21
c. Pola Manajemen Laba
Scott 2000 dalam Rahmawati et all 2006 menyatakan pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:
1 Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO
baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang. Menurut
Healy 1985, para manajer yang laba bersihnya di bawah rencana bonus akan memilih pola ini dengan alasan bahwa dikemudian
harapan akan mendapat bonus lebih tinggi. 2 Income Minimization
Pola ini dipakai untuk membuat laba yang dilaporkan menjadi rendah, terutama dalam periode dimana perusahaan mengalami
tingkat profitabilitas yang tinggi, sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya. 3 Income Maximization
Pola ini dipakai untuk membuat laba yang dilaporkan menjadi besar dan umumnya dilakukan saat laba perusahaan menurun.
Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola
ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
22 4 Income Smoothing
Pola ini dipakai untuk membuat laba dilaporkan dalam keadaan tidak bergejolak smooth. Manajer menggunakan laba yang
smooth untuk mengantisipasi kerugian. Sedangkan perusahaan menggunakan laba yang smooth untuk tujuan pelaporan eksternal.
Pola ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu
besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
d. Teknik Manajemen Laba
Dalam melakukan perekayasaan atas laporan keuangan, terdapat beberapa teknik yang mungkin dilakukan. Menurut Ayres
1994 dalam Purnomo dan Pratiwi 2009, teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1 Manajemen Akrual Manajemen akrual biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang
dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer manager
direction. Contohnya adalah, mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan revenue, menganggap sebagai suatu beban
biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya. Sunarto 2009 menjelaskan empat item akrual yang menjadi
potensi manajemen laba, yaitu:
23 a Biaya Amortisasi
Biaya amortisasi tahunan dihitung berdasarkan kebijakan amortisasi perusahaan dan estimasi umur kegunaan aset.
Manajemen perusahaan dapat memilih beberapa alternatif pilihan metode amortisasi.
b Meningkatkan Piutang Dagang Bersih Manajemen mempunyai fleksibilitas untuk mengendalikan
jumlah piutang dagang dengan mengatur jumlah piutang dagang bersih yang dapat ditagih.
c Meningkatkan Persediaan Perusahaan memerlukan persediaan selama periode kapasitas
produksi yang besar. Manajemen perusahaan dapat mengatur jumlah persediaan dengan pilihan metode harga pokok
persediaan. d Menurunkan Utang Dagang dan Utang Akrual
Manajemen perusahaan dapat mengatur jumlah utang dagang dan utang akrual untuk meningkatkan atau menurunkan laba
yang dilaporkan. 2 Penerapan Kebijakan Akuntansi Wajib Adoption of Mandatory
Accounting Changes Terkait dengan penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
dilakukan oleh perusahaan, manajemen perusahaan memiliki dua pilihan yaitu apakah menerapkan lebih awal dari waktu yang
24 ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan
tersebut. 3 Perubahan Akuntansi Secara Sukarela Voluntary Accounting
Changes Perubahan metode akuntansi secara sukarela, biasanya berkaitan
dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang
sesuai dengan General Accepted Accounting Principles GAAP, misalnya merubah metode penilaian persediaan dari average ke
FIFO atau sebaliknya. Selain itu, teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati
dan Naim 2000 dalam Rahmawati et all 2006 dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:
1 Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment perkiraan
terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau
amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi dan lain- lain.
2 Mengubah metode akuntansi Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh adalah merubah metode depresiasi aktiva tetap,
25 dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis
lurus. 3 Menggeser periode biaya atau pendapatan.
Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat menunda pengeluaran untuk penelitian dan
pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya, mempercepat menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak
dipakai.
e. Kondisi untuk Praktik Manajemen Laba