9
Pemberian terak baja telah meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi terutama pada pengisian gabah pada tanah sawah Suwarno dan Goto, 1997, jagung
dan kedelai pada tanah gambut Halim, 1983 dalam Barchia, 2002. Kation yang dominan dalam terak baja adalah Fe, Ca, Mg, Si, dan Al Suwarno dan Goto, 1997.
Memperhatikan kandungan kation-kation tersebut terak baja dapat dipakai sebagai alternatif bahan ameliorasi tanah gambut.
2.3. Tanaman Padi
Menurut Yoshida 1981, tanaman padi pada umumnya memerlukan waktu 3- 6 bulan dari fase perkecambahan hingga pemasakan, tergantung pada varietas dan
lingkungan tempat padi itu tumbuh. Pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase vegetatif, reproduktif, dan fase pemasakan
1. Fase Vegetatif, meliputi pertumbuhan kecambah sampai dengan inisiasi primordia malai. Selama fase vegetatif anakan dan tinggi tanaman
bertambah dengan cepat, serta daun tumbuh secara teratur. Anakan aktif ditandai dengan pertambahan anakan yang cepat sampai tercapainya anakan
maksimum. Setelah anakan maksimum tercapai, sebagian dari anakan akan mati dan tidak menghasilan malai, yang dapat disebut sebagai anakan tidak
efektif. 2. Fase Reproduktif, dimulai dari inisiasi primordia malai sampai berbunga.
Ditandai dengan memanjangnya beberapa ruas teratas pada batang, yang sebelumnya tertumpuk rapat pada permukaan tanah. Di samping itu, fase
reproduktif juga ditandai dengan berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting dan pembungaan. Inisiasi primordia malai biasanya
dimulai 30 hari sebelum bunga. Pembungaan merupakan stadia keluarnya malai. Dalam suatu rumpun, fase pembungaan memerlukan waktu 10-14
hari. Antesis telah mulai setelah pembungaan atau 25 hari setelah bunting. 3. Fase Pemasakan, dimulai dari berbunga sampai masak panen. Ditandai
dengan bobot jerami mulai turun, bobot gabah meningkat dengan cepat dan terjadi penuaan daun. Fase pemasakan terdiri dari masak bertepung,
10
menguning, dan masak panen. Periode yang dibutuhkan untuk fase ini sekitar 30 hari.
2.4. Silikat
2.4.1. Peranan Silikat pada Tanaman
Terak baja Indonesia Electric Furnace Slag yang dapat digunakan sebagai pupuk silikat pada tanaman padi bermanfaat mengurangi persentase gabah hampa dan
meningkatkan produksi padi pada tanah dengan ketersediaan Si yang rendah Suwarno dan Goto, 1997. Peranan silikat pada tanaman padi antara lain adalah
memelihara daun tetap tegak Yoshida et al.,1969 dalam Suwarno dan Goto, 1997, meningkatkan pertumbuhan padi, memperkuat akar dan batang, meningkatkan bobot
gabah, mempercepat pematangan bulir padi De Datta,1981, dan meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap hama penyakit Yoshida et al., 1962 dalam
Suwarno dan Goto, 1997. Silikat mempunyai beberapa manfaat dalam pertumbuhan padi, antara lain
melindungi tanaman dari serangan jamur dan serangga, memelihara daun tetap tegak, mengurangi kehilangan air akibat transpirasi melalui kutikula, meningkatkan
toleransi tanaman terhadap berkurangnya tekanan osmosis pada perakaran medium, dan mengurangi pengambilan yang berlebihan pada Fe dan Mn Yoshida, 1981.
2.4.2. Gejala Tanaman Kekurangan Silikat
Yoshida 1975, dalam Yoshida, 1981 melakukan penelitian dan mendapatkan hasil bahwa tanaman padi yang tidak diberi tambahan silikat menunjukkan gejala-
gejala sebagai berikut : daun padi lemas dan menunduk, daun bagian bawah cepat layu dan mengering terutama pada saat pembentukan malai, pertumbuhan akar tidak
normal dan setelah malai terbentuk nampak bercak-bercak coklat pada bulir padi. Yoshida
1975, dalam
Yoshida, 1981 melaporkan bahwa tanaman yang kekurangan silikat kecepatan transpirasinya 33 lebih besar dibandingkan dengan
tanaman yang diberi tambahan silikat. Hal ini terjadi karena peningkatan transpirasi kutikuler di mana tanaman itu sendiri tidak dapat mengendalikannya, yang
11
disebabkan pengendapan silikat pada kutikula dan sel-sel epidermis rendah serta stomata lebih mudah terbuka. Dengan demikian, tanaman ini akan menderita stres air
internal, jika ditempatkan pada lingkungan yang menyebabkan transpirasi meningkat dengan hebat atau serapan air sangat terganggu. Penelitian tentang fisiologi air secara
jelas menunjukkan bahwa perpanjangan sel-sel tanaman sangat peka terhadap stres air internal.
2.5. Logam Berat
Menurut Rahayu 1995, dalam Suendarti, 2004, logam berat adalah unsur- unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gcm
3
, terletak di sudut kanan bawah daftar berkala, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur sulfur dan
biasanya logam berat bernomor atom 22 sampai 92 dari periode tiga sampai tujuh daftar susunan berkala. Soepardi 1983 menyatakan bahwa hingga batas tertentu
logam berat sangat beracun bagi manusia atau binatang. Kadmium dan arsen sangat beracun; air raksa, timah, nikel, dan fluor mempunyai tingkat racun yang sedang; dan
boron, tembaga, mangan, dan seng mempunyai tingkat racun terendah. Pemakaian logam berat sangat luas dan sangat penting, seperti untuk pereaksi
atau katalis dalam berbagai proses industri. Hasil proses industri sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, namun bersamaan dengan itu dihasilkan pula limbah
yang tidak berguna, bahkan dengan jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan manusia. Salah satu zat yang terkandung dalam limbah adalah logam berat yang akan
masuk ke lingkungan, seperti sungai, danau, tanah, udara dan dapat mengalami magnifikasi biologis pada tumbuhan dan hewan yang akan dikonsumsi manusia,
sehingga dapat mempengaruhi kesehatannya Darmono, 1995. Sutrisno dan Salirawati 1993, dalam Suendarti, 2004 menyatakan ada dua
hal yang menyebabkan logam berat termasuk sebagai pencemar yang berbahaya, yaitu : a tidak dihancurkan oleh mikroba yang hidup di lingkungannya, b
terakumulasi ke dalam komponen-komponen lingkungan.
12
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian