budi daya rumput laut di Karimunjawa layak dilaksanakan.
4. Pay Back Period PBP
PBP  merupakan  teknik  penilaian  terhadap  jangka  waktu  periode pengembalian investasi suatu usaha. Berdasarkan analisis perhitungan, PBP
usaha  budi  daya  rumput  laut  di  Karimunjawa  1.61  tahun  atau  19  bulan
Lampiran  8.  Dengan  biaya  investasi  10.20  juta  rupiah  dan  umur
ekonomis  usaha  budi  daya  rumput  laut  di  Karimunjawa  selama  3  tahun maka  proyek  ini  dapat  dikembalikan  melalui  arus  kas  selama  1.61  tahun.
Nilai 1.61 tersebut lebih pendek dari jangka waktu umur ekonomis proyek investasi,  hal  ini  mengindikasikan  bahwa  usaha  budi  daya  rumput  laut  di
Karimunjawa layak dikembangkan.
5. Break Event Point BEP
BEP merupakan suatu gambaran kondisi produksi yang harus dicapai untuk  melampaui  titik  impas.  Proyek  dikatakan  impas  jika  jumlah  hasil
penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian, tetapi
juga  tidak  memperoleh  laba.  Berdasarkan  analisis  perhitungan  BEP
Lampiran  8  diketahui  bahwa  titik  impas  untuk  usaha  budi  daya  rumput
laut  di  Karimunjawa  pada  penjualan  senilai  13.23  juta  rupiah  atau  dapat
juga  dikatakan  bahwa  diperlukan  penjualan  sebesar  1,474  kg  rumput  laut
kering  untuk  mendapatkan  kondisi  seimbang  antara  biaya  dengan keuntungan.
c. Analisis sensitifitas