3.3.4 Pengamatan Preparat Histologi
Proses pengamatan preparat digunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 200x dan 400x 20x dan 40x lensa objektif serta 10x lensa okuler dan
digital electronic eyepiece camera . Organ yang diamati adalah lambung bagian
fundus dan usus halus bagian duodenum dengan luasan 240 000 µm
2
. Pengamatan pada lambung dilakukan untuk mengamati sel-sel jaringan lambung mulai dari
lumen hingga lapisan serosa seperti jumlah sel chief, sel parietal, sel mukus permukaan dan sel radang. Pengamatan pada duodenum terdiri dari tinggi vili,
jumlah kripta, sel goblet, dan sel radang pada lapisan mukosa. Data kuantitatif diperoleh menggunakan perangkat lunak Image J sebanyak 10 lapang pandang.
Selain itu terdapat data bobot badan mencit yang dihitung tiap minggu saat sebelum dan setelah perlakuan. Hasil perhitungan parameter-parameter tersebut
dapat dijadikan indikator dari efek pemberian ekstrak minyak jintan hitam maupun kombinasinya dengan madu terhadap gambaran histologi organ lambung
dan usus halus mencit.
3.4 Analisis Data
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk foto dan angka hasil perhitungan kuantitatif. Data kuantitatif yang terdiri dari jumlah sel parietal, sel chief, sel
mukus permukaan pada lambung, jumlah kripta, sel goblet, sel radang, dan tinggi vili usus halus disajikan dalam bentuk Mean ± Standar Deviation menggunakan
metode One Way ANOVA. Data dilanjutkan dengan Duncan test untuk membandingkan tiap kelompok perlakuan. Kebermaknaan dalam perbedaan hasil
didapatkan dengan metode one way ANOVA untuk menilai perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakuan ekstrak minyak jintan
hitam pada tingkat dosis yang berbeda dan kelompok perlakuan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Nilai p 0.05 ditetapkan hasilnya bermakna atau
signifikan berbeda nyata Murti 1996.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lambung
Mencit-mencit yang telah dinekropsi, organ lambung dan usus halus diamati patologi anatominya. Organ lambung mencit kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan tampak normal. Mukosa lambung berwarna rose, konsistensi kenyal, dan permukaan yang licin. Selain itu pada bagian ini tidak ditemukannya adanya
perdarahan dan kebengkakan pada semua kelompok baik jantan maupun betina. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan kesehatan hewan coba baik dan tidak
ditemukannya efek dari suatu malfungsi organ. Gambaran histologi lambung berupa jumlah sel parietal, sel chief, sel mukus permukaan, dan sel radang pada
lapisan mukosa lambung diamati menggunakan perangkat lunak Image J. Data yang diperoleh kemudian diuji secara statistik dengan ANOVA.
A. Sel Parietal
Hasil uji statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap jumlah sel parietal dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil uji menunjukkan perbedaan signifikan
antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasi madu p0.05.
Tabel 7 Rataan jumlah sel parietal mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam Jenis
kelamin Perlakuan
Kontrol JH preventif
JH kuratif JH + madu
Jantan 44.75 ± 24.85
a
161.53 ± 98.04
b
167.50 ± 83.82
b
174.60 ± 49.9
b
Betina 76.70 ± 47.97
a
128.77 ± 72.55
b
152.73 ± 73.36
c
170.87 ± 3.98
bc
Keterangan :
Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan.
Pemberian ekstrak minyak jintan hitam menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel parietal pada kelompok perlakuan dosis preventif, kuratif,
dan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Gambar 15 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel parietal dan sel chief pada kelompok yang
diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasinya dengan madu.