19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Komposisi Hara pada Terak Baja
Komposisi hara pada terak baja ditunjukkan pada Tabel Lampiran 1. Kandungan silikat pada terak baja sangat tinggi yaitu sebesar 14.6. Hal ini
menunjukkan bahwa terak baja merupakan salah satu pupuk silikat. Selain itu, pH terak baja juga cukup tinggi yaitu 11.1. Kadar CaO, MgO, MnO
2
dan Fe
2
O
3
juga terdapat dalam jumlah yang besar pada terak baja. Kandungan basa-basa dan unsur
mikro pada terak baja yang cukup tinggi diharapkan dapat meningkatkan pH dan kesuburan tanah sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih baik.
4.2. Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah
4.2.1. pH dan
Basa-Basa Dapat Dipertukarkan
Hasil analisis ragam Tabel Lampiran 2, 3, dan 4 menunjukkan bahwa pemberian terak baja sangat nyata pengaruhnya meningkatkan pH tanah dan
kandungan basa-basa Ca dan Mg dapat dipertukarkan. Peningkatan pH tanah sejalan dengan dosis terak baja. Nilai pH tertinggi terdapat pada perlakuan NPK 1 + 5 slag,
sedangkan nilai pH terendah diperoleh pada kontrol. Makin tinggi dosis terak baja yang diberikan, nilai pH tanah akan semakin meningkat. Peningkatan pH disebabkan
adanya penetralan ion H
+
oleh ion silikat serta pembebasan Ca dan Mg dari dalam terak baja.
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa basa-basa ditukar meningkat seiring dengan naiknya pH tanah. Peningkatan Ca dan Mg dalam tanah akibat adanya
pembebasan Ca dan Mg dari terak baja, yang mana terak baja banyak mengandung unsur tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwarno dan Goto 1997, bahwa
pemberian terak baja dapat meningkatkan pH tanah dan basa-basa dapat ditukar Ca dan Mg. Berdasarkan kriteria penilaian dari Pusat Penelitian Tanah Tabel Lampiran
5, kandungan Ca dan Mg dalam perlakuan slag, masing-masing terdapat dalam jumlah sedang dan tinggi.
20
Tabel 4. Pengaruh Terak Baja terhadap pH dan Basa-Basa Dapat Ditukar
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Gambar 1. Pengaruh Terak Baja terhadap Basa-Basa Dapat Dipertukarkan
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
BASA DA
PAT DI
T U
KAR m
e 100
g
PERLAKUAN
Ca ‐dd
Mg ‐dd
Perlakuan pH Ca-dd
Mg-dd …………me100 g………….
Kontrol 4.43a 3.91a 1.01a Standar 4.58a 4.43abc
0.97a NPK 1
4.53a 6.09bcd
1.68b NPK 1 + 1 Slag
4.90bc 6.40cde
1.96bc NPK 1 + 2 Slag
5.00bc 7.29def
2.56cd NPK 1 + 3 Slag
5.08cd 8.49efgh
3.00def NPK 1 + 4 Slag
5.13cde 9.00fghi
3.15def NPK 1 + 5 Slag
5.35e 10.83i
3.49f NPK 2
4.80b 4.13ab
0.93a NPK 2 + 1 Slag
4.90bc 6.12bcd
1.58ab NPK 2 + 2 Slag
5.00bc 9.81ghi
2.52cd NPK 2 + 3 Slag
5.05bcd 8.65fghi
2.67de NPK 2 + 4 Slag
5.15cde 8.15defg
2.47cd NPK 2 + 5 Slag
5.28de 10.63hi
3.28ef
21
4.2.2. Pengaruh Terak Baja terhadap Unsur Mikro Tanah
Berdasarkan hasil analisis ragam yang terdapat pada Tabel Lampiran 7, pemberian terak baja berpengaruh nyata meningkatkan kadar Mn-tersedia pada tanah.
Peningkatan kadar Mn-tersedia dalam tanah diikuti dengan tingginya dosis terak baja yang diberikan. Hal ini terjadi karena kadar MnO
2
pada terak baja cukup besar.
Tabel 5. Pengaruh Terak Baja terhadap Unsur Mikro Tanah
Perlakuan Fe-tersedia Mn-tersedia Cu-tersedia …………………………ppm…………………………
Kontrol 12.89 6.15a 0.92 Standar 5.33 7.07a 1.04
NPK 1 8.62
7.61a 0.64
NPK 1 + 1 Slag 8.60
29.11b 0.88
NPK 1 + 2 Slag 8.42
45.77cd 1.04
NPK 1 + 3 Slag 8.02
60.26e 0.92
NPK 1 + 4 Slag 11.96
62.07e 0.85
NPK 1 + 5 Slag 7.99
53.77de 0.85
NPK 2 3.99
6.56a 1.01
NPK 2 + 1 Slag 9.30
37.97bc 0.86
NPK 2 + 2 Slag 8.39
52.79de 0.86
NPK 2 + 3 Slag 6.98
51.04de 0.97
NPK 2 + 4 Slag 6.32
57.83de 0.81
NPK 2 + 5 Slag 6.09
55.43de 0.92
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Sebaliknya, pemberian terak baja tidak berpengaruh nyata terhadap kadar Fe dan Cu tersedia dalam tanah Tabel Lampiran 6 dan 8.
Meskipun tidak nyata, Fe- tersedia dalam tanah cenderung menurun sejalan dengan pemberian terak baja. Kadar
Fe dalam terak baja cukup tinggi Fe
2
O
3
= 42.6, tetapi di dalamnya terdapat mineral-mineral yang sukar larut seperti Wustite FeO dan Magnetite Fe
3
O
4
, sehingga Fe dari terak baja kurang tersedia bagi tanah. Unsur hara mikro Fe dalam
tanah itu sendiri cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh kadar Fe-tersedia pada perlakuan kontrol yang lebih tinggi daripada perlakuan.
22
Gambar 2. Pengaruh Terak Baja terhadap Unsur Mikro dalam Tanah Kation unsur mikro dalam keadaan masam sangat larut dan tersedia bagi
tanaman. Secara relatif pada tanah masam mereka dijumpai dalam jumlah banyak. Keadaan demikian menyebabkan kadar dari salah satu kation unsur mikro sering
terlalu tinggi dan dapat bersifat racun bagi tanaman. Salah satu alasan pengapuran ialah menurunkan salah satu atau keempat ion tersebut. Dengan naiknya pH, bentuk
ion dari kation unsur mikro berubah menjadi bentuk-bentuk hidroksida atau oksida Soepardi, 1983.
4.2.3. Kandungan Logam Berat Beracun dalam Tanah
Berdasarkan Tabel 6, maka dapat dilihat bahwa kadar logam berat beracun pada tanah masih dalam ambang batas normal. Hal ini sesuai dengan persyaratan
logam berat dalam tanah Sulaeman et al., 2005 yang disajikan dalam Tabel Lampiran 9.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
KADA R
UNSUR MIK
R O
p pm
PERLAKUAN
Fe ‐tersedia
Mn ‐tersedia
Cu ‐tersedia
23
Tabel 6. Kandungan Logam Berat pada Tanah
Perlakuan Pb Cd
As Sn
Hg ……………………….ppm………………………
NPK 1 NPK 1 + 1 Slag
NPK 1 + 2 Slag NPK 1 + 3 Slag
NPK 1 + 4 Slag NPK 1 + 5 Slag
NPK 2 NPK 2 + 1 Slag
NPK 2 + 2 Slag NPK 2 + 3 Slag
NPK 2 + 4 Slag NPK 2 + 5 Slag
0.26 0.19
0.11 0.11
0.11 0.11
0.15 0.26
0.11 0.15
0.11 0.15
0.02 0.02
0.02 0.03
0.02 0.02
0.02 0.02
0.01 0.01
0.01 0.01
6.62 4.00
2.61 3.53
3.98 4.89
3.39 4.30
4.61 0.61
1.22 1.83
0.34 1.35
0.34 td
1.01 td
0.51 td
td 0.00
0.67 td
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 td
td 0.00
0.00 0.00
Keterangan: td = tidak terdeteksi
Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan logam berat beracun pada perlakuan terak baja sangat sedikit, bahkan sama sekali tidak ada pada beberapa
perlakuan. Logam berat itu sendiri sebenarnya sudah terdapat dalam tanah. Kandungan logam berat beracun lebih banyak terdapat pada perlakuan NPK tanpa
slag. Hal ini menunjukkan bahwa kelarutan logam berat semakin menurun pada perlakuan slag karena pH semakin meningkat.
Soepardi 1983 menyatakan bahwa beberapa cara dapat dilakukan untuk menurunkan peredaran logam berat dalam tanah, antara lain dengan mempertahankan
pH tanah tetap tinggi sehingga unsur tersebut menjadi kurang mobil dan kurang tersedia. Memberikan bahan pengapuran pada tanah bereaksi masam akan
mengakibatkan imobilitas tersebut.
4.3. Pengaruh Terak Baja terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
4.3.1. Pertumbuhan Tanaman
Perkembangan rata-rata pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan anakan produktif disajikan pada Tabel Lampiran 10.
24
Hasil pengamatan di rumah kaca menunjukkan bahwa pemberian terak baja dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini terlihat pada tanaman kontrol yang
tumbuh kerdil, sedangkan untuk pertumbuhan tanaman paling baik terlihat pada perlakuan NPK 2 + 5 slag. Secara umum malai tumbuh ketika tanaman berumur 8
minggu, terkecuali pada perlakuan dengan dosis 4 dan 5 slag yang baru tumbuh antara umur 10 sampai 12 minggu. Pertumbuhan tanaman meningkat seiring dengan
bertambahnya dosis terak baja. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Suwarno dan Goto 1997, di mana tanaman yang diberi terak
baja tampak lebih segar, daun tegak, serta batang lebih besar dan keras. Kondisi tersebut ditunjukkan pada berat biomassa yang tinggi pada tanaman yang diberi
perlakuan slag. Perbedaan jumlah anakan tampak nyata antara kontrol dan perlakuan terak baja. Sampai pada saat panen jumlah anakan pada kontrol sama sekali tidak
bertambah sejak awal penanaman, berbeda dengan jumlah anakan pada perlakuan terak baja yang terus bertambah hingga tanaman berumur 11 minggu, pada saat itu
jumlah anakan telah mencapai maksimum.
Gambar 3. Pengaruh Terak Baja terhadap Tinggi Tanaman Umur 11 MST
29.95 73.2
66.35 73.7
85.35 84.75 91.28
84.2 62.1
64.25 79.75
88.05 89.8 89.83
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T INGGI
TA NAMAN
C M
PERLAKUAN
25
Saat tanaman berumur 13 minggu, bulir padi terkena bercak coklat. Serangan bercak coklat ini sangat mencolok pada perlakuan Standar, NPK 1, dan NPK 2.
Hampir semua bulir padi pada perlakuan tersebut terkena bercak coklat, sedangkan pada kontrol jumlah bulir padi sangat sedikit dan beberapa terkena bercak coklat.
Bercak-bercak coklat ini semakin sedikit sejalan dengan meningkatnya perlakuan terak baja.
Pemanenan dilakukan tidak serempak, sebagian besar dipanen pada saat tanaman berumur 15-16 minggu, untuk sisanya menunggu hingga bulir padi masak.
Pematangan bulir padi sangat cepat terlihat pada perlakuan terak baja, di mana makin tinggi perlakuan maka makin cepat bulir padi tersebut masak. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa pemberian terak baja sebagai pupuk silikat berpengaruh nyata meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan tanaman yang baik dan menurunnya tingkat serangan penyakit pada tanaman yang diberi terak baja dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi
terak baja. Berdasarkan analisis ragam Tabel Lampiran 11, 12, 13, dan 14, pemberian
terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman umur 11 MST, anakan maksimum, anakan produktif, dan
biomassa. Tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK 1 + 4 slag dengan dosis terak baja 120 gpot, yaitu 91.28 cm, sedangkan tanaman terendah terdapat pada
perlakuan kontrol yaitu 29.95 cm. Perbedaan nyata ini menunjukkan pengaruh terak baja yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman meningkat
seiring dengan tingginya perlakuan terak baja.
26
Tabel 7. Pengaruh Terak Baja terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi
Perlakuan Tinggi Tanaman
Anakan Maksimum
Anakan Produktif
Biomassa cm ………..batangpot………..
gpot Kontrol
Standar NPK 1
NPK 1 + 1 Slag NPK 1 + 2 Slag
NPK 1 + 3 Slag NPK 1 + 4 Slag
NPK 1 + 5 Slag NPK 2
NPK 2 + 1 Slag NPK 2 + 2 Slag
NPK 2 + 3 Slag NPK 2 + 4 Slag
NPK 2 + 5 Slag 29.95a
73.20bcd 66.35bc
73.70bcde 85.35def
84.75def 91.28f
84.20def 62.10b
64.25b 79.75cdef
88.05ef 89.80f
89.83f 2a
12.5bcd 3.25a
6.5ab 8abcd
6.75abc 12bcde
14.75e 3.5a
4.75a 12.5cde
13.25de 14e
18e 2a
11.75cdef 3ab
6.5abc 8bcde
6.75abcd 12cdefg
13.75fg 2.5ab
3.75ab 12.25defg
13.25efg 13.75fg
17.5g 0.93a
25.56bcde 7.04ab
14.08abc 23.02bcde
15.54abcd 33.58cdef
39.00ef 6.16ab
8.66ab 30.62cde
31.66cde 34.71def
51.33f Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Gambar 4. Pengaruh Terak Baja terhadap Jumlah Anakan Maksimum
2 12.5
3.25 6.5
8 6.75
12 14.75
3.5 4.75
12.5 13.25
14 18
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
JUML A
H ANAKAN
Batangp o
t
PERLAKUAN
27
Gambar 5. Pengaruh Terak Baja terhadap Jumlah Anakan Produktif Jumlah anakan maksimum dan anakan produktif tertinggi terdapat pada
perlakuan NPK 2 + 5 slag sebanyak 18 dan 17.5 batangpot. sedangkan jumlah terendah yaitu kontrol masing-masing sebanyak 2 batangpot. Anakan maksimum
diamati pada minggu ke-11, sedangkan jumlah anakan produktif dihitung pada saat panen. Pengaruh yang sangat nyata juga ditunjukkan pada biomassa tanaman dimana
perlakuan NPK 2 + 5 slag dengan bobot tertinggi dan kontrol dengan bobot terendah.
4.3.2. Produksi Tanaman
Tabel 8 menyajikan pengaruh terak baja terhadap produksi tanaman. Variabel- variabel yang diukur adalah bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling,
bobot kering gabah bernas, dan persentase gabah hampa. Produksi gabah yang dihasilkan oleh tanaman dengan perlakuan slag dan tanpa slag sangat jelas
perbedaannya. Semakin tinggi dosis slag, maka semakin besar produksinya. Perlakuan NPK 1 + 3 slag menghasilkan produksi yang rendah. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan tanaman pada dua ulangan kurang bagus. Jumlah anakan maksimum dan anakan produktif pada perlakuan ini juga rendah
2 11.75
3 6.5
8 6.75
12 13.75
2.5 3.75
12.25 13.25 13.75
17.5
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
JUMLAH A
N AKAN
Bata n
gpot
PERLAKUAN
28
Tabel 8. Pengaruh Terak Baja terhadap Produksi Tanaman Padi
Perlakuan Bobot GKP
Bobot GKG Bobot KGB
Persentase GH
………………………....gpot…………………… Kontrol
Standar NPK 1
NPK 1 + 1 Slag NPK 1 + 2 Slag
NPK 1 + 3 Slag NPK 1 + 4 Slag
NPK 1 + 5 Slag NPK 2
NPK 2 + 1 Slag NPK 2 + 2 Slag
NPK 2 + 3 Slag NPK 2 + 4 Slag
NPK 2 + 5 Slag 0.67a
12.36abc 2.89ab
13.86abcd 20.66cde
14.61bcd 26.46de
31.79e 3.38ab
4.59ab 23.48cde
27.27de 28.82e
31.51e 0.58a
9.78ab 1.57a
11.36abc 17.97bcde
11.95abcd 24.41de
27.29e 2.03a
3.31a 19.50bcde
23.03cde 23.73cde
27.07e 0.55a
8.35ab 1.25a
10.98abc 17.52bcd
11.35abc 22.38cd
26.44d 1.87a
3.07a 18.08bcd
22.09cd 22.48cd
24.70d 4.55a
32.59b 36.51b
3.95a 2.55a
5.99a 7.78a
3.33a 14.15a
11.11a 5.76a
4.24a 5.92a
9.16a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Hasil analisis ragam Tabel Lampiran 15, 16, 17, dan 18 menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan produksi tanaman padi.
Bobot gabah kering panen paling tinggi diperoleh pada perlakuan NPK 1 + 5 slag yaitu 31.79 gpot, berbeda nyata dengan kontrol yang bobotnya hanya 0.67 gpot. Hal
yang sama terlihat pada bobot gabah kering giling dan bobot gabah kering bernas, dimana didapatkan hasil yang paling tinggi pada perlakuan NPK 1 + 5 slag,
masing-masing sebesar 27.29 dan 26.44 gpot.
29
Gambar 6. Pengaruh Terak Baja terhadap Bobot Gabah Kering Giling
Gambar 7. Pengaruh Terak Baja terhadap Bobot Kering Gabah Bernas Persentase gabah hampa paling tinggi terlihat pada perlakuan standar dan
NPK 1 masing-masing 32.59 dan 36.51. Pertumbuhan kedua perlakuan tersebut
0.58 9.78
1.57 11.36
17.97 11.95
24.41 27.29
2.03 3.31
19.50 23.03 23.73
27.07
5 10
15 20
25 30
BOBOT GAB
AH KE
RING GIL
ING gpot
PERLAKUAN
0.55 8.35
1.24 10.98
17.52 11.35
22.38 26.44
1.87 3.07
18.08 22.09 22.48
24.7
5 10
15 20
25 30
BOB O
T KE
RING GABA
H BERNAS
gpot
PERLAKUAN
30
sebenarnya relatif normal, tetapi perbedaannya dengan tanaman yang diberi perlakuan terak baja terlihat sangat nyata pada persentase gabah hampa. Penyakit
bercak coklat yang menyerang padi dengan perlakuan standar dan NPK tanpa slag merupakan penyebab nilai persentase gabah hampa yang tinggi pada kedua
perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwarno dan Goto 1997, bahwa pemberian terak baja dapat meningkatkan persentase gabah isi dan menurunkan
persentase gabah hampa. Pemberian slag sebagai pupuk silikat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap kerebahan, dan daun menjadi lebih tegak. Dengan demikian, proses fotosintesis lebih optimal sehingga persentase gabah hampa menjadi rendah. Yoshida
1981 menyatakan bahwa tanaman yang rebah, daun yang saling menaungi dan tidak beraturan menghasilkan gabah hampa yang tinggi.
Gambar 8. Pengaruh Terak Baja terhadap Persentase Gabah Hampa
4.3.3. Produksi Relatif Tanaman Padi
Tabel 9 menyajikan perbandingan produksi relatif tanaman padi antara perlakuan standar dengan kontrol dan perlakuan lainnya. Produksi tanaman diperoleh
4.55 32.59
36.51
3.95 2.55 5.99
7.78 3.33
14.15 11.11
5.76 4.24
5.92 9.16
5 10
15 20
25 30
35 40
PERSENT A
SE GA
BAH HA
MP A
PERLAKUAN
31
dari bobot gabah kering bernas. Semakin tinggi dosis terak baja yang diberikan, maka produksi relatif semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian slag
sangat efektif menaikkan produksi tanaman padi dibandingkan dengan perlakuan standar. Peningkatan paling signifikan ditunjukkan pada perlakuan NPK 1 + 5 slag,
di mana terjadi peningkatan produksi relatif sebesar 216.62. Naiknya produksi relatif menunjukkan efektivitas pemupukan yang tinggi pada terak baja dibandingkan
dengan perlakuan standar. Produksi relatif pada perlakuan standar lebih tinggi daripada NPK 1 dan NPK
2 karena pengaruh pupuk mikro CuSO
4
dan ZnSO
4
yang diberikan pada perlakuan standar. Hal ini menunjukkan pentingnya pengaruh unsur mikro terhadap
produktivitas tanah gambut.
Tabel 9. Perbandingan Produksi Relatif antara Standar dengan Kontrol dan Semua Perlakuan
Perlakuan Bobot KGB
Produksi Relatif
gpot Kontrol 0.55 6.59
Standar 8.35 100.00 NPK 1
1.25 14.91
NPK 1 + 1 Slag 10.98
131.47 NPK 1 + 2 Slag
17.52 209.85
NPK 1 + 3 Slag 11.35
135.90 NPK 1 + 4 Slag
22.38 268.02
NPK 1 + 5 Slag 26.44
316.62 NPK 2
1.87 22.40
NPK 2 + 1 Slag 3.07
36.77 NPK 2 + 2 Slag
18.08 216.56
NPK 2 + 3 Slag 22.09
264.58 NPK 2 + 4 Slag
22.48 269.16
NPK 2 + 5 Slag 24.70
295.81
32
Gambar 9. Perbandingan Produksi Relatif antara Standar dengan Kontrol dan Semua Perlakuan
4.4.
Pengaruh Terak Baja terhadap Kadar dan Serapan Hara Tanaman 4.4.1.
Kadar Hara N, P, dan K
Hasil analisis ragam kadar hara N, P dan K Tabel Lampiran 19, 20, dan 21 menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh sangat nyata menurunkan
kadar hara pada tanaman untuk unsur N dan K, sedangkan untuk unsur P tidak berpengaruh nyata. Kandungan kadar hara N, P, dan K antara perlakuan terak baja
dengan kontrol dan standar tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, bahkan untuk kadar N dan K cenderung lebih rendah pada perlakuan terak baja. Akan tetapi
meskipun kadar N dan K lebih rendah, pertumbuhan tanaman pada perlakuan terak baja lebih bagus dibanding kontrol. Hal tersebut diduga karena hara pada perlakuan
kontrol terakumulasi di akar dan tidak digunakan untuk pertumbuhan tanaman, dibuktikan dengan produksi pada kontrol yang lebih kecil daripada produksi pada
perlakuan terak baja.
6.59 100
14.91 131.47
209.85 135.90
268.02 316.62
22.40 36.77
216.56 264.58 269.16
295.81
50 100
150 200
250 300
350
PR ODUKSI
RELAT IF
PERLAKUAN
33
Tabel 10. Pengaruh Terak Baja terhadap Kadar Hara N, P, dan K
Perlakuan N P K
………………..………….……………………….. Kontrol 1.53bcd
0.17 3.05abc
Standar 1.45bcd 0.18
2.84abc NPK 1
1.30abc 0.18
3.53c NPK 1 + 1 Slag
1.31abc 0.15
3.48c NPK 1 + 2 Slag
1.28ab 0.19
2.47ab NPK 1 + 3 Slag
1.35abcd 0.20
3.23bc NPK 1 + 4 Slag
1.19ab 0.19
2.28ab NPK 1 + 5 Slag
1.23ab 0.17
2.31ab NPK 2
1.62cd 0.25
3.65c NPK 2 + 1 Slag
1.65d 0.25
3.14bc NPK 2 + 2 Slag
1.30abc 0.20
3.04abc NPK 2 + 3 Slag
1.25ab 0.18
2.74abc NPK 2 + 4 Slag
1.21ab 0.20
2.48ab NPK 2 + 5 Slag
1.10a 0.19
2.09a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
pada taraf α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
4.4.2. Serapan Hara N, P, dan K pada Tanaman
Hasil analisis ragam pengaruh pemberian terak baja terhadap serapan hara tanaman disajikan dalam Tabel Lampiran 22, 23, dan 24. Pemberian terak baja
berpengaruh sangat nyata meningkatkan serapan hara N, P, dan K pada tanaman padi. Tabel 11 menunjukkan bahwa serapan hara N, P, dan K paling tinggi diperoleh pada
perlakuan NPK 2 + 5 slag, masing-masing 543.79, 92.94, dan 1027,93 mgpot, sedangkan serapan hara N, P, dan K terendah terdapat pada kontrol, masing-masing
14.17, 1.61, dan 27.99 mgpot. Serapan hara pada perlakuan standar tidak berbeda nyata dengan perlakuan slag, tetapi hal ini hanya mempengaruhi pertumbuhannya
karena produksi gabah pada perlakuan standar lebih rendah.
34
Tabel 11. Pengaruh Terak Baja terhadap Serapan Hara N, P, dan K
Perlakuan N P K
…………………mgpot………………… Kontrol 14.17a 1.61a 27.99a
Standar 371.06cde 46.23bcde 728.19cd
NPK 1 93.92ab
12.31ab 246.61ab
NPK 1 + 1 Slag 193.21abc
22.62abc 480.90bc
NPK 1 + 2 Slag 293.81bcd
44.59bcde 561.32bc
NPK 1 + 3 Slag 210.71abc
30.42abcd 488.17bc
NPK 1 + 4 Slag 392.72cde
61.24def 731.47cd
NPK 1 + 5 Slag 447.80de
66.52def 739.23cd
NPK 2 99.86ab
14.06ab 228.17ab
NPK 2 + 1 Slag 150.92ab
23.00abc 263.23ab
NPK 2 + 2 Slag 377.02cde
57.34cdef 834.43cd
NPK 2 + 3 Slag 385.13cde
58.91cdef 853.24cd
NPK 2 + 4 Slag 418.35de
67.57ef 863.56cd
NPK 2 + 5 Slag 543.79e
92.94f 1027.93e
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Gambar 10. Pengaruh Terak Baja terhadap Serapan Hara
0.00 200.00
400.00 600.00
800.00 1000.00
1200.00
SERA PAN
HA RA
mgpot
PERLAKUAN
Serapan Hara N
Serapan Hara P
Serapan Hara K
35
Perbedaan yang nyata serapan hara N, P, dan K terlihat antara kontrol dengan perlakuan terak baja. Serapan hara pada tanaman relatif berbanding lurus dengan
tingginya perlakuan terak baja pada tanaman. Terjadi penurunan serapan hara pada perlakuan NPK 1 + 3 slag, dan kondisi ini didukung oleh rendahnya produksi
gabah pada perlakuan tersebut. Perbedaan nyata serapan hara N, P, dan K juga terdapat pada sesama perlakuan terak baja, tetapi hal tersebut lebih dikarenakan
perbedaan dosis terak baja itu sendiri. Serapan hara N, P, dan K yang tinggi pada perlakuan standar berbanding lurus dengan pertumbuhannya yang baik, tetapi
produksi gabah pada perlakuan ini rendah. Berbeda dengan pengaruhnya terhadap kadar hara, pemberian terak baja sangat efektif dalam meningkatkan serapan hara
pada tanaman.
4.4.3. Kadar Ca, Mg, dan Cu pada Tanaman
Hasil analisis ragam Tabel Lampiran 25 dan 26 menunjukkan bahwa pemberian terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar Ca dan Mg pada
tanaman. Kadar Ca dan Mg pada perlakuan terak baja berbeda nyata dengan kontrol dan perlakuan tanpa slag. Makin tinggi dosis terak baja, maka makin tinggi pula
kadar Ca dan Mg yang terkandung dalam tanaman. Pemberian terak baja dapat meningkatkan hara tersedia bagi tanaman.
Keuntungan diperoleh tanaman dari tingginya kadar hara Ca dan Mg, antara lain dihilangkan atau dinetralkannya senyawa-senyawa beracun baik organik maupun
inorganik, penekanan penyakit tanaman, ketersediaan beberapa unsur hara meningkat, dan rangsangan terhadap kegiatan jasad mikro yang sangat
menguntungkan ketersediaan unsur hara Soepardi, 1983.
36
Tabel 12. Pengaruh Terak Baja terhadap Kadar Ca, Mg, dan Cu Tanaman
Perlakuan Ca Mg
Cu ……….............
ppm Kontrol 0.10a 1.47ab 4.00a
Standar 0.37abc 1.16a 8.00bcde NPK 1
0.36ab 1.64ab
4.75ab NPK 1 + 1 Slag
0.55bcdef 3.10cde
5.75abc NPK 1 + 2 Slag
0.77def 4.19def
9.75de NPK 1 + 3 Slag
0.70bcdef 3.80cdef
6.50abcd NPK 1 + 4 Slag
0.80def 4.62f
6.25abcd NPK 1 + 5 Slag
0.89f 4.28ef
8.75cde NPK
2 0.46bcd 1.49ab 10.25e NPK 2 + 1 Slag
0.49bcde 2.63bc
7.50abcde NPK 2 + 2 Slag
0.74cdef 3.51cdef
7.25abcde NPK 2 + 3 Slag
0.73cdef 4.48f
7.25abcde NPK 2 + 4 Slag
0.63bcdef 3.01cd
8.00bcde NPK 2 + 5 Slag
0.84ef 4.23def
10.25e Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Gambar 11. Pengaruh Terak Baja terhadap Kadar Ca dan Mg pada Tanaman
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00
KADA R
HAR A
PERLAKUAN
Kadar Ca
Kadar Mg
37
Gambar 12. Pengaruh Terak Baja terhadap Kadar Cu pada Tanaman Terak baja juga berpengaruh nyata meningkatkan kadar Cu dalam tanaman
Tabel Lampiran 27. Kadar Cu cenderung meningkat sejalan dengan dosis terak baja. Tingginya kadar Cu pada perlakuan standar lebih disebabkan karena pupuk
mikro CuSO
4
yang diberikan. Untuk perlakuan NPK 2 kombinasi slag, unsur hara mikro Cu dalam tanaman lebih banyak disumbangkan oleh pupuk NPK. Hal ini
ditunjukkan pada perlakuan NPK 2 tanpa slag di mana kadar Cu tinggi, yaitu 10.25 ppm. Menurut Soepardi 1983 tembaga Cu merupakan penyusun dari berbagai
enzim, meliputi asam askorbik oksidase, fenolase, laktase, dan lain-lain. Ia juga merupakan bagian dari sitokrom oksidase. Kekurangan tembaga dapat mengganggu
sintesis protein.
4.4.4. Kandungan Logam Berat Beracun pada Gabah
Hasil analisis laboratorium pada Tabel 13 menunjukkan bahwa terak baja tidak berpengaruh terhadap logam berat beracun yang terkandung pada gabah. Logam
berat kadmium Cd, timah Sn, dan merkuri Hg tidak terdeteksi dalam gabah,
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
KADAR HAR
A p
pm
PERLAKUAN
38
sedangkan pada logam berat timbal Pb dan arsen As kadar logam berat beracun yang tinggi justru terdapat pada perlakuan NPK tanpa slag. Kelarutan logam berat
beracun cenderung menurun pada perlakuan slag, bahkan untuk perlakuan dengan dosis tertinggi yaitu 4 dan 5 slag kandungan logam berat arsen tidak terdeteksi. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan pH tanah yang tinggi pada perlakuan tersebut, sehingga kelarutan unsur logam berat arsen menurun. Nilai pH yang tinggi menyebabkan unsur
tersebut lambat tersedia bagi tanaman, terutama bila berada dalam bentuk yang bervalensi tinggi atau bentuk teroksidasikan Soepardi, 1983.
Kandungan logam berat beracun timbal Pb, kadmium Cd, timah Sn, dan merkuri Hg dalam gabah untuk perlakuan terak baja masih dalam ambang batas
normal, sedangkan kandungan logam berat beracun arsen As telah melebihi ambang batas normal Tabel Lampiran 28. Hal ini dapat terjadi karena dalam tanah itu
sendiri sudah terkandung logam berat arsen yang dapat tersedia bagi tanaman.
Tabel 13. Kandungan Logam Berat Beracun pada Gabah
Perlakuan Pb Cd
As Sn
Hg ………………………ppm…………………….
NPK 1 NPK 1 + 1 Slag
NPK 1 + 2 Slag NPK 1 + 3 Slag
NPK 1 + 4 Slag NPK 1 + 5 Slag
NPK 2 NPK 2 + 1 Slag
NPK 2 + 2 Slag NPK 2 + 3 Slag
NPK 2 + 4 Slag NPK 2 + 5 Slag
0.27 0.09
td td
0.18 0.42
0.09 0.27
td td
0.27 td
td td
td td
td td
td td
td td
10.07 td
10.81 15.66
14.92 12.31
15.10 11.56
13.42 8.95
td td
td td
td td
td td
td td
td td
td td
td td
td td
td td
0.00 td
td td
td td
Keterangan: td = tidak terdeteksi
4.5. Efisiensi Penggunaan
Pupuk
Tabel 14 menyajikan pengaruh terak baja terhadap efisiensi pupuk. Pemberian terak baja berpengaruh sangat nyata meningkatkan efisiensi pupuk N, P, dan K Tabel
39
Lampiran 29, 30, dan 31. Nilai efisiensi pupuk N dan P tertinggi terdapat pada perlakuan NPK 1 + 5 slag, masing-masing sebesar 42.83 dan 36.99, dan efisiensi
pupuk K tertinggi terdapat pada perlakuan NPK 1 + 4 slag sebesar 90.07. Perbedaan yang signifikan terlihat jelas antara efisiensi pupuk pada perlakuan standar
dengan terak baja. Semakin tinggi dosis terak baja yang diberikan, maka nilai efisiensi pupuk cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian terak
baja dapat mengurangi penggunaan pupuk konvensional.
Tabel 14. Pengaruh Terak Baja terhadap Efisiensi Pupuk
Perlakuan N P K
…………………..………………… Standar 17.62abc
12.71ab 62.24abc
NPK 1 7.88ab
6.10a 38.69ab
NPK 1 + 1 Slag 17.68abc
11.97ab 73.17bc
NPK 1 + 2 Slag 27.62cde
24.49bc 79.25bc
NPK 1 + 3 Slag 19.41abc
16.41ab 63.30abc
NPK 1 + 4 Slag 37.39de
33.98c 90.07c
NPK 1 + 5 Slag 42.83e
36.99c 85.18c
NPK 2 5.63a
4.72a 23.69a
NPK 2 + 1 Slag 8.99ab
8.11ab 26.17a
NPK 2 + 2 Slag 23.86bcd
21.14abc 84.62c
NPK 2 + 3 Slag 24.39bcd
21.74abc 81.95c
NPK 2 + 4 Slag 26.57cde
25.02bc 78.75bc
NPK 2 + 5 Slag 34.82cde
34.64c 89.68c
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf
α = 5 dengan Uji Wilayah Berganda Duncan DMRT
Efisiensi pupuk adalah sampai sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara
yang diperlukan. Pemberian terak baja sebagai bahan pengapuran merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pengapuran dapat
memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Adanya perbaikan sifat-sifat tersebut akan memperbaiki pertumbuhan tanaman, sehingga pupuk yang diberikan
akan digunakan secara efisien. Sifat kimia yang diperbaiki dengan adanya pengapuran adalah meningkatnya pH tanah, meningkatnya ketersediaan hara esensial,
40
dan menurunnya aktivitas Al, Fe, dan Mn yang bersifat racun bila berlebihan, sehingga perkembangan akar tanaman menjadi optimum Leiwakabessy dan Sutandi,
2004.
Gambar 13. Pengaruh Terak Baja terhadap Efisiensi Pupuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
E FIS
IE NSI
PUP U
K
PERLAKUAN
Efisiensi Pupuk N
Efisiensi Pupuk P
Efisiensi Pupuk K
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan