13
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Rancangan Penelitian
Percobaan pot di rumah kaca merupakan percobaan faktor tunggal dengan 14 perlakuan dan 4 ulangan sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 56. Perlakuan
yang diberikan tertera pada Tabel 3. Rancangan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap RAL. Adapun model matematika rancangan percobaan ini adalah sebagai
berikut : Y ij =
μ + Pi + Eij di mana :
Yij = Nilai pengukuranpengamatan pada perlakuan ke i dan ulangan ke j Pi = Pengaruh perlakuan ke-i
Eij = Galat Analisis statistik dengan menggunakan ANOVA program SPSS 16 dan apabila
berpengaruh nyata selanjutnya dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test DMRT atau uji wilayah Duncan pada taraf
α = 5.
3.3.2. Percobaan Rumah
Kaca
1. Persiapan Inkubasi
Penetapan kadar air tanah gambut didasarkan metode gravimetri. Pengeringan gambut dilakukan pada suhu 105° C selama 24 jam. Kadar air KA gambut dihitung
sebagai berikut: Kadar Air KA = Bobot Tanah Awal – Bobot Kering Oven x 100
Bobot Kering Oven Setelah diketahui kadar air, maka dapat ditentukan berapa kg tanah yang harus
dimasukkan ke dalam pot untuk diinkubasi bersama terak baja. Bobot kering mutlak BKM telah ditentukan sebesar 3 kgpot, sehingga tanah yang harus ditimbang
BKU dihitung sebagai berikut :
14
BKU = KA x BKM + BKM Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan bobot tanah per pot yaitu 11.78
kg kadar air = 292.67. Terak baja diberikan dengan dosis 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 atau 0, 30, 60, 90, 120, dan 150 gpot, lalu diaduk bersama tanah dan diinkubasi
dalam rumah kaca selama 1 bulan.
Tabel 3. Dosis Pupuk yang Diberikan per Pot
Perlakuan Terak Baja
Urea SP-18
KCl CuSO
4
ZnSO
4
....................................gkg.................................. 1. Kontrol
2. Standar 1.5
1.5 0.75
0.05 0.05
3. NPK 1 50 Standar 0.75
0.75 0.38
4. NPK 1 + 1 Slag 10
0.75 0.75
0.38 5. NPK 1 + 2 Slag
20 0.75
0.75 0.38
6. NPK 1 + 3 Slag 30
0.75 0.75
0.38 7. NPK 1 + 4 Slag
40 0.75
0.75 0.38
8. NPK 1 + 5 Slag 50
0.75 0.75
0.38 9. NPK 2 75 Standar
1.13 1.13
0.56 10. NPK 2 + 1 Slag
10 1.13
1.13 0.56
11. NPK 2 + 2 Slag 20
1.13 1.13
0.56 12. NPK 2 + 3 Slag
30 1.13
1.13 0.56
13. NPK 2 + 4 Slag 40
1.13 1.13
0.56 14. NPK 2 + 5 Slag
50 1.13
1.13 0.56
2. Penanaman dan
Pemeliharaan Penanaman dengan menggunakan bibit yang telah berumur 21 hari. Setiap pot
ditanami sebanyak 2 batang bibit padi. Pupuk yang diberikan berupa urea, SP-18, KCl dan pupuk mikro CuSO
4
dan ZnSO
4
. Pupuk SP-18 diberikan seluruhnya saat tanam, urea diberikan tiga kali dengan rincian 13 bagian saat tanam, 13 bagian pada
saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam, 13 bagian pada saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam, dan KCl diberikan dua kali dengan dosis masing-masing ½
15
bagian pada saat tanam dan ½ bagian pada saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam.
Dalam percobaan ini tidak dilakukan penyemprotan pestisida, karena gejala penyakit pada tanaman tidak diamati. Tinggi air genangan disesuaikan dengan
kondisi di lapang, sehingga setiap 2-3 hari sekali pot disiram hingga tinggi air genangan mencapai 2.5-5 cm dari permukaan tanah. Setelah malai mulai tumbuh,
jaring perangkap burung dipasang untuk menghindari serangan burung pada rumah kaca sehingga malai tidak dimakan oleh burung.
3. Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan vegetatif dan produksi. Variabel pertumbuhan tanaman yang diamati terdiri dari :
tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan anakan produktif. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah
sampai dengan ujung daun tertinggi setelah diluruskan. Variabel produksi tanaman yang diukur terdiri dari bobot gabah kering panen BGKP, bobot gabah kering giling
BGKG, bobot kering gabah bernas BKGB, dan persentase gabah hampa GH. 4. Pemanenan
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 15 dan 16 minggu. Pemanenan tidak dilakukan secara serempak, karena pemasakan malai tiap perlakuan berbeda.
Sebagian tanaman yang dipanen pada minggu ke-15 adalah perlakuan terak baja, karena lebih cepat matang. Pada saat pemanenan, pematangan yang tidak merata juga
terjadi dalam satu pot, sehingga harus dilakukan panen dua kali. Gabah yang telah dipanen dipisahkan dari malai yang kemudian ditimbang sebagai bobot gabah kering
panen. Selanjutnya gabah dijemur selama sehari, dan ditimbang untuk bobot gabah kering giling. Setelah itu, dilakukan pemisahan antara gabah bernas dan gabah hampa
dan ditimbang masing-masing bobotnya. Biomassa tanaman yang berupa akar, daun, dan batang dicuci hingga bersih untuk dilakukan analisis tanaman.
Setelah panen, contoh tanah yang terdapat dalam pot diambil untuk dilakukan analisis tanah. Pengambilan contoh tanah menggunakan pipa paralon kecil, diambil
16
kurang lebih dua titik yang terletak berjauhan. Kemudian contoh tanah tersebut dikering udara selama 3 hari untuk ditetapkan kadar airnya. Analisis tanah yang
dilakukan antara lain analisis pH H
2
O, basa-basa Ca-dd, Mg-dd, Na-dd dan K-dd dengan pengekstrak NH
4
OAc, unsur mikro Fe, Mn, Cu, dan Zn tersedia, dan kandungan logam berat beracun timbal Pb, kadmium Cd, timah Sn, Arsen As,
dan merkuri Hg tersedia. Analisis yang dilakukan pada biomassa tanaman berupa jerami meliputi : penetapan kadar hara N, P, K, Ca dan Mg total, unsur mikro Cu dan
Zn total, dan kandungan logam berat beracun Pb, Cd, Sn, As, dan Hg total pada gabah.
3.4. Metode Penilaian Efisiensi Pupuk dan Persentase Hasil Produksi