Kualitatif Fitokimia Ekstrak Buah Takokak

26 Gambar 12. Ekstrak buah takokak pelarut heksan a, etil asetat b, dan metanol c; Ekstrak hancuran buah takokak pelarut heksan d, etil asetat e, dan metanol f

1. Kualitatif Fitokimia Ekstrak Buah Takokak

Hasil ekstraksi buah dan hancuran buah takokak dianalisis lanjut secara kualitatif dengan melihat perubahan warna setelah ekstrak ditambahkan zat-zat kimia atau perlakuan tertentu. Perubahan warna atau secara fisik ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak mengandung komponen senyawa bioaktif tertentu. Hasil analisis kualitatif komponen bioaktif fitokimia ekstrak buah dan hancuran buah dari pelarut metanol, etil asetat, dan heksan secara keseluruhan tidak berbeda. Perbedaan kandungan komponen kimia terdapat pada ekstrak antar pelarut. Ekstrak buah utuh dan hancuran buah untuk jenis pelarut metanol mengandung alkaloid, flavonoid jenis flavon, tanin, dan saponin. Sementara itu, ekstrak buah utuh dan hancuran buah untuk jenis pelarut etil asetat dan heksan mengandung alkaloid, flavonoid jenis flavon, terpenoid, dan saponin. Perbandingan hasil fitokimia ekstak buah takokak dengan beberapa penelitian lainnya dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 2. Menurut Chah et al. 2000, ekstrak metanol buah takokak yang diuji menunjukkan adanya kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Adanya kandungan komponen bioaktif ini ditunjukkan dengan adanya perubahan warna atau endapan +. Hasil penelitian Rammohan et al. 2011 menunjukkan hasil positif adanya kandungan alkaloid, isoflavonoid, dan tanin pada ekstrak metanol buah takokak. Sementara itu, Stevanie et al. 2007 menyatakan adanya hasil positif terhadap kandungan flavonoid dan terpenoid pada sampel ekstrak n-heksan buah takokak yang diuji. Penelitian Sapkale et al. 2009 menyatakan bahwa adanya kandungan positif terhadap flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid pada ekstrak alkohol buah takokak Solanum torvum Swartz.. Dengan demikian, secara umum hasil fitokimia ekstrak metanol buah dan hancuran buah takokak yang diuji masih memiliki banyak kesamaan dengan hasil fitokimia ekstrak metanol atau etanol dari sayuran buah lainnya yang masih termasuk famili Solanaceae. Perbedaannya lebih terletak pada jenis flavonoid yang teridentifikasi pada ekstrak metanol buah dan hancuran buah takokak, yaitu jenis flavon, sedangkan jenis flavonoid ekstrak metanol buah takokak pada penelitian Rammohan et al. 2011 adalah jenis isoflavonoid. a b c d f e 27 Tabel 2. Hasil kualitatif komponen bioaktif fitokimia ekstrak sayuran buah famili Solanaceae Keterangan : + me Nama Indonesia Nama Latin Ekstrak Alkaloid Flavonoid Tanin Terpenoid Steroid Saponin Referensi Dragendorff Mayer Wagner Takokak buah dan hancuran buah Solanum torvum Swartz. Metanol + + + + flavon + - - + Etil Asetat - + + + flavon - + - + Heksan - + + + flavon - + - + Takokak Solanum torvum Swartz. Metanol + + + + Chah et al. 2000 Alkohol + + + + Sapkale et al. 2009 Metanol + + isoflavonoid + Rammohan et al. 2011 n-Heksana + + Stevanie et al. 2007 Solanum trilobatum Linn. Aqueous + + + Latha dan Kannabiran 2006 Solanum gilo Metanol + + + + Hassan et al. 2006 Terong Solanum melongena Metanol + - + + + - Tiwari et al. 2009 Aqueous + + + + + + Terong Belanda Solanum betaceum Cav. Etanol + + + + + Sinaga 2009 Leunca Solanum nigrum Linn. Etanol + + + + Karmakar et al. 2010 Solanum aethiopicum L. Aqueous + + + + + + Chinedu et al. 2011 Solanum macrocarpon L. Aqueous + + + + - + Pepino Solanum muricatum Aiton. Sari buah air + + + Saptarini et al. 2011 Terong hias Solanum macranthum Metanol + + + + + Olayemi et al. 2011 Keterangan : + menunjukkan adanya perubahan dalam bentuk warna atau endapan; + menunjukkan bahwa referensi tidak menjelaskan hasil fitokimia alkaloid dengan metode spesifik; - tidak menunjukkan adanya perubahan dalam bentuk warna atau endapan 27 28 Senyawa alkaloid terdapat pada ketiga pelarut, yaitu metanol, etil asetat, dan heksan. Hal ini dikarenakan senyawa alkaloid hanya dapat terlarut baik pada pelarut organik. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik metabolit sekunder terbesar diantara senyawa lainnya baik secara jumlah maupun penyebarannya Astuti et al. 1995. Oleh karena itu, kemungkinan ditemukannya senyawa alkaloid pada ketiga ekstrak buah dan hancuran buah menjadi lebih besar. Senyawa flavonoid dan tanin merupakan senyawa fenolik yang dapat larut dalam pelarut polar karena adanya gugus hidroksi, sehingga pada ekstrak metanol, senyawa ini dapat terdeteksi. Kemudian, pada pelarut etil asetat yang bersifat semipolar juga ditemukan adanya senyawa flavonoid dan fenol, karena sifat pelarut etil asetat yang mampu mengekstrak senyawa bersifat polar dan non polar. Pada ekstrak buah dan hancuran buah pelarut heksan dapat ditemukan adanya senyawa flavonoid. Hal ini dimungkinkan, struktur senyawa flavonoid pada pelarut heksan merupakan aglikon flavonoid, yaitu flavonoid tanpa gula terikat. Contoh senyawa aglikon flavonoid, seperti isoflavon, flavonon, flavon, dan flavonol yang termetoksilasi yang cenderung lebih mudah larut dalam pelarut non polar Markham 1988.Senyawa terpenoid, steroid, dan saponin termasuk senyawa yang dapat larut lemak, sehingga dapat terekstrak dengan pelarut non polar, seperti heksan. Saponin pun masih dapat ditemukan pada pelarut polar metanol Cowan 1999. Setelah diketahui hasil analisis ekstrak secara kualitatif, sampel ekstrak juga dianalisis secara kuantitatif dengan menganalisis kandungan total fenolnya dalam setiap ekstrak, sehingga dapat dihitung pula nilai total fenol buah dan hancuran buah takokak.

2. Total Fenol dan Yield Ekstrak Buah Takokak