Kendala Utama Pemanfaatan Lahan Gambut Klasifikasi Tanah Gambut

5 basa dan tingginya kapasitas tukar kation KTK pada tanah gambut menyebabkan nilai kejenuhan basa KB yang rendah. Upaya untuk meningkatkan KB pada tanah gambut adalah dengan penambahan basa-basa atau dengan menurunkan nilai KTK tanah Halim, 1987. Kandungan unsur mikro pada tanah gambut umumnya dalam jumlah yang sangat rendah, dan dapat menyebabkan gejala defisiensi bagi tanaman. Menurut Andriesse 1988, gugus karboksilat dan fenolat pada tapak pertukaran kation tanah gambut dapat membentuk ikatan kompleks dengan unsur mikro, sehingga unsur mikro menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu, adanya reduksi yang kuat menyebabkan unsur mikro direduksi menjadi bentuk logamnya yang tidak bermuatan. Selanjutnya, Tan 1998 menyatakan bahwa pada tanah yang mengandung bahan organik tinggi, ketersediaan unsur mikro seperti Cu, Fe dan Mn sangat rendah karena diikat oleh senyawa-senyawa organik.

2.1.3. Kendala Utama Pemanfaatan Lahan Gambut

Kendala kimia yang membatasi produktivitas lahan gambut adalah rendahnya ketersediaan hara dan tingginya kandungan asam-asam organik beracun bagi tanaman seperti asam-asam fenolat. Ameliorasi kemasaman tanah dengan pengapuran terbukti dapat meningkatkan pH tanah dan menekan aktivitas asam-asam fenolat. Barchia, 2006 Menurut Noor 2001, pengembangan pertanian di lahan gambut tropik dihadapkan pada beberapa masalah, antara lain sebagai berikut. 1. Lahan gambut sebagian besar terhampar di atas lapisan pirit yang mempunyai potensi keasaman tinggi dan pencemaran dari hasil oksidasi seperti Fe, Al, dan asam-asam organik lainnya. Sebagian lahan gambut terhampar di atas lapisan pasir kuarsa yang miskin hara. 2. Lahan gambut cepat mengalami perubahan lingkungan fisik setelah direklamasi antara lain menjadi kering tak balik, berubah sifat menjadi hidrofob. 6 3. Kawasan gambut merupakan lingkungan yang mempunyai potensi jangkitan penyakit virulensi tinggi. Perkembangan organisme pengganggu tanaman gulma, hama, dan penyakit tanaman dan gangguan kesehatan manusia malaria, cacing cukup tinggi.

2.1.4. Klasifikasi Tanah Gambut

Menurut Noor 2001, Sistem Klasifikasi Tanah Soil Taxonomy yang sering dijadikan acuan dalam tata nama tanah-tanah tropik adalah yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Dalam klasifikasi, tanah gambut dikelompokkan dalam ordo Histosol . Menurut sistem klasifikasi ini, disebut tanah gambut jika memenuhi kriteria sebagai berikut. 1. Jika dalam keadaan jenuh air dengan genangan dalam periode yang lama sekalipun dengan adanya pengatusan buatan dan dengan meniadakan akar- akar tanaman hidup, mengandung : a. 18 bobot karbon organik setara dengan 30 bahan organik atau lebih jika mengandung fraksi liat clay sebesar 60 atau lebih, atau b. 12 bobot karbon organik setara dengan 20 bahan organik atau lebih jika tidak ada kandungan fraksi liat, atau c. 12 + lempung dengan kelipatan 0,1 kali persen bobot karbon organik atau lebih, jika mengandung fraksi liat 60, atau 2. Jika tidak pernah tergenang, kecuali beberapa hari dan mengandung 20 bobot atau lebih karbon organik Sebaran kelas tebal gambut dalam ordo Histosol ialah 17 mempunyai tebal 25-50 cm, 20 dalam kelas 51-100 cm, 11 antara 101-150 cm, 5 antara 151-200 cm, dan 47 lebih tebal daripada 200 cm. Menurut taraf perombakannya, 36 bersifat fibrik gambut mentah, 28 bersifat hemik taraf perombakan sedang dan 36 bersifat saprik, yaitu taraf perombakan terjauh dan sudah mencapai sifat sepuk Notohadiprawiro, 1986. Tanah gambut adalah tanah yang : 1 tidak pernah terendam air selama lebih dari beberapa hari mengandung bahan organik 20 atau lebih, 2 pernah terendam 7 air untuk waktu lama atau yang telah didrainase mengandung a bahan organik 18 atau lebih jika fraksi lempungnya 60 atau lebih, b bahan organik 12-18 jika fraksi lempung kurang dari 60, dan bahan organik kurang dari 12 tanpa mengandung fraksi lempung. Tanah Organik digolongkan ke dalam Organosol, dimana di Indonesia secara umum dinamakan tanah Gambut Veen, Peat. Jenis tanah ini mengandung bahan organik sedemkian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda, berwarna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam pH 3-5 Darmawijaya, 1990. Menurut Noor 2001, berdasarkan ketebalan lapisan bahan organiknya, gambut dipilah dalam empat kategori, yaitu gambut dangkal, tengahan, dalam, dan sangat dalam. 1. Gambut dangkal adalah lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik antara 50-100 cm. 2. Gambut tengahan adalah lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik antara 100-200 cm. 3. Gambut dalam adalah lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik antara 200-300 cm. 4. Gambut sangat dalam adalah lahan gambut yang mempunyai ketebalan lapisan bahan organik antara 300 cm.

2.1.5. Usaha-Usaha Perbaikan Lahan Gambut

Dokumen yang terkait

Respon Sifat Kimia, Bio-Kimia Tanah Sawah, Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa, L) Terhadap Pemberian Jerami Pada Sistem Tanam Budidaya Lokal Dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

0 49 129

Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Aplikasi Jerami Cacah Dan Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Sri

1 57 81

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Amandemen Bokashi Jerami Dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanah Salin

1 34 155

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Gambut, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral

26 389 96

Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

0 5 133

Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat-Sifat Kimia Tanah Sulfat Masam dan Produksi Padi (Oryza sativa L.)

2 10 105

Pengaruh Trass dan Kombinasinya dengan Abu Volkan terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Padi pada Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

0 4 43

PENGARUH PEMBERIAN ABU SEKAM PADI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) DENGAN BERBAGAI TINGKAT TOLERANSI PADA TANAH GAMBUT.

0 0 6