Sel utama Chief cell melapisi bagian bawah kelenjar lambung dan mengeluarkan enzim pepsinogen yang merupakan prekursor dari enzim
pencernaan pepsin. Sel lendir leher terletak menyebar diantara sel-sel parietal pada bagian leher kelenjar dan berfungsi mensekresi mukus di permukaan. Tunika
muskularis terdiri dari tiga lapisan otot. Lapisan dalam berupa lapisan otot miring, lapisan tengah berupa lapisan otot sirkuler, dan lapisan luar berupa lapisan otot
longitudinal Gartner dan Hiatt 2001.
2.6.2 Usus Halus
Intestinum merupakan salah satu organ sistem pencernaan. Fungsi utama saluran pencernaan, yaitu mencerna dan memecah makanan menjadi lebih kecil
dan sederhana sehingga dapat diserap oleh sirkulasi tubuh guna menunjang kehidupan organisme. Secara makroskopis usus halus dibagi menjadi duodenum,
jejunum, dan ileum. Ketiga bagian ini pada dasarnya mempunyai struktur histologi yang hampir sama. Lapisan-lapisan penyusun dinding usus halus mulai
dari dalam ke luar lumen usus terdiri dari tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa Frappier 2006. Histologi lapisan-lapisan
penyusun dinding usus halus dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Histologi duodenum dengan pewarnaan HE. Keterangan 1 tunika
mukosa, 2 tunika submukosa, 3 tunika muskularis, 4 tunika serosa, 5 vili, 6 kripta pada mukosa, 7 kelenjar Brunner pada
submukosa sumber: Gunin 2000.
Mukosa duodenum terdiri atas beberapa lapisan, yaitu epitelium, lamina propia, dan muskularis mukosa. Epitel duodenum merupakan epitel silindris
sebaris yang terdiri dari beberapa sel, yaitu sel penyerap, sel goblet, dan sel DNES Diffuse Neuroendocrine System. Sel penyerap mengandung beberapa enzim
seperti alkalin posphatase, ATPase, maltase, dan amino peptidase. Sel goblet terletak menyebar diantara sel penyerap dan sel ini membuat musinogen yang
merupakan komponen mukus lapisan pelindung lumen. Sel DNES memproduksi hormon parakrin dan endokrin Gartner dan Hiatt 2001. Lamina propia terdiri
atas jaringan ikat retikular dan fibroplastik yang longgar dan kaya pembuluh darah, saraf, maupun otot licin. Pencernaan di usus halus ditunjang oleh vili. Vili
merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas usus halus. Tinggi vili ini bervariasi tergantung pada daerah dan jenis hewannya.
Panjang vili usus halus pada mencit neonatus lebih pendek dibandingkan mencit dewasa Shackelford dan Elwell 1999.
Gambar 9 Sel goblet pada duodenum tikus dengan pewarnaan HE sumber: SAHB 2009.
Submukosa duodenum terdiri dari kelenjar Brunners yang mensekresikan lendir. Selain itu ditemukan pula serabut-serabut saraf dan sel ganglion yang
disebut pleksus submukosa atau pleksus Meissner. Pleksus ini berperan dalam pengaturan sekresi dan aliran darah serta membantu beberapa fungsi sensorik
seperti menerima sinyal-sinyal terutama dari epitel usus dan dari reseptor regangan di dalam dinding usus Guyton dan Hall 1997. Tunika muskularis dari
duodenum terdiri dari lapis eksterna longitudinal dan lapis interna sirkular yang memiliki serabut otot halus berbentuk sirkuler. Diantara kedua lapis tersebut
terdapat pleksus saraf parasimpatis yang disebut plexus Auerbach’s. Suplai darah untuk usus halus diberikan melalui cabang-cabang dari arteri mesenterica celiaca
dan cranialis yang menembus tunika muskularis kemudian tunika submukosa. Lapisan terluar usus halus atau tunika serosa merupakan suatu lapisan jaringan
penyambung yang tertutup mesotel Frappier 2006.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN