Lambung HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lambung

Mencit-mencit yang telah dinekropsi, organ lambung dan usus halus diamati patologi anatominya. Organ lambung mencit kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tampak normal. Mukosa lambung berwarna rose, konsistensi kenyal, dan permukaan yang licin. Selain itu pada bagian ini tidak ditemukannya adanya perdarahan dan kebengkakan pada semua kelompok baik jantan maupun betina. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan kesehatan hewan coba baik dan tidak ditemukannya efek dari suatu malfungsi organ. Gambaran histologi lambung berupa jumlah sel parietal, sel chief, sel mukus permukaan, dan sel radang pada lapisan mukosa lambung diamati menggunakan perangkat lunak Image J. Data yang diperoleh kemudian diuji secara statistik dengan ANOVA.

A. Sel Parietal

Hasil uji statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap jumlah sel parietal dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil uji menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasi madu p0.05. Tabel 7 Rataan jumlah sel parietal mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam Jenis kelamin Perlakuan Kontrol JH preventif JH kuratif JH + madu Jantan 44.75 ± 24.85 a 161.53 ± 98.04 b 167.50 ± 83.82 b 174.60 ± 49.9 b Betina 76.70 ± 47.97 a 128.77 ± 72.55 b 152.73 ± 73.36 c 170.87 ± 3.98 bc Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan. Pemberian ekstrak minyak jintan hitam menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel parietal pada kelompok perlakuan dosis preventif, kuratif, dan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Gambar 15 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel parietal dan sel chief pada kelompok yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasinya dengan madu. Jumlah sel parietal pada kelompok kontrol mencit jantan maupun betina lebih rendah daripada kelompok perlakuan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasi madu. Kelompok perlakuan mencit jantan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu lebih responsif daripada kelompok perlakuan lainnya. Kelompok ini memiliki jumlah sel parietal yang paling tinggi. Peningkatan jumlah sel parietal ini dapat disebabkan pengaruh senyawa timoquinon yang terkandung di dalam ekstrak minyak jintan hitam. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan. Timoquinon yang terkandung dalam ekstrak minyak Gambar 15. Fotografi mikro perbandingan sel parietal dan sel chief pada lambung mencit dengan pewarnaan HE. Keterangan: A Kontrol, B JH preventif, C JH kuratif, JH+ madu. A D C SC SP SC SC SP SP SC B SP Nigella sativa memiliki aktivitas antioksidan yang memegang peranan sangat penting sebagai protektor radikal bebas Thippeswammy dan Naidu 2005. Radikal bebas merupakan molekul yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada mukosa lambung sehingga meningkatkan permeabilitas membran sel. Peningkatan permeabilitas sel tersebut akan memudahkan terjadinya difusi kembali asam lambung sehingga keasaman lambung dapat meningkat. Aktivitas antioksidan sebagai protektor radikal bebas dari timoquinon dapat menghambat peroksidasi lipid pada mukosa lambung dan mencegah peningkatan permeabilitas sel. Keadaan permeabilitas sel yang terjaga dengan baik menyebabkan sel parietal dapat bertahan hidup lebih lama dan jumlahnya meningkat serta terhindarnya difusi kembali asam lambung. Sekresi HCl dari sel parietal di dalam lambung berguna untuk misalnya pepsin enzim untuk mencerna protein memerlukan pH relatif rendah yakni sekitar 2-3. Selain itu lingkungan asam adalah kondisi yang bagus bagi mikroorganisme menguntungkan dan sebaliknya akan berpengaruh negatif terhadap mikroorganisme patogen Ulfah 2006. Peningkatan jumlah sel parietal akan menjaga kondisi lambung tetap asam sehingga dapat memperkecil kemungkinan infeksi dari mikroorganisme patogen. Selain itu sintesis protein oleh pepsin juga berjalan lancar pada kondisi asam sehingga kecernaan zat-zat makanan khususnya protein menjadi lebih baik.

B. Sel Chief

Sel chief atau sel zymogen merupakan sel yang bertugas dalam sekresi pepsinogen, lipase, dan kimosin. Sel ini terletak di dasar kelenjar lambung, memiliki sitoplasma yang basofilik dan inti bulat. Sekresi pepsinogen dipengaruhi beberapa faktor seperti aktivitas kolinergik dari nervus vagus dan kondisi asam dalam lambung. Aktivitas sel chief berhubungan dengan sel parietal. Pepsinogen yang dihasilkan sel chief diubah menjadi pepsin dalam suasana asam Rafsanjani et al. 2006. Gambar 16. Fotografi mikro SP sel parietal dan SC sel chief lambung mencit dengan pewarnaan HE. Hasil pengolahan data jumlah sel chief pada lambung mencit dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil uji statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap jumlah sel chief pada lambung mencit diperoleh hasil perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan p0.05. Perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ini terjadi baik pada mencit jantan maupun mencit betina. Pemberian ekstrak minyak jintan hitam menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel chief pada kelompok perlakuan dosis preventif, kuratif, dan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Kelompok perlakuan mencit jantan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu memiliki jumlah sel chief paling tinggi. Tabel 8 Rataan jumlah sel chief pada setiap mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam JH Jenis kelamin Perlakuan Kontrol JH preventif JH kuratif JH + madu Jantan 168.30 ± 43.23 a 247.30 ± 48.82 b 249.20 ± 59.16 b 281.03 ± 57.01 c Betina 178.40 ± 78.94 a 211.53 ± 36.50 b 245.07 ± 41.63 c 249.03 ± 43.03 c Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan. Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan bahwa jumlah sel chief pada lambung kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Peningkatan jumlah sel chief dipengaruhi senyawa yang terkandung di dalam SP SC ekstrak minyak jintan hitam. Timoquinon, dithimoquinon, timohidroquinon, dan timol yang terkandung dalam ekstrak minyak Nigella sativa memiliki aktivitas farmakologi. Secara khusus timoquinon memiliki efek antioksidan, anti mikroba, hipoglikemik, anti tumor, efek hepatoprotektif, inhibisi generasi eikosanoid dan peroksidasi membran lipid. Aktivitas antioksidan memegang peranan sangat penting sebagai protektor radikal bebas Thippeswammy dan Naidu 2005. Adanya senyawa timoquinon dalam ekstrak minyak jintan hitam sebagai antioksidan dan anti mikroba dapat menghambat peroksidasi lipid sehingga radikal bebas dapat terikat dan integritas membran sel tetap terjaga Diamita 2009. Selain itu vitamin E yang terkandung dalam madu juga berperan sebagai antioksidan. Jadi tidak hanya timoquinon dari ekstrak minyak jintan hitam tetapi juga vitamin E yang terkandung di dalam madu memiliki aktivitas antioksidan. Oleh karena itu kelompok perlakuan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu memiliki jumlah sel chief yang paling tinggi. Sel parietal dan sel chief bekerja sama dalam mencerna zat-zat makanan di dalam lambung. Sel chief berperan dalam sekresi pepsin, lipase, dan kimosin, yakni enzim untuk mencerna protein dan lemak. Enzim-enzim ini bekerja dalam kondisi lambung yang asam. Kondisi asam pada lambung dipengaruhi oleh HCl yang disekresikan oleh sel parietal. Adanya peningkatan jumlah sel chief dan sel parietal dapat meningkatkan zat-zat makanan yang dicerna. Enzim-enzim yang disekresikan dapat mensintesis protein dan lemak dari makanan sehingga nilai kecernaan dari zat-zat makanan pun dapat meningkat. Aktivitas antioksidan dari timoquinon dan vitamin E dapat mengikat radikal bebas yang dapat meyebabkan peroksidasi lipid pada mukosa lambung. Antioksidan dapat mencegah peroksidasi lipid dan menjaga integritas membran sel sehingga kinerja sel parietal dan sel chief tetap terjaga dari radikal bebas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah sel parietal dan sel chief pada kelompok mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu.

C. Sel Mukus Permukaan

Hasil uji statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap jumlah sel mukus permukaan lambung dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Rataan jumlah sel mukus permukaan lambung yang diberi ekstrak minyak jintan hitam JH Jenis kelamin Perlakuan Kontrol JH preventif JH kuratif JH + madu Jantan 28.40 ± 7.71 b 17.67 ±7.55 a 17.33 ± 8.78 a 13.10 ± 8.13 a Betina 21.45 ± 10.16 b 10.33 ± 7.34 a 12.67 ± 8.22 a 13.47 ± 6.19 a Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan. Hasil uji menunjukkan antara kelompok mencit kontrol dengan kelompok mencit perlakuan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasi madu memiliki perbedaan signifikan p0.05. Pemberian ekstrak minyak jintan hitam Nigella sativa menunjukkan bahwa jumlah sel mukus permukaan pada lambung mencit kelompok perlakuan dosis preventif, kuratif, dan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu lebih rendah daripada kelompok kontrol. Perbedaan ini terjadi baik pada mencit jantan maupun mencit betina. Mukosa lambung biasanya ditutupi oleh lapis mukus pelumas yang melindungi epitel terhadap abrasi makanan. Lapis mukus ini merupakan hasil sekresi dari sel-sel mukus pada epitel permukaan. Selain sebagai pelumas, mukus yang dihasilkan oleh sel-sel ini juga melindungi mukosa dari pencernaan asam dan enzim hidrolitik lambung. Produksi mukus yang meningkat dapat mengindikasikan adanya respon kekebalan terhadap antigen. Menurut Chakhravarty 1993 kristal nigellon yang terdapat dalam ekstrak jintan hitam dapat memberi efek supresif. Penelitian Thippeswammy dan Naidu 2005 bahwa adanya aktivitas anti inflamasi dari nigelone yang merupakan polimer karbonil dari timoquinon. Kristal-kristal nigelon dapat menghambat protein kinase C, sebuah zat yang dapat memicu pelepasan histamin. Penurunan produk histamin dapat mencegah inflamasi lebih lanjut. Oleh karena itu produksi mukus sel permukaan lambung pada kelompok yang diberi ekstrak minyak jintan hitam dan kombinasi madu lebih sedikit daripada kelompok kontrol karena adanya efek anti inflamasi dari nigelon. Gambar 17. Fotografi mikro sel mukus permukaan pada mukosa lambung mencit dengan pewarnaan PAS. Keterangan: A Kontrol, B JH preventif, C JH kuratif, D JH + madu, SM sel mukus. Gambar 17 menunjukkan perbandingan jumlah sel-sel mukus permukaan pada mukosa lambung antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol jumlah sel-sel mukus permukaannya lebih banyak daripada kelompok lainnya. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan preventif, kuratif, maupun kombinasi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Perubahan fisiologis pada individu dapat terjadi secara internal dan eksternal. Secara internal antara lain pertambahan umur, status gizi, A SM SM B SM C D SM dan kondisi kesehatan. Sedangkan secara eksternal dapat terjadi perubahan akibat infeksi atau terpapar oleh berbagai agen infeksius Guyton dan Hall 2005.

D. Sel Radang

Selain sel parietal, sel chief, dan sel mukus permukaan, parameter yang diamati adalah jumlah sel radang pada lapisan mukosa lambung. Hasil uji statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap jumlah sel radang pada mukosa lambung diperoleh hasil perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan p0.05. Perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ini terjadi baik pada mencit jantan maupun mencit betina. Hasil uji statistik ANOVA dan uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 10 dan gambaran histopatologi sebaran sel radang dapat dilihat pada Gambar 18. Tabel 10 Rataan jumlah sel radang pada lapis mukosa lambung mencit yang diberi ekstrak minyak jintan hitam JH Jenis kelamin Perlakuan Kontrol JH preventif JH kuratif JH + madu Jantan 64.70 ± 16.80 c 52.50 ± 16.65 b 38.63 ± 11.60 a 32.90 ± 10.71 a Betina 69.30 ± 25.29 c 58.93 ± 19.25 b 43.70 ± 17.05 a 34.53 ± 10.66 a Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang signifikan p0.05 antar kelompok perlakuan. Gambar 18 menunjukkan pemberian ekstrak minyak jintan hitam menunjukkan bahwa jumlah sel radang pada kelompok kontrol lebih banyak daripada kelompok perlakuan dosis preventif, kuratif, dan ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu. Kelompok perlakuan mencit jantan yang diberi ekstrak minyak jintan hitam kombinasi madu memiliki jumlah sel radang yang paling sedikit daripada kelompok lainnya. Jumlah sel radang pada kelompok perlakuan yang lebih rendah daripada kelompok kontrol disebabkan adanya efek supresif yang mekanismenya seperti aktivitas anti inflamasi dari senyawa di dalam ekstrak minyak jintan hitam. Efektivitas ekstrak Nigella sativa sebagai anti inflamasi dibuktikan dari adanya nigelone, yakni suatu polimer karbonil dari timoquinon, ditimoquinon, dan timohidroquinon yang dapat berfungsi sebagai fasilitas anti inflamasi Thippeswammy dan Naidu 2005. Gambar 18. Fotografi mikro sel radang pada mukosa lambung mencit dengan pewarnaan HE. Keterangan: A Kontrol, B JH preventif, C JH kuratif, D JH + madu, SR sel radang. Zaoui et al. 2002 mengemukakan bahwa terjadi penurunan jumlah neutrofil yang signifikan pada tikus yang diberi treatment oral ekstrak minyak jintan hitam secara rutin selama 12 minggu. Menurut Helander dalam Lambert et al. 2001 pemberian Nigella sativa dapat melindungi dinding lambung dan saluran pencernaan terhadap terjadinya ulkus sampai dengan 53.56 dengan cara meningkatkan kadar musin dan glutathion, serta menurunkan kadar zat histamin dan formasi pembentukan ulkus pada organ-organ tersebut. Musin dan glutathion A B C SR D SR SR SR dapat melindungi epitel lambung. Musin merupakan glikoprotein yang melindungi epitel dari efek asam empedu Raharja dan Tan 2007. Glutathion adalah molekul sangat sederhana yang diproduksi secara alami sepanjang waktu di dalam tubuh. Senyawa ini merupakan kombinasi dari tiga blok bangunan sederhana dari protein atau asam amino sistein, glisin, dan asam glutamat. Glutathion berfungsi sebagai antioksidan kuat. Menurut Poot et al. 1995 glutathion juga berperan dalam proses proliferasi sel dan mengatur regulasi apoptosis sel. Tanpa proteksi dari glutathion, tingkat kematian sel, penuaan dini, dan terjadinya infeksi menjadi lebih cepat Hall 1999. Glutathion ditunjang oleh keberadaan asam folat, vitamin B6, B12, C, E, dan mineral Selenium Hyman 2010. Zat-zat tersebut terdapat dalam jintan hitam dan madu Babayan et al. 2006; Nergiz dan Ötles 1993; Suranto 2004. Pelepasan histamin dan leukotrien secara langsung dapat menimbulkan bronkospasmus, pelepasan sitokin oleh sel mast, sel T, fibroblast, sel endotelial dan epitelial, mengaktifasi neutrofil, eosinofil dan makrofag, sehingga menimbulkan alergi inflamasi kronis Noorcahyati 2003. Sel-sel radang akan tertarik ke tempat adanya histamin. Namun kadar histamin yang turun dapat mempengaruhi respon alergi Townsend 2003 dan mencegah proses inflamasi lebih lanjut. Adanya nigelon sebagai anti inflamasi yang terkandung di dalam ekstrak minyak jintan hitam dapat menghambat pelepasan histamin. Jadi apabila produk histamin menurun, maka sel-sel radang tidak akan datang ke mukosa lambung mencit.

4.2 Usus Halus