23
Tabel 6. Kandungan Logam Berat pada Tanah
Perlakuan Pb Cd
As Sn
Hg ……………………….ppm………………………
NPK 1 NPK 1 + 1 Slag
NPK 1 + 2 Slag NPK 1 + 3 Slag
NPK 1 + 4 Slag NPK 1 + 5 Slag
NPK 2 NPK 2 + 1 Slag
NPK 2 + 2 Slag NPK 2 + 3 Slag
NPK 2 + 4 Slag NPK 2 + 5 Slag
0.26 0.19
0.11 0.11
0.11 0.11
0.15 0.26
0.11 0.15
0.11 0.15
0.02 0.02
0.02 0.03
0.02 0.02
0.02 0.02
0.01 0.01
0.01 0.01
6.62 4.00
2.61 3.53
3.98 4.89
3.39 4.30
4.61 0.61
1.22 1.83
0.34 1.35
0.34 td
1.01 td
0.51 td
td 0.00
0.67 td
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 td
td 0.00
0.00 0.00
Keterangan: td = tidak terdeteksi
Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan logam berat beracun pada perlakuan terak baja sangat sedikit, bahkan sama sekali tidak ada pada beberapa
perlakuan. Logam berat itu sendiri sebenarnya sudah terdapat dalam tanah. Kandungan logam berat beracun lebih banyak terdapat pada perlakuan NPK tanpa
slag. Hal ini menunjukkan bahwa kelarutan logam berat semakin menurun pada perlakuan slag karena pH semakin meningkat.
Soepardi 1983 menyatakan bahwa beberapa cara dapat dilakukan untuk menurunkan peredaran logam berat dalam tanah, antara lain dengan mempertahankan
pH tanah tetap tinggi sehingga unsur tersebut menjadi kurang mobil dan kurang tersedia. Memberikan bahan pengapuran pada tanah bereaksi masam akan
mengakibatkan imobilitas tersebut.
4.3. Pengaruh Terak Baja terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
4.3.1. Pertumbuhan Tanaman
Perkembangan rata-rata pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan anakan produktif disajikan pada Tabel Lampiran 10.
24
Hasil pengamatan di rumah kaca menunjukkan bahwa pemberian terak baja dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini terlihat pada tanaman kontrol yang
tumbuh kerdil, sedangkan untuk pertumbuhan tanaman paling baik terlihat pada perlakuan NPK 2 + 5 slag. Secara umum malai tumbuh ketika tanaman berumur 8
minggu, terkecuali pada perlakuan dengan dosis 4 dan 5 slag yang baru tumbuh antara umur 10 sampai 12 minggu. Pertumbuhan tanaman meningkat seiring dengan
bertambahnya dosis terak baja. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Suwarno dan Goto 1997, di mana tanaman yang diberi terak
baja tampak lebih segar, daun tegak, serta batang lebih besar dan keras. Kondisi tersebut ditunjukkan pada berat biomassa yang tinggi pada tanaman yang diberi
perlakuan slag. Perbedaan jumlah anakan tampak nyata antara kontrol dan perlakuan terak baja. Sampai pada saat panen jumlah anakan pada kontrol sama sekali tidak
bertambah sejak awal penanaman, berbeda dengan jumlah anakan pada perlakuan terak baja yang terus bertambah hingga tanaman berumur 11 minggu, pada saat itu
jumlah anakan telah mencapai maksimum.
Gambar 3. Pengaruh Terak Baja terhadap Tinggi Tanaman Umur 11 MST
29.95 73.2
66.35 73.7
85.35 84.75 91.28
84.2 62.1
64.25 79.75
88.05 89.8 89.83
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T INGGI
TA NAMAN
C M
PERLAKUAN
25
Saat tanaman berumur 13 minggu, bulir padi terkena bercak coklat. Serangan bercak coklat ini sangat mencolok pada perlakuan Standar, NPK 1, dan NPK 2.
Hampir semua bulir padi pada perlakuan tersebut terkena bercak coklat, sedangkan pada kontrol jumlah bulir padi sangat sedikit dan beberapa terkena bercak coklat.
Bercak-bercak coklat ini semakin sedikit sejalan dengan meningkatnya perlakuan terak baja.
Pemanenan dilakukan tidak serempak, sebagian besar dipanen pada saat tanaman berumur 15-16 minggu, untuk sisanya menunggu hingga bulir padi masak.
Pematangan bulir padi sangat cepat terlihat pada perlakuan terak baja, di mana makin tinggi perlakuan maka makin cepat bulir padi tersebut masak. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa pemberian terak baja sebagai pupuk silikat berpengaruh nyata meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan tanaman yang baik dan menurunnya tingkat serangan penyakit pada tanaman yang diberi terak baja dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi
terak baja. Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 11, 12, 13, dan 14, pemberian
terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman umur 11 MST, anakan maksimum, anakan produktif, dan
biomassa. Tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK 1 + 4 slag dengan dosis terak baja 120 gpot, yaitu 91.28 cm, sedangkan tanaman terendah terdapat pada
perlakuan kontrol yaitu 29.95 cm. Perbedaan nyata ini menunjukkan pengaruh terak baja yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman meningkat
seiring dengan tingginya perlakuan terak baja.
26
Tabel 7. Pengaruh Terak Baja terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi
Perlakuan Tinggi Tanaman
Anakan Maksimum
Anakan Produktif
Biomassa cm ………..batangpot………..
gpot Kontrol
Standar NPK 1
NPK 1 + 1 Slag NPK 1 + 2 Slag
NPK 1 + 3 Slag NPK 1 + 4 Slag
NPK 1 + 5 Slag NPK 2
NPK 2 + 1 Slag NPK 2 + 2 Slag
NPK 2 + 3 Slag NPK 2 + 4 Slag
NPK 2 + 5 Slag 29.95a
73.20bcd 66.35bc
73.70bcde 85.35def
84.75def 91.28f
84.20def 62.10b
64.25b 79.75cdef
88.05ef 89.80f
89.83f 2a
12.5bcd 3.25a
6.5ab 8abcd
6.75abc 12bcde
14.75e 3.5a
4.75a 12.5cde
13.25de 14e
18e 2a
11.75cdef 3ab
6.5abc 8bcde
6.75abcd 12cdefg
13.75fg 2.5ab
3.75ab 12.25defg
13.25efg 13.75fg
17.5g 0.93a
25.56bcde 7.04ab
14.08abc 23.02bcde
15.54abcd 33.58cdef
39.00ef 6.16ab
8.66ab 30.62cde
31.66cde 34.71def
51.33f Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Gambar 4. Pengaruh Terak Baja terhadap Jumlah Anakan Maksimum
2 12.5
3.25 6.5
8 6.75
12 14.75
3.5 4.75
12.5 13.25
14 18
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
JUML A
H ANAKAN
Batangp o
t
PERLAKUAN
27
Gambar 5. Pengaruh Terak Baja terhadap Jumlah Anakan Produktif Jumlah anakan maksimum dan anakan produktif tertinggi terdapat pada
perlakuan NPK 2 + 5 slag sebanyak 18 dan 17.5 batangpot. sedangkan jumlah terendah yaitu kontrol masing-masing sebanyak 2 batangpot. Anakan maksimum
diamati pada minggu ke-11, sedangkan jumlah anakan produktif dihitung pada saat panen. Pengaruh yang sangat nyata juga ditunjukkan pada biomassa tanaman dimana
perlakuan NPK 2 + 5 slag dengan bobot tertinggi dan kontrol dengan bobot terendah.
4.3.2. Produksi Tanaman