48
akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05, maka hipotesis diterima. Hal ini
berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05, maka
hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2013:
98. c.
Uji Parsial Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen Ghozali,
2013: 98. Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai
p value sig lebih kecil dari tingkat signifikansi α. Tingkat
signifikansi yang diterapkan dalam penelitian ini ada lah α = 5.
Hal ini berarti apabila nilai p value sig lebih kecil dari 5 maka variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen Ghozali, 2013: 98.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Uma Sekaran 2006 variabel merupakan sesuatu yang dapat mengakibatkan perbedaan atau keragaman nilai. Nilai-nilai dapat
49
berbeda pada beragam waktu baik untuk objek yang sama maupun berlainan. Sedangkan menurut Sugiyono 2007 variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dapat diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu : 1.
Variabel Independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a.
Persepsi Keadilan Prosedural. Keadilan prosedural didefinisikan sebagai persepsi keadilan yang
dirasakan anggota organisasi atas pembuatan keputusan dalam organisasi, dimana individu-individu di dalam organisasi sangat
memperhatikan proses pembuatan keputusan serta merasa telah diperlakukan secara adil jika organisasi melaksanakan proses
penyusunan anggaran dengan prosedur yang benar serta mewakili inspirasi mereka Greenberg dan Baron, 2003. Variabel terdiri atas
10 item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral
3, setuju 4, dan sangat setuju 5 b.
Iklim kerja etis Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat
dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Sensitivitas etika dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat
50
dasar etika dari sebuah keputusan Aziza dan Salim, 2008:3. Individu-individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran
diharapkan menerapkan kebijakan yang berisikan nilai etis yang dianut dalam organisasi dalam pengambilan keputusan mengenai
anggaran. Variabel ini terdiri atas 5 item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju
1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju 5. c.
Penekanan anggaran Tekanan anggaran merupakan sebuah desakan dari atasan kepada
bawahan untuk melaksanakan anggaran dengan baik dan mencapai target anggaran M. Faruq, 2013. Tekanan anggaran dapat
diartikan desakan dari atasan pada bawahan untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat dengan baik, yang berupa sanksi jika
kurang dari target anggaran dan kompensasi jika mampu melebihi target anggaran. Variabel ini terdiri atas 8 item pertanyaan yang
diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju
5. 2.
Variabel Dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah Senjangan anggaran.
Menurut Young 1985 mendefinisikan senjangan anggaran sebagai besaran dimana para manajer dengan sengaja memasukkan sumber
daya yang berlebihan ke dalam anggaran, atau dengan sadar tidak
51
menyatakan kemampuan produktif yang sesungguhnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak
setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju 5. Pada variabel ini terdapat 6 pertanyaan, 3 diantaranya merupakan
pertanyaan negatif yang teletak pada nomor 25, 26, dan 29. Dimana cara penghitungannya dengan dibalik nilai bobotnya, misal responden
memilih jawaban poin 1, maka penghitungannya menjadi poin 5. Dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti
menampilkan tabel operasionalisasi variabel sebagai bahan acuan dalam menyusun daftar pertanyaan kuesioner sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator
No. Butir Pernyataan
Pengukuran
Keadilan Prosedural
Sumber: Niehoff dan
Moorman 1993
1. Keputusan
diklarifikasi dan tambahan
informasi diberikan jika
diminta pegawai
2. Keputusan
diterapkan kepada seluruh
karyawan
3. Kekhawatiran
karyawan diperhatikan
4. Untuk membuat
keputusan yang akurat, benar,
dan informasi yang lengkap
dikumpulkan 1-10
Interval
52
lebih dullu 5.
Koreksi atau pengajuan
banding terhadap
keputusan yang diambil
pimpinan
6. Keputusan
terkait pekerjaan tidak berat
sebelah
Iklim kerja etis
Sumber : Ozer dan
Yilmaz 2011 1.
Penegakan kebijakan terkait
perilaku etis 2.
Penegakan kode etik
3. Kebijakan
terkait perilaku etis
4. Manajemen atas
secara eksplisit mengungkapkan
bahwa perilaku tidak etis tidak
dapat ditoleransi
5. Mempunyai
kode etik secara formal dan
tertulis 11-15
Interval
Penekanan anggaran
Sumber : Hopwood,
1972 1.
Laba yang dihasilkan.
2. Usaha yang
dilakukan. 3.
Perhatian terhadap
kualitas. 4.
Kemampuan mencapai target
anggaran 5.
Hubungan dengan
bawahan. 6.
Efisiensi menjalankan
16-23 Interval
53
pekerjaan. 7.
Sikap terhadap pekerjaan.
8. Hubungan
dengan kelompok staf.
Senjangan AnggaranY
Sumber: Dunk 1993
1. Pengaruh
anggaran dalam motivasi
produktivitas
2. Pencapaian
anggaran dalam pelaksanaan
kerja
3. Pengawasan
dalam penggunaan
anggaran
4. Tanggung jawab
anggaran 5.
Pencapaian target
6. Realisasi
anggaran 24-29
Interval
54
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN